Rabu, 27 Juli 2016



Tak hanya memiliki potensi wisata alam yang mempesona, Kebumen ternyata juga memiliki batik yang indah. Bila tertarik, anda bisa mengunjungi Kampung Batik Kebumen, salah satu sentra pengrajin batik yang ada di desa Gemeksekti, tepatnya di dusun Tanuraksan. Dusun ini letaknya tak jauh dari pusat kota Kebumen. Dijamin, anda akan menemukan motif batik khas kota yang berada di bagian Selatan provinsi Jawa Tengah ini.

SEKAR JAGAD


Salah satu pengrajin yang cukup dikenal masih memproduksi batik tulis berkualitas adalah produksi batik Sekar Jagad milik Hikmah. Perempuan kelahiran 20 Februari 1972 ini mulai memproduksi batik tulis sejak tahun 2007. Kini ragam koleksi batik Sekar Jagad berserta batik lainnya bisa dilihat di galeri yang sekaligus sebagai tempat proses produksi di Jalan Karang Sambung, Kebumen. Hikmah bercerita, sebenarnya ia sudah tidak asing dengan kain batik, karena nenek dan ibunya memang menekuni usaha batik. Namun awalnya, Hikmah melihat sepertinya menjalani usaha batik itu sangat sulit. Terlebih, ketika orangtuanya menjalani bisnis batik itu, menggabungkan workshop dan tempat jual dalam satu rumah, sehingga membuat rumah selalu kotor dan berantakan. Oleh karena itu, ia bersama 6 saudaranya, sama sekali tidak pernah berpikir akan menekuni usaha itu kelak.

Namun, kenyataannya, beberapa teman Hikmah selalu menghubungi dan memintanya mencarikan kain batik. Hikmah berpikir, dari permintaan itu ia bisa memperoleh upah yang lumayan untuk uang tambahan kebutuhan hidupnya. Ternyata, permintaan pun terus bertambah. Sampai akhirnya, kain batik cap produksi ibunya yang terus ia ambil, lama-lama sudah tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang datang. Apalagi banyak pula masukan agar Hikmah juga menyediakan batik tulis. Ditambah saat itu ada kebijakan Pemda bahwa PNS wajib menggunakan batik. Hikmah pun langsung memutuskan untuk mencoba memproduksi sendiri dan lalu membuat Sekar Jagad secara mandiri, tidak bergabung dengan ibunya lagi. Hikmah tak menyangka, respons pasar terhadap batik yang diproduksinya baik, bahkan sambutan hangat ia terima. Hikmah pun awalnya sengaja hanya memproduksi batik tulis dengan kualitas terbaik dan tak mengejar kuantitas. Dulu, ia memang sangat idealis dan hanya membuat batik tulis karena menurutnya itulah yang berkualitas. Ia sama sekali tidak mempedulikan pasar. Tetapi setelah ia belajar dan mengikuti berbagai pelatihan, ternyata batik kombinasi pun bisa jadi pilihan karena permintaan yang terus meningkat. Pun tidak semua orang juga menyukai batik tulis, apalagi imejnya batik tulis itu hanya untuk kalangan menengah ke atas. Sementara Hikmah ingin semua orang bisa mengenal batik Kebumen dengan harga yang juga terjangkau.

Mengawali bisnis batik hanya dengan modal Rp 500.000, Sekar Jagad terus berkembang dan dikenal sebagai salah satu pengrajin batik Kebumen yang menghasilkan batik berkualitas. Hikmah memulainya dengan membatik sendiri, kemudian dibantu satu orang pengrajin. Sekarang ia sudah memiliki 20 pengrajin yang membantunya di workshop, serta 50 pengrajin binaan di luar. Istri dari Imron ini pun mengaku senang karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitar yang juga dikenal memiliki banyak pengrajin. Hikmah pun juga terus menambah keterampilan dengan mengikuti berbagai pelatihan hingga akhirnya diminta menjadi koordinator pengrajin batik yang tergabung dalam Paguyuban Batik Lawet Sakti, Kebumen.

Tak main-main, batik miliknya sering dipamerkan dan dibawa hingga ke mancanegara. Hikmah memang rajin mengikuti pameran karena dari sana ia bisa belajar banyak, mulai dari bagaimana melihat tren dan peluang pasar. Selain itu ia juga bisa mendapatkan networking. Pengalaman menarik pernah Hikmah dapatkan saat mengikuti pameran Inacraft di Jakarta. Ia mendapatkan referensi dan ide untk menangkap peluang pasar batik.

Hikmah juga menceritakan keunggulan batik Kebumen yang masih belum banyak dilirik padahal memiliki potensi yang besar. Kebanyakan pengrajin batik Kebumen itu, katanya, masih mau memproduksi batik tulis klasik yang pembuatannya cukup rumit tetapi harga jualnya juga tidak terlalu tinggi. Inilah keunggulan yang dimiliki para pengrajin batik Kebumen. Sementara ditempat lain, sudah jarang sekali ada yang mau memproduksi batik yang rumit. Kebanyakan batik dengan warna yang bagus dan cepat laku. Selain itu, keunggulan batik Kebumen lainnya adalah pada warna-warna alami yang khas Kebumen seperti campuran warna biru, hitam, kuning, dan sogan kehijau-hijauan.

