Jumat, 26 Februari 2016



Menyadari beras tak bisa lepas dari kebutuhan sehari-hari masyarakat, membuat Harrydanto memutuskan untuk berbisnis beras organik, yang ia beri nama Hariku, mengambil dari namanya sendiri. Meski baru 2014 silam menjual beras Hariku, sebetulnya perjalanan bisnis Harry dimulai sejak 2009. Saat itu, ia memulainya dengan mencari lahan, tempat penggilingan, dan mencari bibit-bibit dari varietas yang bisa ditanam secara organik. Ia sengaja menanam beras organik karena ingin membagikan kebiasaan hidup sehat pada masyarakat. Harry sendiri mengaku pernah melihat bagaimana beras nonorganik diproses dengan bahan kimia dan aditif supaya putih, wangi, dan licin. Menurutnya, ini tidak baik untuk kesehatan dalam jangka panjang.

Selama ini, bayangan masyarakat awam adalah beras organik itu mahal. Padahal sebetulnya menurut Harry tidak perlu mahal. Maka ia ingin bisa menghadirkan beras organik yang harganya tidak terlalu jauh dari beras biasa. Kala itu, Harry memulai usahanya dengan memanfaatkan lahan sawah di beberapa kota, seperti Lampung dan Bekasi. Namun, akhirnya sekarang ia memutuskan lahannya hanya di Jawa Tengah saja. Agar lebih mudah mengawasinya dan dari segi persyaratan yang diwajibkan SNI, tanah di sana juga lebih mudah diolah untuk menjadi lahan organik sebelum ditanami padi.


Akhir 2013, sertifikat organik resmi keluar dan Hariku sudah boleh dipasarkan. Setelah merek Hariku didaftarkan ke HAKI pada awal 2014, pertengahan April 2014 Hariku mulai beredar di pasaran. Jenis beras yang ditanam dan diedarkan Harry ke pasaran antara lain beras merah, beras pandan, beras hitam, dan beras cokelat dari beras pandan. Ada pula Sintanur yang dipasarkan secara terbatas di Jawa Tengah dan Mentik Susu yang mulai dipasarkan tahun 2015. Hingga saat ini Hariku menyediakan dua ukuran beras organik, yaitu 2 kg dan 5 kg, dan memiliki dua kemasan, yaitu divakum dan tidak. Untuk ukuran 2 kg, semua beras jenis vakum dijual oleh toko atau kios ritel dengan harga sekitar Rp 47.000, sedangkan non vakum Rp 45.000.


Khusus beras hitam hanya dijual dalam kemasan vakum dengan harga Rp 75 ribu per 2 kg. Sementara, untuk ukuran 5 kg dipasarkan Harry ke supermarket, jenisnya antara lain beras pandan, merah, atau Mentik Susu dengan harga Rp 110-120 ribu, dan beras hitam seharga Rp 195 ribu. Hingga kini, Hariku memiliki 4 distributor besar termasuk yang berada di Pulau Bangka, lebih dari 10 reseller, 17 rekanan dari supermarket dan minimarket, serta sekitar 400 outlet di Jabodetabek berupa toko beras, toko buah, termasuk yang ada di pasar-pasar modern. Kini, Harry tengah mengurus izin agar berasnya bisa diekspor ke negara tetangga. Setiap bulan, total penjualan mencapai 8-10 ton, bahkan saat Ramadhan penjualannya bisa meningkat cukup pesat. Selain dari lahan sendiri, Harry juga bekerjasama dengan Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOLI), dan mengajak para petani lain di sekitar lahannya untuk menjadi petani organik. Harry bercita-cita, suatu saat nanti beras organik bisa dikonsumsi oleh lebih banyak orang dan harganya bisa murah seperti beras biasa.  

0 komentar:

Posting Komentar