Selasa, 27 Mei 2014




Awalnya Diana bekerja di bidang IT, namun karena pada dasarnya ia menyukai hal-hal yang berbau kreatif seperti membuat clay atau menciptakan makanan, ia pun akhirnya menceburkan dirinya di bisnis bento. Sebelumnya ia hanya suka membagi resep makanan yang dibuatnya lewat blog hingga ramai dibaca orang. Ia pun senang manakala setiap kali resep yang dibagikannya bisa menginspirasi orang lain untuk mencoba memasak. Menurut Diana, keahliannya ini diturunkan dari sang Bunda, yang padahal sempat tidak pernah mengizinkanya turun ke dapur.

Resep pertama yang dibagikannya adalah Character Pao atau CharPao dan Character Bento alias Charaben, serta masih banyak lagi yang lainnya. Proses membagi resep ini adalah salah satu yang membuat Diana bahagia. Pasalnya, ia bisa mendapat banyak sekali respons positif dari pembaca. Bahkan, hingga bisa menginspirasi banyak orang dari resep-resep yang ia bagikan. Misalnya, ada pembaca yang pernah mengirimkannya SMS, mengatakan bahwa ia bisa membuat bisnis sendiri untuk meneruskan kuliahnya, setelah mencoba resep-resep yang dibagikan Diana di blog. Dalam hal ini, Diana selalu ingat pesan sang Bunda agar menjadi manusia yang tak pelit ilmu. Ia percaya, ilmu yang ia bagikan kepada orang lain akan menjadi berkah.
  




Menurut Diana, membuat bento ini sebenarnya berawal dari iseng-iseng karena ia bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Berbisnis bento dengan nama Cooking Mommy, ia mengerjakan semua pesanan seorang diri. Tentu saja ia sering menemui kendala. Misalnya, saat harus menciptakan karakter yang belum ada cetakannya, misalnya tokoh Spiderman. Untuk itu, ia pun harus membuatnya sendiri dengan menggunakan plastic wrap. Walau agak rumit, tapi bagi Diana proses itu tetap menyenangkan. Baginya, mengerjakan pesanan dengan karakter yang berbeda selalu membuatnya tertantang.

Diana menambahkan, membuat bento itu berbeda dengan membuat masakan biasa, karena bahan-bahan yang digunakan harus selalu segar. Itulah yang membuat harganya menjadi mahal, karena ia tidak bisa menyimpan stok bahan karena harus langsung digunakan selagi segar. Meski sebagian besar menggunakan bahan-bahan impor, namun Diana masih selalu memodifikasi resep dengan menggunakan bahan-bahan lokal dalam setiap karya bento-nya. Misalnya, saat tidak bisa memakai nasi Jepang karena harganya mahal, maka ia menggunakan campuran beras biasa dan beras ketan dengan perbandingan satu banding sepuluh. Sementara untuk bahan sayuran, ia selalu memilih yang organik karena bento banyak dikonsumsi anak-anak yang pencernaannya belum kuat.




Saat membuat bento, Diana pun terbiasa menggunakan sarung tangan. Karena kalau memakai tangan langsung, walaupun sudah dicuci masih suka mengandung keringat, sehingga akan menyebabkan bento rentan basi.

Diana mengaku, suatu hari ia pernah mendapatkan tawaran dari seorang selebritis yang sejak lama menjadi langganannya, untuk mengajak kerja sama atau meminta izin untuk membuka toko yang menjual produknya. Tapi Diana menyadari, saat ini usahanya masih terkendala sumber daya manusia, karena dalam membuat bento sangat dibutuhkan kreativitas. Maka tidak sembarang orang bisa membuatnya. Menurut Diana, yang usahanya telah berhasil mendatangkan omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan ini, saat membuat bento memang harus dari hati. Sementara saat ini sering sekali orang bekerja jarang yang memakai hati.





Contact :

email at din2902@yahoo.com
or call  at +62-856-160-4400




0 komentar:

Posting Komentar