Senin, 20 Januari 2014




Terlahir sebagai anak dari pasangan dai kondang, KH Abdullah Gymnastiar dan Hj Mutmainah, Ghaida Tsurayya memilih jalan yang berbeda dalam berdakwah. Ia tak tergerak mengikuti jejak orang tuanya sebagai penceramah. Ghaida merasa lebih nyaman menyeru umat melalui busana Muslimah rancangannya. Bagi perempuan kelahiran 5 September 1988 ini, apa saja bisa dijadikan jalan dakwah asal diniatkan dengan serius.

Ghaida berpendapat, tiap jalan dakwah memiliki sasarannya masing-masing. Desainer seperti dirinya, misalnya, berdakwah untuk menggugah orang-orang yang menyukai fashion. Alumnus Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung angkatan 2010 ini berharap makin banyak Muslimah yang mau mengenakan kerudung. Dengan memperkenalkan aneka model busana muslimah, ia ingin menunjukkan bahwa Muslimah juga tetap bisa berekspresi tanpa melanggar syariat agama.





Ghaida sudah sejak tahun 2010 berkarya di dunia fashion sebagai desainer pakaian Muslimah dengan label GDa’S. Dia merintis usahanya sejak masih duduk di bangku kuliah. Keahlian merancang pakaian dia dapatkan secara autodidak. Sejak kecil ia memang suka menggambar. Awalnya, Ghaida mendesain pakaian hanya untuk dirinya sendiri. Ternyata, hasil rancangannya disukai teman-temannya. Mereka pun memasan pakaian kepadanya dan mulailah  dari situ dia menjalankan bisnis fashion.

Sebelum membuka outlet, Ghaida menjual hasil rancangannya secara online. Kreasinya mendapat respons yang cukup baik dari dalam negeri dan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Kini, penggemar rancangan Ghaida dapat memperoleh GDa’S melalui outlet-nya di Bandung, Jawa Barat.





Busana Muslimah kreasi Ghaida pun sudah bisa ditemui di beberapa butik di Jakarta. Dalam berkarya, Ghaida lebih banyak memakai bahan katun dan kaos yang nyaman untuk dikenakan. Dia juga mengedepankan warna-warna ceria yang menonjolkan kesan feminim. Dalam memproduksi GDa’S, saat ini ia dibantu tujuh pekerja.

Meski ayahnya tersohor, Ghaida tumbuh sebagai individu yang mandiri. Ghaida yang juga salah seorang pendiri Hijabers Community ini tidak mendompleng ketenaran Aa’ Gym-demikian ayahnya biasa disapa- dalam memasarkan produknya. Namun, dia tidak menampik, masyarakat kerap menyandingkan produknya dengan nama Aa’ Gym. Namun ia menganggap, hal itu sebagai bonus saja.





Aa’ Gym dan Teh Ninih, tidak pernah melarang Ghaida berdakwah lewat jalur fashion. Mereka sepakat, selama niat Ghaida memang untuk mengajak orang melakukan kebaikan, aktivitas tersebut patut didukung. Dunia dakwah yang digeluti Ghaida memang berbeda dengan dunia ayahnya. Menurutnya, dunia fashion cenderung glamour dan konsumtif. Tak heran jika Ghaida sering diingatkan orang tuanya agar menjalankannya dengan seimbang.

Ghaida pun berhati-hati dalam mengeluarkan rancangannya. Apalagi, ada yang berpendapat gaya berbusana ini kurang syar’i. Dia merasa beruntung ketika ada yang memberikan masukan positif. Dengan begitu, ia bisa belajar untuk terus memperbaiki karya.





Dengan pencapaiannya saat ini, Ghaida juga tak cepat berpuas diri. Masih ada mimpi-mimpi yang hendak diwujudkannya. Istri dari Harfinadi Irham ini ingin merek GDa’S bisa go international. Dia juga ingin mengeksplorasi kebudayaan tradisional ke dalam rancangannya. Salah satunya, ia ingin membuat batik, dengan motif hasil karyanya sendiri.

Selain itu, Ghaida ingin menciptakan beberapa line busana di luar GDa’S, tentunya dengan motif yang sangat kental budaya Indonesia. Menurutnya, bisnis fashion Muslimah akan terus berkembang. Dalam menciptakan karyanya, Ghaida terinspirasi dari banyak hal, baik yang ditemuinya di internet, majalah, ataupun pakaian seseorang yang dilihatnya di jalan.















Jl. Gegerkalong Girang no 30-D RT-01 RW-06 Bandung 40154 West Java, Indonesia.
(Near to Muslimah Center Pondok Pesantren Daarut Tauhiid)
contact number : 0813.8647.6368
pin : 21A2D348
open hours : 09.00 am - 06.00 pm (close hours : 12.00 am - 01.00 pm)

0 komentar:

Posting Komentar