Minggu, 01 Januari 2017


Pria kelahiran 19 Januari 1985 ini membuat gebrakan di dunia usaha pernikahan. Ia membangun Bridestory, situs penyedia vendor pernikahan. Kini, usahanya semakin besar dan memiliki perwakilan di beberapa negara. Perjalanan bisnis Kevin Mintaraga dimulai tahun 2006 begitu kembali dari Melbourne, Australia. Ketika itu, ia terpaksa kembali ke Jakarta dan meninggalkan kuliah karena ayahnya terkena serangan jantung dan butuh biaya pengobatan. Sang ayah tidak bisa lagi membiayai kuliahnya.

Saat itu Kevin sempat bingung. Ia tidak punya pengalaman kerja, kuliahnya pun tidak selesai. Terlebih saat kuliah, ia lebih suka bermain online game, yang mengakibatkan ia jarang sekali masuk kuliah. Setiap hari, ia baru tidur jam 7 pagi, lalu bangun jam 2 siang untuk bermain game lagi. Tidak heran kalau nilai kuliahnya jelek. Kevin sadar, saat itu ia memang menyia-nyiakan jerih payah orangtuanya untuk membiayainya kuliah. Meski Kevin bungsu dari empat bersaudara, ia tidak pernah dimanjakan. Ketika kecil, ia lebih nakal dibanding kakak-kakaknya. Perbedaan usia antara ia dan kakak paling besar 17 tahun, dengan kakak kedua 11 tahun, dan kakak ketiga 4 tahun.

April 2006 menjadi titik balik bagi perjalanan hidup Kevin. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Saat SMA, Kevin memilih sekolah yang punya program fast track ke diploma, sehingga, karena kuliahnya tidak selesai, ia tidak punya ijazah SMA serta tak punya ijazah kuliah. Kemampuan yang ia punya hanya menyetir mobil, sehingga ia berencana menjadi supir taksi saja. Namun, sebelum melamar menjadi supir taksi, ia menerima tawaran menjadi Account Executive (AE) sebuah perusahaan di bidang desain grafis. Gajinya waktu itu hanya Rp 1 juta. Memang, bila ia memutuskan jadi sopir taksi, mungkin bisa dapat uang yang lebih banyak. Tapi dengan pertimbangan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dan ingin mencoba bidang pekerjaan itu, ia akhirnya menerima tawaran menjadi AE. Walau gaji kecil, namun ia tetap berusaha memberikan effort kerja yang maksimal.


Keadaan yang Kevin alami saat itu benar-benar diputar balikkan. Tidak ada gengsi dalam dirinya, yang penting ia bisa dapat pemasukan. Sejak itu, ia mencoba untuk berfikir positif, banyak bersyukur dengan apa yang sudah ia dapat. Kakak-kakaknya kebetulan juga sudah bekerja dan sebagian menikah, jadi mereka sudah memiliki kehidupan sendiri. Kakak-kakaknya hanya membantu dengan mengenalkan Kevin kepada teman-teman mereka, sehingga network yang Kevin miliki bisa berkembang. Pekerjaannya sebagai AE adalah menawarkan jasa membuat brosur, website, dan lain-lain. Dari situ, Kevin berkesempatan bertemu orang baru, jaringannya pun semakin luas. Sampai kemudian ia mendapat ide membuat sebuah usaha bidang advertising. Bersama beberapa partner, usaha itu pun bisa berjalan. Bisnisnya tidak merugi, hanya cukup kembali modal saja. Karena sadar perkembangannya kurang baik, akhirnya terpaksa ditutup.

Kemudian Kevin dan tiga temannya melihat peluang usaha di bidang internet advertising, sehingga kemudian mereka mendirikan Magnivate. Perkembangannya sangat bagus, klien yang mereka miliki makin lama makin banyak. Bahkan beberapa perusahaan besar menjadi klien mereka. Usaha ini berkembang seiring perkembangan media sosial yang heboh di tahun 2008. Banyak brand manager dan marketing manager yang berusia masih cukup muda dan menjadi member media sosial mencari internet advertising agency. Dan karena itu jasa yang ditawarkan Magnivate, klien pun mulai berdatangan. Tanpa pengalaman dan latar belakang internet marketing tidak menjadi masalah. Internet membuat informasi apa pun menjadi mudah diakses. Kevin belajar mengenai Internet Marketing dari internet. Butuh dua minggu untuk mempelajarinya. Partner-nya juga memiliki skill yang dibutuhkan untuk membuat usaha itu semakin besar. Ada yang memiliki skill website design, coding, programming, dan project management. Kevin sendiri mengaku, suka ketemu orang dan menganalisa karakternya, sehingga ia ada di bagian bussines development.

