Memang tak banyak anak muda usia 20-an yang memiliki talenta bisnis. Salah satu yang sedikit itu adalah Riyadh Ramadhan. Di usianya yang masih tergolong belia, 20 tahun, ia sudah memiliki 14 outlet waralaba yang tersebar di berbagai daerah, seperti Malang, Surabaya, Sidoarjo, Balikpapan, Yogyakarta, hingga Bekasi. Dan sampai saat ini, anak dari motivator kondang di Surabaya, Wuryanano, ini masih terus berusaha mengembangkan kemitraan di berbagai daerah.
Jiwa
berbisnis muncul dalam diri Riyadh sejak masih di kelas satu SMA. Ketika itu
banyak siswa di sekolahnya enggan makan di kantin sekolah, karena jajanan yang
dijual terlalu mahal. Riyadh dan teman-teman pun akhirnya memilih berada di kelas saja saat jam istirahat tiba.
Dari sanalah ia mulai terpikir untuk menjual makanan murah dan sehat ke
teman-temannya. Untuk menentukan jajanan apa yang pas, sulung dari dua
bersaudara ini pun jalan-jalan ke mal demi mencari ide. Di mal terbesar di
Surabaya lalu ia menemukan satu outlet
yang ramai dikunjungi remaja, yakni outlet
yang menjual gorengan. Walau menurut Riyadh, rasa gorengannya biasa saja, tapi outlet itu selalu ramai pembeli.
Setiba
di rumah, ia berdiskusi dengan ibunya, Christine. Ia katakan, ingin meniru ide
yang dilakukan outlet yang baru saja
dilihatnya dan menjualnya di sekolah. Tentu dengan harga terjangkau dan sehat.
Ia sengaja memilih menjual gorengan, karena itu merupakan jajanan yang digemari
oleh hampir semua kalangan, terutama remaja. Untuk membuat gorengan yang
berbeda dari yang lain, ia pun membuat adonan tepung khusus dengan formula yang
diciptakannya. Setiap hari ia berkutat dengan tepung di dapur untuk mencari
formula yang bisa membuat gorengan renyah dan gurih.
Setelah
melalui proses trial and error,
akhirnya ia berhasil menemukan komposisi adonan yang pas. Lalu, ia coba membuat
tahu dan jamur crispy menggunakan
tepung buatannya. Setelah jadi, gorengan itu ia bawa ke sekolah dan dibagikan
secara gratis kepada teman-temannya. Setelah disantap ramai-ramai, ia lalu
meminta komentar teman-temannya soal gorengan buatannya. Masukan dari
teman-temannya itu ia jadikan patokan untuk membuat adonan yang pas, gurih, dan
renyah berikutnya. Setelah dirasa rasanya benar-benar pas di lidah, barulah ia
mulai berani menjual. Riyadh kemudian menjual gorengannya itu seharga Rp 4000.
Selanjutnya,
usaha gorengan-nya itu ia beri nama Go Crunz atau gorengan crunchy. Lama-kelamaan ia pun tak lagi menjajakan keliling dari
kelas ke kelas, tapi mulai menerima pesanan. Begitu laku di sekolah, ia pun
berani membuka outlet di salah satu
mal di Surabaya. Ternyata penjualannya pun cukup ramai, hingga ia dibantu
karyawan. Berkat kesuksesannya, Riyadh pun berhasil meraih penghargaan Small
and Medium Business Entrepreneur Awards (SMBEA) dari Kementerian Koperasi.
Setelah mendapat penghargaan itu, pihak sekolah baru mengakui prestasinya. Bahkan
adik-adik kelasnya sekarang mendapat program business day di sekolah, di mana ada satu hari khusus untuk tiap
siswa diwajibkan berdagang.
Jika
dulu ia membuka kemitraan dengan rekan bisnis di level outlet, kini ia sudah meningkatkan sistem bisnis dengan membuka
kemitraan di level yang lebih tinggi, yakni kafe atau restoran. Ide ini muncul
ketika di akhir 2013 lalu ia termasuk ke dalam kategori Pengusaha Waralaba
Terbaik Tingkat Nasional dari Kementerian Perdagangan. Dengan prestasinya itu,
ia berhak mendapat pelatihan peningkatan usaha di Jakarta. Saat pelatihan,
seorang mentor menyarankannya agar ke depannya usahanya sudah harus naik
pangkat ke level kafe atau restoran.
Anjuran
sang mentor lantas membuatnya makin terpacu. Dan sejak Januari 2014 ia pun
mendirikan Go Crunz Cafe di Jl. Jambe Lor, Banjar Kemantren, Buduran, Sidoarjo,
Jawa Timur. Jenis makanan yang dijual di kafe yang didesain menarik ini tak
hanya gorengan, tapi juga berbagai menu lezat dengan harga terjangkau. Antara
lain Crunz Potato, Ayam Penyet, Ndas Njedir (kepala ayam), Ceker Ndower (cakar
ayam masak pedas), dan masih banyak lagi. Namun, meskipun saat ini sudah pindah
ke level restoran, tapi hubungan kemitraannya dengan rekan bisnis yang sudah
ada tak putus.
Riyadh
tak memungkiri, jiwa wirausaha yang ia miliki berkat didikan kedua orang tuanya
yang motivator sekaligus pemilik akademi entrepreneur.
Satu hal yang membuatnya makin getol menjadi pengusaha, adalah ia ingin mengejar
mimpi menjadi orang yang mapan secara finansial di usia 30 tahun. Ia ingin setelah
melewati usia 30 tahun tak perlu susah cari uang lagi, karena sudah memiliki
usaha sendiri sebagai lumbung uang.
Alamat Outlet Cafe:
Jl. Jambe Lor 41, RT.10 RW.02 Banjarkemantren.
Buduran, Sidoarjo.
Untuk Kemitraan GO CRUNZ! Traditional Cafe:
Hubungi Ms. Christine Wu.
Hotline: 08121664077
mantap gan, sukses selalu.
BalasHapusdijual rumah buduran sidoarjo
coba di metro lampung ada saya mau pekerja outlet nya
BalasHapus