
Sejak 2010, Ryan Febryan Ardiansyah sudah memilih menekuni bisnis kuliner. Yang ia pilih adalah jenis jajanan yang populer di Bandung, yakni cilok. Ryan yang juga dikenal sebagai penyiar radio Dahlia Bandung ini awalnya memulai dengan hanya menitipkan cilok buatannya ke beberapa rumah makan Sunda. Ternyata, permintaan terus berdatangan. Hingga akhirnya di bulan September 2013 lalu Ryan pun berani membuka gerai cilok pertamanya dengan nama Cilok Tutut Ambu. Ia pun berpromosi melalui Twitter dengan akun @CilokTututAmbu.
Ambu
artinya ibu, karena ciloknya diolah dari rumah, hasil racikan resep Ibunya. Ia
sengaja membuka gerai Cilok Tutut Ambu dekat dengan tempat kerjanya, agar lebih
mudah mengontrolnya. Selain itu, cilok-nya memang sudah punya langganan tetap
di daerah itu. Jadi, kalau mau mencarinya bisa langsung datang ke gerai di
Jalan Burangrang, persis di depan Stasiun Radio Dahlia. Pembeli bisa menikmati
cilok plus tutut kuah rendang di tempat itu.
Yang
berbeda dengan cilok Ryan adalah selain rasa, tentu saja dari ciloknya yang
lebih lembut dan bumbu kacangnya yang lebih gurih. Penyajiannya pun cukup unik,
karena ia menyajikannya di atas wajan kecil, ditemani semangkuk tutut kuah
rendang, yang membuat rasanya jadi lebih mantap.
Menurut
Ryan, jajanan cilok bisa naik kelas sangat tergantung dari penjualannya. Yang
menjual cilok tentu banyak, tapi mungkin penyajian dan tempatnya saja yang
berbeda. Kalau dikemas dan disajikan dengan menarik, tentu banyak yang mau
datang untuk membeli.
Pilihan
tutut untuk menemani cilok, dianggap Ryan sangat pas, selain juga unik. Tutut
dan cilok merupakan jajanan tradisional atau makanan kampung khas orang Sunda,
tapi sebenarnya punya peminat yang banyak. Kalau saja bisa dinikmati di tempat
yang nyaman dan bersih, pasti semua orang makin doyan menyantapnya. Apalagi
tututnya berkuah rendang yang bila dimakan bersama cilok, rasanya cukup enak
juga.
Soal
potensi bisnis, tentu saja Ryan meyakini bisnis yang ia geluti akan makin
berkembang. Modalnya dulu saat mengawali usaha ini hanya Rp 200 ribu. Tapi
sekarang ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 4 juta per bulan. Keuntungan
usaha itu pun terus ia putar hingga bisa membuka gerai dengan modal sekitar Rp
5 juta sampai Rp 7 juta. Dan sampai sekarang, omzetnya masih terus bertambah.
Ketika
produksi ciloknya makin meningkat, Ryan pun masih menyuplai cilok ke tiga
restoran besar di Bandung. Produksi tentu saja jadi lebih banyak apalagi
pesanan di restoran masih ia layani. Ryan berharap ke depannya ia bisa selalu
berinovasi dalam mengemas cilok.
Butuh bahan baku ikan tetelan ikan tuna,hub.0812 1251 0036.terima kasih
BalasHapus