Kevin dan teman-temannya bertemu di Jakarta. Siapa sangka, sejak bertemu dan kumpul, ternyata mereka sangat klop. Ketika tahun 2008 Magnivate berdiri, mereka hanya berempat dibantu dua staf. Perusahaan yang mereka bangun pun semakin besar dan punya karyawan hingga ratusan orang. Tahun 2012, perusahaan mereka lalu diakuisisi sebuah perusahaan asing. Saat memulai usaha itu, Kevin masih cukup muda dan kurang pengalaman. Tak jarang, ia dipandang sebelah mata, dianggap masih hijau. Namun, perlahan perusahaan yang ia bangun bersama partner-nya bisa membuktikan diri, bisa memberikan servis terbaik, dan berhasil mencapai kesepakatan bisnis dengan orang yang lebih senior dan pengalaman. Dengan mempelajari orang yang akan kita temui, menurut Kevin, kita bisa lebih mengenalnya dari dekat. Ketika bertemu dan mendengar orang berbicara dan bercerita, kita dengarkan dengan seksama dan mencatat bila ada yang penting. Dengan mendengarkan, orang akan merasa diapresiasi, mereka akan merasa nyaman dan semakin membuka diri. Dan bukan tidak mungkin mereka jutru akan membantu kita dan memberi kesempatan bagi yang masih muda. Dan ketika mendapat kesempatan itu, jangan disia-siakan. Lakukan dengan sepenuh hati, berusaha membuktikan diri, dan menggunakan kesempatan itu dengan baik.


Tidak sekali dua kali Kevin disepelekan orang. Namun ia memang bukan orang yang mudah menyerah dan selalu mencoba berpikir positif. Kevin belajar bahwa bukan sebuah kebetulan Tuhan menciptakannya. Tuhan sudah menciptakannya dan setiap manusia sedemikian sempurna, unik, dan spesial. Kevin pun yakin bahwa setiap manusia memiliki potensi-potensi yang mungkin belum dikeluarkan. Kevin tahu bahwa ada rencana Tuhan yang baik baginya. Jadi ia terus berpikir positif saja dan terus melakukan yang terbaik. Awalnya, Magnivate mendapat proyek untuk membuat banner iklan kecil yang nilainya juga kecil. Namun, mereka tetap mengerjakannya dengan baik dan membuat klien senang. Karena senang, Magnivate pun berikutnya dikasih pekerjaan lain yang nilainya lebih besar, sampai kemudian diberi satu brand untuk dikelola. Pertumbuhan perusahaan ini sangat cepat, dari yang awalnya hanya digawangi 6 orang di tahun 2008, berkembang menjadi 140 karyawan di tahun 2012.

Usaha apa pun pasti mengalami up and down. Misalnya ketika sebuah perusahaan asing tertarik untuk mengakuisisi Magnivate. Kevin dan partner-nya sempat berbeda visi. Akhirnya, mereka memutuskan berpisah. Ketika pisah, ada beberapa orang penting yang pergi sehingga perusahaan sempat pincang. Saat itu Kevin memang sempat stres, namun ia tetap menjalani saja semuanya dengan sebaik mungkin. Kevin tahu, bahwa sukses yang yang instan itu memang tidak ada, semuanya butuh proses. Yang memotivasi Kevin saat itu adalah, karena ia ingin hidupnya bisa berguna untuk Tuhan dan orang lain. Kadang orang merasa bahwa apa yang ia dapat kurang, tapi Kevin berpikir, cobalah sesekali melihat ke bawah. Masih ada orang lain yang kurang beruntung. Mindset itu bisa diubah dengan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Syukuri apa pun, baik itu buruk atau baik. Seperti halnya naik pesawat terbang, terkadang ada turbulance, tapi setelah itu akan ada langit yang cerah.

Setelah Magnivate diakuisisi pada tahun 2012, tahun 2013 Kevin beralih dari CEO menjadi chairman dan hingga saat ini full time di Bridestory. Ide membuat Bridestory ini lahir setelah ia menikah di tahun 2012. Sang istri jatuh cinta pada dunia wedding dan kemudian memutuskan menjadi wedding stylist. Istrinya suka bercerita betapa menariknya dunia wedding. Dan sekarang, orang pun semakin berani untuk mengeluarkan banyak uang di wedding. Akibat cerita itu, Kevin jadi penasaran dan ikut mempelajari dunia wedding. Ternyata, di situ ia menemukan banyak peluang bagus dan belum banyak pemainnya. Sekarang, dunia wedding sudah jauh melintas batasnya. Banyak orang menikah ke luar daerah atau luar negeri, misalnya Bali, Hawaii, dan sebagainya. Namun, pengalamannya dan istri ketika ingin menikah di Bali, ternyata susah mencari vendor. Maka bisa dibayangkan, bila ada orang Jepang, misalnya, mau menikah di Bali, pasti akan lebih susah. Maka Kevin berpikir, kalau saja ada satu website yang lengkap berisi puluhan vendor pasti akan mempermudah mereka. Jika misalnya calon pengantin pria ada di Singapura, calon pengantin perempuan ada di Australia, dan mereka ingin menikah di Phuket, Thailand. Bila ada satu platform untuk mencari vendor di Phuket pasti akan sangat membantu. Dari situlah, Kevin ingin membuat market place global. Membuat orang bisa menikah di mana pun, kapan pun, karena mereka bisa menemukan vendor dengan mudah.


Bridestory berdiri tahun 2014 dan mulai ekspansi ke luar negeri sejak tahun 2015. Di Bridestory Kevin membuat platform baru. Tantangan awal yang dihadapi adalah bagaimana agar vendor mau bergabung. Konsep Bridestory adalah membuat market place yang menghubungkan vendor dengan calon pengantin. Seiring dengan waktu, vendor semakin ramai dan dapat banyak customer. Total, saat ini sudah ada 20 ribu vendor dari 60 negara di Asia Tenggara, Australia, India, dan Amerika. Belakangan, Kevin pun meluncurkan aplikasi bernama Hilda, sebagai wedding services assistance yang membantu calon pengantin menemukan vendor terbaik, dengan penawaran harga terbaik. Melalui aplikasi ini, calon pengatin akan diberi beberapa pertanyaan. Dari jawaban yang diberikan, akan dicari vendor yang cocok. Setelah itu mereka akan diperkenalkan, bila saling cocok, akan diberikan voucher potongan harga lagi untuk mendapatkan harga terbaik. 

Tampilan Bridestory bisa dilihat sendiri, sangat intuitif, cantik, dan menginspirasi. Vendor dan informasi pendukungnya lengkap. Calon pengantin bisa melihat hasil karyanya, review orang-orang, daftar harga, dan lain-lain. Kalau masih bingung, tinggal menggunakan aplikasi Hilda. Ke depannya, Kevin akan terus mengembangkan sayap ke luar negeri. Saat ini, ia sudah memiliki tim di Singapura, Filipina, Malaysia. Thailand, dan Vietnam. Di tengah kesibukannya, Kevin pun masih selalu ada waktu untuk keluarga. Ia kini memiliki dua anak, dan terus belajar menjadi orangtua yang baik. Saat ini prioritas hidupnya adalah untuk Tuhan, keluarga, dan pekerjaan. Setiap hari, ia harus selalu berusaha hidupnya bisa memberikan manfaat yang positif untuk keluarga dan orang lain. Keluarga adalah sesuatu yang sangat berarti bagi Kevin. Seperti orang bilang, "happy wife, happy life". Untuk itu, setiap hari pukul 17.00 atau 18.00, Kevin harus sudah pulang, untuk bisa makan malam bersama keluarga. Setiap hari libur dan akhir pekan pun ia khususkan untuk keluarga.

Untuk menjaga agar tetap positif dalam memandang hidup, menurut Kevin, kita perlu melingkari diri kita dengan orang dan komunitas yang baik. Seperti pepatah bilang, "Show me five of your friends, and i will show you tour future". Dengan siapa kita bergaul akan menentukan seperti apa masa depan kita. Untuk itu, perlu pandai-pandailah memilih teman. Jangan lupa pula kerendahan hati untuk membuka banyak pintu. Saat memulai usaha, Kevin lebih banyak ditolak. Tapi sekalinya diterima, ia tidak akan pernah tahu pintu apalagi yang akan terbuka. Tetap rendah diri, dan tetap fokus dengan apa yang sudah diberikan kepada kita.


Ayah Kevin sudah meninggal di tahun 2013 lalu, namun sang Ayah sudah sempat melihatnya menikah dan sukses. Ayahnya pun melihat Kevin bahagia dan bangga dengan hidupnya. Banyak pelajaran yang ayahnya berikan, salah satunya cara dia memimpin perusahaan. Ayahnya sangat baik dalam hal manajemen waktu, tegas, dan baik hati. Dan itu sungguh menginspirasi diri Kevin.




2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Voila! Dear brides and grooms to be, mana nih suaranya?
    Udah sampai mana persiapan buat pernikahannya? apa aja sih kendala yg kalian hadapi selama proses persiapannya? ribet dan kebingungan harus memulai dari mana?
    Yuk jangan khawatir dan dibawa pusing karena wedding consultant dari HIS Kologdam Grand Ballroom akan membantu persiapan pernikahan kalian dari mulai persiapan sampai hari H. Venue? Udah ada. Vendor? Banyak pilihannya. Punya konsep sendiri? Bisa disesuaikan kok.
    Penasaran apa aja yang kami berikan? Dari mulai catering, dekorasi, rias busana, photography, entertainment, upacara adat, mc, wedding car, beserta wo untuk di hari H. SO??? Yuk segera konsultasikan persiapan pernikahanmu sekarang juga. Banyak promo menarik juga khusus di bulan agustus ini diantaranya:
    * Invitation Card by Corellia (500 undangan)
    * Wedding Ring by Vins
    * Sushi Tei Stall (300 pax)
    * Voucher Informa 5 Juta
    * Free Photobooth by Clei (3 Jam, Unlimited)
    * Honeymoon to Samaja Villa Kunti (3D2N)

    Dari 6 pilihan promo diatas kalian bebas memilih 2 pilihan.
    Untuk info lebih lanjut yuk segera hubungi Ayu-HIS Kologdam (WA 081324570721)

    BalasHapus