BAMBANG KRISTA - Pemilik CITRA LESTARI FARM : Sukses Berbisnis Ayam Kampung

Di 12 kandang milik Bambang Krista, ribuan ayam berkokok saling bersahutan. Di pembibitan dan peternakan ayam kampung Citra Lestari Farm ini, hampir setiap saat bisa mendengar ayam berkokok. Perjalanan usaha yang berliku membuat Bambang khatam soal bisnis bibit ayam dan ayam karkas lantaran sudah memulainya sejak 1988. Selama 17 tahun pertama Bambang berkecimpng di bisnis ayam negeri, banyak pemain besar di bidang ini tak membuat nyalinya ciut. Usahanya bahkan makin membesar, hingga kehidupannya makin sejahtera. Hal itu salah satunya bisa dilihat dari halaman rumahnya yang penuh dengan mobil, baik untuk pribadi maupun operasional.

Tahun 1998 saat krisis moneter menerpa, bisnis Bambang terhempas. Padahal, kapasitas produksinya sudah mencapai 300 ribu – 400 ribu ekor. Waktu itu, kapasitas sebesar itu sudah sangat besar. Usahanya kolaps karena dolar melambung tinggi dan ia menyerah. Tak ingin berlama-lama berutang pada pihak ketiga, ia memilih menjual nyaris seluruh aset mobil dan hanya menyisakan sebuah mobil untuk membayar utang. Satu mobil itu pun akhirnya terpaksa ia jual juga, untuk ditukar dengan mobil yang lebih murah. Kehidupan keluarganya berubah drastis. Meski hati kecilnya berontak, ia tak mau peduli ucapan orang lain dan memilih bekerja di sebuah perusahaan ayam potong asal Malaysia untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setahun bekerja, naluri bisnisnya tumbuh lagi. Bambang kembali merintis bisnisnya dan berhasil bangkit. Pekerjaannya di perusahaan Malaysia ia tinggalkan. Namun, lagi-lagi badai menghantam usahanya. Tahun 2003, kasus flu burung membuat pasaran ayamnya sepi.

Saat itu ayam benar-benar tidak laku. Bahkan beli bibit Rp 4000 per ekor, setelah besar dijual dengan harga yang sama per kilogram pun, tetap tidak laku. Bambang pun lagi-lagi harus menganggur. Tapi tak lama ia kembali bekerja di perusahaan bisnis ayam lagi. Kali ini, tugasnya menjalin kemitraan dengan para peternak. Tahun 2003 itu, ia juga membawahi divisi peternakan ayam petelur dan membidangi teknologi kawin suntik, sekaligus bertanggung jawab terhadap proses penetasannya. Ia semangat mengerjakan semua tugasnya meski gajinya tak bertambah. Tujuannya hanya satu, menguasai seluk beluk per-ayaman di perusahaan itu.

Tahun 2008, jiwa bisnis Bambang kembali terusik. Lantaran secara finansial belum mampu, ia usul pada atasannya untuk mengembangkan ayam kampung. Dan ternyata mereka setuju dengan pengembangan divisi baru itu, tanpa tahu bahwa itu adalah cara Bambang mencari ilmu untuk bisnis ayam kampungnya kelak. Bambang sengaja memilih berbisnis ayam kampung dengan alasan pemainnya masih sedikit dan harganya lebih stabil dibanding ayam negeri. Setelah merintis selama 2-3 tahun dan yakin betul, ia lalu memberanikan untuk mengundurukan diri dan resmi berbisnis kembali tahun 2008. Di awal menggeluti usahanya, produktivitasnya masih rendah, karena bibit ayam ia beli dari pasar, lalu ia mengembangkannya dengan pola intensif seperti di perusahaan tempatnya bekerja dulu. Untuk menambah indukan, ia melakukan kawin suntik pada ayamnya. Kemudian banyak teman yang mulai memesan ayam petelur padanya. Telur-telur ayam itu lalu ia pasarkan ke pasar-pasar modern dengan merek Sekatul. Makin lama, ia harus menseleksi telur-telur yang bagus untuk dijual ke supermarket dan yang kurang bagus ia jual ke tukang jamu.

Namun, masalah muncul ketika puluhan ribu stok telur rusak karena para tukang jamu mudik sejak awal Ramadhan. Sejak itu, Bambang pun mulai melakukan pembibitan. Ia yakin betul, setiap cobaan dari Tuhan pasti ada hikmah di baliknya dan setelahnya akan ada jalan yang lebih baik lagi. Keputusan Bambang terbukti tepat. Kini, per minggu ia berhasil menjual 20 ribu-25 ribu ekor bibit ayam kampung ke kelompok peternak, toko perlengkapan peternakan (poultry shop), serta perorangan di seluruh Indonesia. Untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan kenyamanan dalam berbisnis bagi mitra-mitranya, Bambang mendirikan Ayam Burangkeng. Ini merupakan bisnis ayam kremes siap goreng yang digawangi anaknya Laudy. Bambang menawarkan, kalau ada yang punya lokasi bagus dan ingin berbisnis ayam goreng, Ayam Burangkeng yang awet 4 bulan di freezer ini bisa menjadi supplier-nya. Selain itu Bambang juga menyediakan ayam hidup yang biasanya diambil pedagang pasar dan restoran. Sedangkan ayam karkas kebanyakan dikirim ke restoran.

Bisnis Bambang makin pesat. Per hari, ia menjual 700 ekor ayam hidup dan 100-200 ekor ayam karkas. Meski tak mau menjadikan ayamnya sebagai ayam organik karena masih menggunakan vaksin, Bambang yang kini juga telah menulis buku dan mengadakan pelatihan beternak ayam kampong ini mengklaim ayamnya berkualitas organik karena seluruh pakannya herbal.

Alamat :

CITRA LESTARI FARM
Jln. Setu Pasar Serang Km 3, Kp Burangkeng RT 001/006 Setu, Bekasi
Telp. 021 8261125

CITRA LESTARI FOOD
Jln. Satria raya , perumahan bumi satria kencana blok 2 no 3
Kalimalang, Bekasi, 17144
Telp. 0818591059 (luqman)
Callmetedd@gmail.com

CITRA LESTARI EDUKASI (sekertariat)
Jln. Satria raya , perumahan bumi satria kencana blok 2 no 3
Kalimalang, Bekasi, 17144
Telp. 087777170111 (loudy)
putri.krista@gmail.com