Senin, 02 Januari 2017


Demam Korea kian membanjiri Indonesia lewat berbagai saluran. Mulai dari musik, kosmetik, film, hingga tak ketinggalan berbagai aksesori dan barang printilan yang unik. Bagi yang hobi membeli barang-barang lucu, aneka pilihan barang fancy kini tersedia di media sosial dengan pilihan yang begitu tak terhingga. Salah satu toko daring yang sukses berjualan beragam barang-barang fancy adalah Momotails yang berjualan di Instagram. Menurut sang pemilik, Dessy Sukrisna, prospek bisnis aksesori Korea cukup besar di Indonesia. Namun, sejak April 2016, Dessy lebih memilih fokus pada produk-produk alat tulis dan perlengkapan kantor. Dalam waktu tak sampai enam bulan, omzet Momotails telah meningkat lebih dari dua kali lipat.

Sejalan dengan jumlah peminat yang terus meningkat, pergerakan barang-barang aksesori fancy ini juga semakin lincah. Setiap dua pekan, ada banyak item baru bermunculan dengan berbagai variasi warna, bentuk, maupun motif. Agar tak ketinggalan, Dessy rutin melakukan pembaruan produk setiap dua pekan. Ia biasanya memasukkan 10 jenis barang baru untuk menambah lengkap katalognya di Instagram. Produk-produknya hadir dengan warna dan karakter yang khas. Dari sisi harga juga relatif terjangkau. Momotails menyediakan barang mulai dari harga Rp 2000 hingga Rp 70 ribuan. Semuanya rata-rata di bawah Rp 100 ribu.


Para pembeli Momotails mayoritas berasal dari kalangan perempuan usia 20 hingga 30 tahun. Mereka umumnya menggemari produk-produk kertas, seperti sticky notes yang ditawarkan mulai dari harga Rp 6.500. Para pemburu produk aksesori biasanya menyukai karakter-karakter kartun dengan warna yang khas, seperti Doraemon, Totoro, dan Baymax yang terus menjadi incaran pembeli. Karakter-karakter ini bahkan mampu menggeser popularitas Hello Kitty yang sempat booming beberapa tahun lalu. Menurut Dessy, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mencari produk aksesori fancy. Produk yang terlalu murah, misalnya penggulung kabel di bawah harga Rp 10 ribu, biasanya kurang baik secara kualitas. Dessy pun menjamin, 95 persen produk-produk yang dipajang di akun Instagram-nya memiliki kesamaan dengan barang aslinya. Untuk memastikan barang yang dipesan sampai di tangannya dengan baik, ia juga kerap melakukan pengecekan barang dan meminta ganti ketika mendapati barang rusak.

Saat ini, smartphone tak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi atau peningkat produktivitas. Karena selalu dibawa ke mana-mana, smartphone bagi sebagian orang juga menjadi perangkat penunjang penampilan. Berbagai aksesori untuk si telepon pintar ini pun terus bermunculan dari waktu ke waktu. Mulai dari power bank, casing yang lucu, ring penyangga untuk menonton streaming, hingga perapi kabel yang beraneka rupa.


Melihat kebutuhan pasar tersebut, Gissela Agrippina memilih menjual aksesori untuk perangkat seluler dan berfokus pada casing. Menurut penjual daring yang membuka lapaknya di Instagram melalui akun @gwiyomionlineshop ini, cepatnya perkembangan barang-barang seluler memicu perubahan gaya hidup dan belanja keperluan aksesori ponsel. Hingga kini, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 5 juta per bulan. Menurut Gissel, mayoritas produk casing ponsel Korea sebenarnya diambil dari Cina. Harga yang ditawarkan bermacam-macam, mulai dari Rp 99 ribu hingga Rp 250 ribu. Untuk harga yang Rp 99 ribu biasanya bentuknya softcase, semotif, atau gambar kartun. Sedangkan yang Rp 250 ribu biasanya ada hiasan seperti Swarovski, membuat tampilannya lebih blink-blink. 

Salah satu tantangan dalam bisnis casing adalah memenuhi permintaan pelanggan dengan jenis yang spesifik. Perkembangan ponsel yang cepat menyebabkan banyaknya varian casing sesuai merek dan tipe smartphone. Salah satu merek yang sangat diminati saat ini adalah casing Oppo. Produk ini termasuk dalam kategori middle end, bentuknya mirip dengan Iphone, tetapi ditawarkan dengan harga miring.


Sama seperti produk alat tulis, karakter Doraemon sekarang masih merajai pasar casing smartphone. Menurut Gissele, tahun 2015, softcase tiga dimensi sangat diminati. Namun, ternyata pembeli makin merasa tema tersebut terlalu kekanak-kanakan. Selain itu, bentuknya juga dianggap terlalu besar. Maka, mulai tahun 2016, casing-casing dengan bentuk dan motif yang sederhana dan natural lebih dicari. Pembeli pun cenderung menginginkan produk yang lebih berkesan dewasa, berkualitas, tetapi tetap lucu.

Gissel bisa memperbarui daftar jualannya tiap hari. Selain memperhatikan perkembangan ponsel, ia juga mencari barang sesuai dengan permintaan pembeli. Setiap hari, ia bisa menangani 10-20 penjualan, atau sekitar 300-600 pesanan per bulan. Ia hanya menerima sistem pesanan (pre-order/PO) untuk menghindari penumpukan barang yang telah out of date.


0 komentar:

Posting Komentar