Minggu, 12 Oktober 2014




Masih ingat Norman Camaru ? eks anggota Brimob Mapolda Gorontalo yang mendadak populer lewat aksinya menyanyikan lagu Caiya-Caiya milik Shah Rukh Khan secara lipsync yang diunggah di situs youtube ini sempat mengasah kemampuan sebagai penyanyi dan bintang film. Namun sayangnya karier Norman di dunia entertainment nampaknya kurang beruntung. Kini untuk menyambung hidupnya, ia pun berbisnis warung bubur bersama sang istri, Daisy Paindong.

Kini hari-hari Norman memang disibukkan dengan kegiatannya berjualan bubur. Setiap pagi ia berbelanja bahan aneka sayuran dan makanan mentah lainnya di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Semua belanjaannya itu lalu  disimpan di dalam kulkas berukuran sedang yang ada di warungnya, yang terletak di Tower Herbras, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Selain berbelanja bahan, di warungnya itu Norman juga turun tangan mencuci perkakas dapur yang kotor. Sementara sang istri, kebagian tugas untuk menyiapkan menu bubur Manado yang dipesan pelanggan warungnya.


Menurut Norman, usaha warung bubur yang dinamakan J & J Cafe ini baru dibukanya pada bulan Juni 2014. Ia mengaku harus membayar Rp 60 juta per tahun ke pengelola apartemen sebagai biaya sewa warungnya. Tak berbeda dengan warung makan umumnya di lingkungan apartemen itu, semua sisi ruang yang tidak terlalu luas dimanfaatkan untuk meletakkan perabot warung. Ada etalase untuk memajang makanan dan minuman instan, lemari es, dispenser, rak piring, wastafel, sampai kaleng kerupuk. Sementara 5 meja makan lipat dan 8 kursi ditaruh di teras luar warung.

Di warung yang ia buka 24 jam itu, Norman menyajikan makanan khas Manado sebagai menu favorit seperti bubur Manado, ayam woku-woku, dan cakalang suwir. Selain itu untuk melengkapi warungnya ia juga menjual mi instan, minuman kemasan, dan roti bakar. Norman sengaja membuka warungnya 24 jam karena penghasilannya memang lebih bagus dibanding kalau buka-tutup. Toh, ia dan istrinya juga tinggal tidak jauh dari lokasi warungnya, masih di lokasi yang sama, hanya beda tower saja.

Ide untuk membuka warung makan ini muncul setelah Norman dan sang istri batal membuka butik. Apalagi ia dan istrinya juga sama-sama suka masak. Norman mengaku ia harus menghabiskan sekitar Rp 30 juta sebagai modal awal membuka warungnya. Kini setelah dibuka, Norman mengakui penghasilan dari warungnya ini cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Yang lucu, meski bubur Manado hanyalah salah satu menu dagangan di warungnya, namun entah kenapa sebutan Norman sebagai tukang bubur sudah melekat padanya. Akan hal itu, Norman pun menanggapinya dengan santai saja. Baginya, ia tidak perlu malu berjualan bubur, sepanjang usaha yang dilakukannya ini halal. Norman pun percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan.

Namun Norman menambahkan, berdagang bubur adalah kegiatan sampingannya. Istrinya sendiri sampai saat ini masih bekerja kantoran di sebuah perusahaan swasta di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Sedangkan Norman sendiri belum sepenuhnya meninggalkan panggung hiburan. Ia masih eksis bernyanyi secara off air. Seminggu sekali ia juga masih kerap ke Bandung untuk mengurus band lokal yang sering manggung di kota kembang itu. Bila tidak ada kegiatan lain, barulah ia menyibukkan diri dengan berdagang bubur. Norman merasakan pekerjaannya sekarang membuat dirinya merasa lebih bebas mengatur waktu.

1 komentar: