Minggu, 22 September 2013




Sebutan nekat cocok disematkan untuk mewarnai karakter William Tanuwijaya. Kalau bukan karena nekat, bisa jadi kita tidak akan pernah mengenal TOKOPEDIA. Toserba versi online ini menempati peringkat ke 54 situs yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Ini tentu menjadi tantangan baginya untuk terus mengembangkan diri.

Sebelumnya, William tidak pernah berpikir untuk menjadi entrepreneur. Namun, hubungan kental dengan dunia maya mengantarkan dirinya pada ide membuat e-commerce marketplace. Berdua dengan kawannya, Leotinus Alpha Edison, mereka pun sepakat untuk berbisnis e-commerce marketplace seperti yang dilakukan eBay di Amerika Serikat, Alibaba di Cina, dan Rakuten di Jepang.

Ternyata bukan perkara mudah meraih kepercayaan konsumen. Saat memulai usahanya di tahun 2007, bisnis online memang belum sepopuler sekarang. Konsumen masih terbayang isu keamanan sebelum melakukan transaksi belanja online. Untuk produsen sendiri, belum banyak yang percaya bahwa Tokopedia mampu memasarkan produk mereka dengan lebih efektif dibanding iklan baris, yang saat itu memang masih zamannya.

Selain itu, investor pun masih enggan menanamkan modal karena tidak ada referensi kesuksesan pemain lokal di bisnis ini. Butuh waktu dua tahun sebelum akhirnya William menemukan investor yang berani mengambil resiko membiayai ide mereka. Setelah berhasil mendapatkan investor, William pun langsung keluar dari pekerjaan lamanya, dan serius membangun Tokopedia.

Layaknya bayi yang sedang belajar merangkak, William dan rekannya pun sempat terseok-seok ketika menjalankan bisnis ini. Di bulan pertama berdiri, nilai transaksi yang diperoleh hanya mencapai Rp 32 juta. Produk yang laris masih didominasi fashion dan clothing. Padahal saat itu, Tokopedia juga telah menjual produk gadget-gadget terbaru.

Namun, bukan entrepreneur sejati namanya kalau cepat menyerah. Dengan mengandalkan pelayanan terbaik, Tokopedia perlahan merambati hati konsumen. Di tahun 2012 bahkan total transaksi melonjak sampai 686 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Menjadi lebih besar bukan berarti tantangan yang dihadapi semakin mudah. Persaingan bisnis e-commerce marketplace  dapat dikatakan cukup keras.  Pesaing berat dalam bisnis ini antara lain Plaza.com, yang merupakan rekanan eBay, Rakuten, dan Multiply yang akhirnya tutup lapak. Kompetisi bisnis ini berlangsung sangat ketat. Apalagi, internet sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

Kini toko online yang namanya terinspirasi dari ensiklopedia maya ini mampu meraup miliaran rupiah setiap bulannya. Berbeda dengan waktu awal berdiri, Tokopedia kini telah menjadi incaran para investor asing. Ada tiga investor yang menanam modal di Tokopedia, yaitu East Venture, Netprice, dan Cyberagent Venture. Dari ketiga investor inilah, wawasan William mengenai bisnis e-commerce makin terbuka lebar. Hingga kini, William mengaku sangat siap jika harus bersaing dengan marketplace asing seperti eBay dan Alibaba.


amura courier
: layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867  

   

0 komentar:

Posting Komentar