Kacamata kini memiliki multifunsi sebagai salah satu penunjang penampilan seorang sehari-hari. Seperti halnya pakaian, model kacamata juga semakin trendi dan unik mengikuti perkembangan zaman. Kreasi unik kacamata lahir dari tangan Vicky Mono yang berkolaborasi dengan seniman senior Butet Kertaradjasa. Mereka meluncurkan merek kacamata bernama Tangan Eskalasi Maha Karsa atau Tesmak. Awalnya, Vicky dan Butet menjadikan kacamata sebagai aksesori favorit. Kemudian, keduanya memutuskan memproduksi kacamata dari bahan dasar kayu.
Kacamata keluaran Tesmak memang terbilang unik dibandingkan yang biasa dijumpai di pasaran. Ide menggunakan bahan dasar kayu diceritakan Vicky berawal dari banyaknya limbah kayu yang tak terpakai setelah diolah menjadi material. Limbah tidak berharga ini kemudian disulap menjadi kacamata bernilai jual tinggi. Pola serat kayu yang berbeda-beda membuat kesan alami makin cocok bagi para pecinta harmoni alam. Material kayu menurut Vicky jauh lebih mudah didaur ulang. Kalaupun tidak terpakai, juga lebih mudah mengurai sehingga sejalan dengan kelestarian lingkungan. Jenis kayu yang dipakai pun bermacam-macam, di antaranya adalah eboni, sawo, jati, dan Indian Rosewood.
Proses pengerjaan kacamata ini juga dilakukan murni dengan menggunakan tangan dan kayu sebagai bahan utama. Konstruksi kacamata kayu milik Tesmak ini dibuat dengan lensa ultraviolet, serta memakai engsel berpegas. Namun, karena kayu yang digunakan bukan dari menebang pohon, Vicky mengatakan, terkadang ada kesulitan dalam pengadaan pembahanan. Apalagi limbah tidak bisa langsung dicetak menjadi kacamata. Dari 100 persen limbah yang didapat, yang terpakai hanya sekitar 30 persennya. Menyikapi kesulitan ini, Vicky dan timnya coba memutar otak mencari solusi terbaik. Akhirnya, kacamata Tesmak pun ada yang dikombinasikan dengan material besi. Besi yang digunakan juga didapat dari limbah-limbah seperti pelat nomor bekas yang sudah tak terpakai. Proses pembuatannya pun tak cukup sehari dua hari.
Vicky menceritakan, satu kacamata bisa memakan waktu produksi selama tujuh hari. Karena itu, dalam satu bulan kapasitas produksi kacamata dibatasi 50 buah. Mengenai proses pembuatan kacamata ini Vicky dibantu oleh orang-orang yang mumpuni di bidangnya dan ini adalah murni menggunakan tangan alias handmade. Tesmak memiliki desain yang bisa langsung dipilih peminatnya. Untuk saat ini, Tesmak belum membuka desain sesuai keinginan pembeli karena dikhawatirkan memakan waktu terlalu lama. Sejauh ini, Vicky menyebutkan, ada 30 model kacamata berorientasi gaya Asia yang sudah didesain bersama Butet. Model kacamata Tesmak antara lain kacamata aviator, kacamata bulat, kacamata kotak, dan kacamata model mata kucing.
Jika diperhatikan dengan jelas, semua kacamata Tesmak memiliki warna yang berbeda. Ini menunjukkan setiap produknya berwarna kayu asli dan tidak mengalami proses pengecatan ataupun pewarnaan lain. Kacamata Tesmak dijual dari kisaran harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta. Tidak berbeda dengan kacamata kebanyakan lainnya, perawatan kacamata besutan Tesmak juga sama. Kelebihannya, kekuatan kayu jauh lebih tahan lama, bahkan kalau patah lebih mudah disambung kembali.
Dalam hal peluncuran produk baru, Tesmak tidak langsung meluncurkan ke pasar untuk setiap produknya, tetapi Tesmak melakukan riset terlebih dahulu untuk setiap produknya baik dari segi kenyamanan dan keamanan. Tesmak secara resmi diluncurkan pada 2014 lalu. Lewat program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bandung, Jawa Barat. Produk-produk Tesmak sudah dipasarkan melalui toko Little Bandung di luar negeri. Di antaranya Prancis dan Malaysia yang telah resmi membuka gerai toko kerajinan khas Bandung itu.
Menengok Instagram Tesmak dapat dilihat kacamata ini acapkali dipakai para selebritas Indonesia. Disukai para artis tentu menjadi modal besar Tesmak menjaring pembeli. Biasanya sejumlah brand mempromosikan produknya dengan mendapuk atau membayar public figure atau biasa di kalangan Instagram disebut endorsement. Nadine Chandrawinata, Ganindra Bimo, Maliq & D'esential, duo Dimas Danang dan Imam Darto, hingga Walikota Bandung Ridwan Kamil menjadi sebagian pengguna produk Tesmak. Bahkan, pria yang biasa disapa Kang Emil ini juga turut mempromosikan hasil karya masyarakat Bandung ini pada acara Konferensi Asia Afrika ke-60 yang diselenggarakan di Kota Kembang, beberapa waktu lalu.
Kualitas bagus yang terus dijaga Tesmak menjadi faktor utama produknya disukai sesama kalangan termasuk selebritas. Keputusan membatasi produksi 50 buah setiap harinya menjadi upaya untuk tetap menjaga kualitas kacamata kayu unik ini. Tidak hanya menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi dirinya. Bisnis kacamata yang dirintis oleh Vicky ini juga sukses membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Bandung, terutama para anak muda yang memang terkenal kreatif. Dalam memasarkan produk kacamata Tesmak, Vicky lebih mengandalkan penjualan online melalui BlackBerry Messenger (BBM), Instagram, dan media sosial lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar