Pesona bisnis
angkringan yang tengah menjamur di Yogyakarta, telah memikat pasangan
suami-istri Benyamin dan Susi untuk menekuni bisnis serupa. Benny, sapaan
Benyamin, sebelumnya adalah pebisnis network
marketing dan properti. Kemudian, ia mengajak istrinya yang pandai memasak
untuk membuka warung angkringan. Susi sendiri sebelumnya juga sudah memiliki
pengalaman mengelola rumah makan milik saudaranya di kawasan Papringan,
Yogyakarta. Akhirnya, Benny berpikir, daripada mereka berdua bisnis
sendiri-sendiri, lebih baik bila digabung. Jadi bisnis angkringan ini adalah gabungan antara bisnis makanan-minuman
dan properti.
Bukan
sembarang warung angkringan yang didirikan Benny, melainkan warung angkringan
modern ala kafe. Menurut Benny, bisnis ini bukan semata-mata soal uang. Tapi
bagaimana supaya warung ini bisa menjadi tempat untuk berkumpul pelanggan dari
berbagai profesi. Benny lantas memakai brand
Kring Krong untuk warung angkringannya yang berada di kawasan Jalan Damai,
Banteng, Ngaglik, Sleman ini. Di lahan seluas 800 m2, selain warung angkringan,
Benny juga mengajak 11 temannya membuka konter makanan dan minuman khas dari
berbagai daerah. Kring Krong sendiri merupakan kependekan dari bahasa Jawa
angkring nggo nongkrong.
Benny ingin
Kring Krong bisa menjadi alternatif tempat nongkrong dan destinasi wisata
kuliner di wilayah utara Yogyakarta. Selain itu, Kring Krong juga ia harapkan
bisa mengangkat imej warung angkringan gerobak di pinggir jalan, apalagi untuk
pengunjung yang memakai mobil mewah. Maka, bila dihadirkan dengan konsep yang seperti
ini, tentu jadi lebih nyaman. Pendek kata, Kring Krong adalah warung angkringan
yang modern. Seperti menu utama warung angkringan pada umumnya, di Kring Krong,
Benny dan Susi juga menyajikan sego
atau nasi kucing yang telah ia ganti namanya menjadi Sego Kring Krong.
Sebungkus nasi dibanderol Rp 2000. Semua menu yang ada di Kring Krong dimasak
sendiri oleh Susi dengan dibantu karyawan. Jadi, kualitas rasanya lebih terjaga,
selain juga bersih dan sehat. Sengaja Benny dan Susi tidak menerima titipan
dari supplier, kecuali camilan
kering. Semua lauk beragam seperti di angkringan umumnya. Ada aneka sate,
gorengan, mi, dan tahu tempe bacem. Untuk minumannya juga dimasak sendiri.
Bahkan diberi nama yang unik, misalnya BPJS alias Badan Penyedia Jahe Susu.
Kring Krong
tak sekedar menyediakan tempat dan lokasi yang nyaman untuk menyantap nasi
kucing, tapi juga memberikan fasilitas plus lainnya. Ada fasilitas mainan
seperti perosotan untuk anak-anak agar si pembeli bisa sekalian momong anak.
Juga ada layar lebar yang bila malam hari bisa untuk nobar alias nonton bersama
pertunjukan bola atau entertaintment
dari stasiun televisi. Juga fasilitas wifi plus full musik. Kring Krong buka setiap Senin-Sabtu pukul 11.00 pagi
hingga 23.00 malam. Hari Minggu buka pukul 15.00 sore hingga 23.00 malam.
Kebanyakan pelanggan datang sore hingga malam. Pelanggannya kebanyakan adalah
mahasiswa, juga ada keluarga yang membawa anak-anak, serta kaum eksekutif. Benny
mengakui sebagian penghasilan dari warung angkringan ini juga digunakan untuk
mengembangkan usahanya di bidang properti.
0 komentar:
Posting Komentar