Beberapa motif batik Kebumen yang banyak dicari dan menjadi andalan, antara lain Kawung Jenggot yang unik dan langka, Srikit, Jagatan Kebumen atau Sekar Jagad, Beras Utah, Ukel, Limaran, Kopi Pecah, Kepundungan. Namun, perkembangan batik Kebumen kini juga telah bergeser dengan fungsi yang juga berbeda. Karena bahan kain saat ini kebanyakan digunakan untuk fashion, maka kalau pun ingin membuat motif harus lebih simetris agar mudah dipotong. Dan dari sinilah, akhirnya motif-motif kreasi bermunculan.
Kebumen yang juga terkenal kaya akan batu-batuan fosil pun dianggap Hikmah menjadi inspirasi tersendiri. Ia pernah mengusung batu suiseki dan menjadi inspirasi untuk batik Kebumen. Apalagi batik Kebumen kini juga sudah naik panggung di ajang Indonesia Fashion Week bekerja sama dengan APPMI Yogya. Hasilnya banyak yang kaget dengan batik Kebumen karena memiliki motif-motif dan warna yang bagus. Dengan banyaknya potensi besar pada batik Kebumen inilah, Hikmah berharap ke depannya batik Kebumen akan terus berkembang dan semakin dilirik.

Untuk membeli kain batik Kebumen milik Sekar Jagad, Hikmah tak membanderolnya dengan harga mahal. Untuk batik kombinasi harganya mulai dari Rp 80.000 sampai Rp 200.000. Sementara untuk batik tulis dengan bahan sutra ATPM harganya mulai Rp 600.000, tidak pernah sampai jutaan. Jadi, Hikmah sendiri mengaku suka heran bila ada batik yang dibanderol dengan harga jutaan. Padahal sebenarnya, batik produksinya tidak kalah juga baik kualitas dan bahan yang digunakan, apalagi dibandingkan dengan batik klasik Kebumen.

PAWITAH


Masih berada di dusun Tanuraksan, batik Pawitah juga menjadi salah satu pengrajin yang layak disambangi karena memproduksi batik Kebumen berkualitas. Pawitah, sang pemilik usaha ini memulai usahanya sejak 6 Maret 2009. Awalnya, ia dan sang suami belajar langsung dari ayah mertua. Mertuanya memang pengrajin batik Kebumen yang sudah menggeluti usaha ini sejak lama. Setelah belajar selama dua tahun dan merasa sudah terampil, Pawitah dan suami lalu memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama dirinya sebagai brand.

Di galeri Pawitah yang terletak di Jalan Karangsambung, tak hanya beragam kain batik Kebumen yang ditawarkan, tetapi juga dilengkapi produk fashion batik dan beberapa aksesori pendukung. Di galeri ini terdapat beberapa batik khas Kebumen, mulai batik klasik atau batik tulis, kemudian batik kombinasi, seperti batik cap dan printing. Untuk motif, Pawitah juga menjelaskan beberapa jenis batik yang diproduksinya. Sama dengan pengrajin lainnya, mulai dari Beras Utah, Kepundungan, Sekar Jagad, Ukel, dan Limaran masih banyak menjadi pilihan pelanggan.

Menurut Pawit, masih banyak pendatang yang memburu batik klasik Kebumen yang dibanderol dengan harga cukup bersahabat. Batik klasik biasanya diberi harga mulai dari Rp 400.000, sementara batik kombinasi ada yang dari Rp 50.000. Kebanyakan memang peminatnya berasal dari luar kota. Pawit juga memasarkan batiknya via jejaring sosial Facebook. Jadi ia juga bisa mengirim ke berbagai kota besar di Indonesia. Selama ini respons pelanggannya positif dan mengaku senang bisa mengoleksi batik asal Kebumen. Untuk memproduksi batik Pawitah, istri dari Yudhi ini kini dibantu 10 pengrajin di workshop-nya dan merangkul 15 pengrajin binaan di luar. Kebetulan, di kampung tempatnya tinggal, memang banyak terdapat pengrajin. Jadi sekalian ia rangkul.

Bisnis yang sudah ditekuni Pawit dan sang suami ini pun kini terbilang sudah sukses. Saat permintaan sedang banyak dan ramai, omzetnya bisa sampai Rp 25 juta per bulan. Sementara saat sepi bisa Rp 7 juta sebulan. Sayangnya, Pawit mengaku, hingga saat ini belum ada yang membantunya untuk mengurus akun Facebook. Karena menurutnya, sebetulnya ia bisa lebih maksimal lagi kalau ada yang ikut membantu. Dan Pawit pun berharap ke depannya usahanya bisa terus berkembang lagi dan maju.

1 komentar: