Senang mengenakan kaftan yang bisa digunakan untuk segala aktivitas membuat artis Ririn Dwi Arianty tertarik menjadikannya bisnis sejak Ramadhan 2014 silam. Bersama seorang temannya, Ririn berpartisipasi memproduksi kaftan-kaftan cantik dari bahan brokat dan sutra dilengkapi payet serta kristal sebagai pemanis. Selama setahun berjualan, ia merasa bisnisnya semakin mudah dikelola. Apalagi peminat kaftan kian banyak. Yang sulit awalnya adalah mengejar target produksi dan segmen konsumen yang pas. Ia juga terus menyesuaikan dengan selera pasar dari segi model dan harga yang pas agar pelanggan tertarik.
Soal bahan
menjadi kualitas yang dijagokan istri dari Aldi Bragi ini untuk kaftan berlabel
Savanna Indonesia tersebut. Nama itu memiliki arti anak perempuan, jadi ia
seperti melahirkan anak perempuan dengan bisnisnya ini. Sementara makna lainnya
adalah, supaya bisnisnya ini nanti bisa meluas seperti padang pasir Savanna.
Ririn memang terjun langsung memilih bahan dasar dan mendesain pola kaftan
sendiri demi hasil yang maksimal. Dan untuk menjual pakaian yang berasal dari
Timur Tengah itu, selain memasarkannya di Rumah Ayu, butik khusus busana
muslim, Ririn juga menjual secara online
di akun Instagram.
Pada Ramadhan 2015, Ririn pun mengeluarkan koleksi kaftan teranyar. Kali ini ia mengandalkan motif tenun. Beda dengan koleksi sebelumnya yang batik khas Yogyakarta berbahan sutra. Menurut pemain sinetron Gerobak Cinta Wakwaw ini, jika mengenakan model yang tepat, kaftan dapat membuat siluet tubuh pemakainya terlihat semakin langsing dan cantik. Ririn pun menyediakan koleksi yang fleksibel untuk dikenakan semua ukuran tubuh. Bisa untuk yang langsing, juga untuk para ibu. Ukurannya dibuat all size, untuk mereka yang tubuhnya size S hingga XL. Di bagian dalam kaftan tersebut terdapat tali untuk disesuaikan. Bila yang berhijab, ia menyediakan juga manset dalam 1 set kaftan.
Ririn mematok
harga mulai Rp 750.000 per kaftan. Sejauh ini ia mengaku senang dengan animo
dari pelanggannya. Penjualannya memang bagus, dan produknya selalu sold out. Ia menjualnya memang terbatas,
setiap model hanya ada satu motifnya. Jadi tidak akan ada yang menyamai. Untuk
produksi, Ririn mengandalkan kerja sama dengan pihak konveksi yang menjahit
kaftan-kaftan premium tersebut. Karena penjahitnya belum banyak, jadi jarak
produksi satu ke berikutnya lumayan lama. Tapi ini yang akhirnya membuat
kaftan-kaftanya menjadi limited edition.
0 komentar:
Posting Komentar