Menyadari
beras tak bisa lepas dari kebutuhan sehari-hari masyarakat, membuat Harrydanto
memutuskan untuk berbisnis beras organik, yang ia beri nama Hariku, mengambil
dari namanya sendiri. Meski baru 2014 silam menjual beras Hariku, sebetulnya perjalanan
bisnis Harry dimulai sejak 2009. Saat itu, ia memulainya dengan mencari lahan,
tempat penggilingan, dan mencari bibit-bibit dari varietas yang bisa ditanam
secara organik. Ia sengaja menanam beras organik karena ingin membagikan kebiasaan
hidup sehat pada masyarakat. Harry sendiri mengaku pernah melihat bagaimana
beras nonorganik diproses dengan bahan kimia dan aditif supaya putih, wangi,
dan licin. Menurutnya, ini tidak baik untuk kesehatan dalam jangka panjang.
Selama ini,
bayangan masyarakat awam adalah beras organik itu mahal. Padahal sebetulnya
menurut Harry tidak perlu mahal. Maka ia ingin bisa menghadirkan beras organik yang
harganya tidak terlalu jauh dari beras biasa. Kala itu, Harry memulai usahanya
dengan memanfaatkan lahan sawah di beberapa kota, seperti Lampung dan Bekasi.
Namun, akhirnya sekarang ia memutuskan lahannya hanya di Jawa Tengah saja. Agar
lebih mudah mengawasinya dan dari segi persyaratan yang diwajibkan SNI, tanah
di sana juga lebih mudah diolah untuk menjadi lahan organik sebelum ditanami
padi.
Akhir 2013,
sertifikat organik resmi keluar dan Hariku sudah boleh dipasarkan. Setelah merek
Hariku didaftarkan ke HAKI pada awal 2014, pertengahan April 2014 Hariku mulai
beredar di pasaran. Jenis beras yang ditanam dan diedarkan Harry ke pasaran
antara lain beras merah, beras pandan, beras hitam, dan beras cokelat dari
beras pandan. Ada pula Sintanur yang dipasarkan secara terbatas di Jawa Tengah
dan Mentik Susu yang mulai dipasarkan tahun 2015. Hingga saat ini Hariku
menyediakan dua ukuran beras organik, yaitu 2 kg dan 5 kg, dan memiliki dua
kemasan, yaitu divakum dan tidak. Untuk ukuran 2 kg, semua beras jenis vakum
dijual oleh toko atau kios ritel dengan harga sekitar Rp 47.000, sedangkan non
vakum Rp 45.000.
Khusus beras
hitam hanya dijual dalam kemasan vakum dengan harga Rp 75 ribu per 2 kg.
Sementara, untuk ukuran 5 kg dipasarkan Harry ke supermarket, jenisnya antara
lain beras pandan, merah, atau Mentik Susu dengan harga Rp 110-120 ribu, dan
beras hitam seharga Rp 195 ribu. Hingga kini, Hariku memiliki 4 distributor
besar termasuk yang berada di Pulau Bangka, lebih dari 10 reseller, 17 rekanan
dari supermarket dan minimarket, serta sekitar 400 outlet di Jabodetabek berupa
toko beras, toko buah, termasuk yang ada di pasar-pasar modern. Kini, Harry
tengah mengurus izin agar berasnya bisa diekspor ke negara tetangga. Setiap
bulan, total penjualan mencapai 8-10 ton, bahkan saat Ramadhan penjualannya
bisa meningkat cukup pesat. Selain dari lahan sendiri, Harry juga bekerjasama
dengan Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOLI), dan mengajak para petani lain
di sekitar lahannya untuk menjadi petani organik. Harry bercita-cita, suatu
saat nanti beras organik bisa dikonsumsi oleh lebih banyak orang dan harganya
bisa murah seperti beras biasa.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.