Industri kreatif kini menjadi salah satu primadona baru untuk mendulang keuntungan. Potensi bisnis di bidang ini masih terbuka luas untuk digarap. Kekayaan budaya dan tradisi Indonesia menjadi salah satu alasan yang masih bisa digali dan dikembangkan. Modalnya adalah kreatifitas. Seperti yang dilakukan perempuan kelahiran Bandung 10 Maret 1976 ini. Dari sekadar mengisi waktu luang di rumah dengan berkreasi, akhirnya bisa menjadi celah bisnis yang menguntungkan. Ia sukses meraup keuntungan dengan usaha Meerakatja yang dibangunnya sejak 2009. Ya, melalui medium kaca, kreasi lukisan Ratna Miranti, atau biasa disapa Mira, diapresiasi hingga pasar luar negeri. Hebatnya, ibu tiga anak ini juga tak pelit berbagi ilmu. Ia kerap mengajarkan keterampilan lewat pelatihan pada ibu-ibu rumah tangga agar produktif dari rumah.
Berawal dari
keinginan untuk tetap produktif dari rumah setelah vakum bekerja dan menikah,
lulusan Seni Rupa ITB ini pun bertekad untuk kembali berkarya. Saat itu, Mira
membeli peralatan cat untuk mengecat kain. Sayangnya, ia kurang teliti.
Ternyata, bahan yang ia beli bukan untuk mengecat kain melainkan mengecat kaca.
Terlanjur dengan kesalahan kecilnya, istri dari Andreas Wibowo ini meneruskan
berkreasi dengan medium botol kaca bekas yang ia miliki. Hasilnya di luar dugaan
Mira, sebuah lukisan kaca yang sangat memikat. Ia pun tertarik lebih
memperdalam dan mempelajari seni melukis dengan menggunakan medium kaca.
Beberapa hasil
lukisan kaca yang ia kreasikan pada botol bekas sirup dan minuman serta toples
ternyata dilirik teman-temannya. Melihat peluang bisnis yang ada di depan mata,
Mira pun mulai aktif mengunggah foto hasil karyanya di akun Facebook pribadi
dan menerima pesanan. Benar saja, dalam sekejap, permintaan pun berdatangan.
Agar hasil lukisan yang dihasilkan lebih maksimal, Mira pun sengaja ikut kursus
melukis pada medium kaca yang ada di kota Bandung. Selama satu setengah bulan,
Mira belajar teknik dan tips agar lukisan kacanya maskimal. Dan ternyata benar,
banyak trik dan teknik yang akhirnya ia pelajari dan dapatkan dari kursus itu.
Mira jadi lebih tahu bagaimana perlakuan yang benar terhadap medium kaca agar
cat lebih awet menempel.
Atas dukungan
suami, Mira pun rutin memproduksi dan menawarkan koleksi lukisan dengan
berbagai medium kaca. Di akhir tahun 2009, ia banyak membuat toples lukis untuk
Natal dan akhir tahun, dan ternyata sangat laku. Tidak hanya di toples, tapi
juga ada yang di gelas dan pernak pernik kaca lainnya. Responsnya lumayan,
apalagi penjualannya saat itu masih dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya ia
membuat website untuk produk-produk
lukisan kacanya. Tahun 2010, Mira pun berinisiatif mengikuti pameran Inacraft
yang diselenggarakan di Jakarta dan berusaha mencari pembeli potensial. Di
pameran yang pertama kali ia ikuti itulah, Mira membawa nama Meerakatja, yang
rasanya terdengar pas untuk produknya.
Di pameran
Inacraft, Mira bertemu banyak potensial buyer,
salah satunya Coca Cola. Mereka minta dibuatkan lukisan 20 botol Coca Cola
bertema batik. Dan ternyata hasilnya memuaskan. Enam bulan kemudian, pihak Coca
Cola menghubunginya lagi dan memesan 1.100 botol dalam waktu 1,5 bulan. Melihat
potensi bisnis yang bagus, Mira pun menekuninya dengan serius. Ia bahkan
mengajak beberapa mahasiswa seni rupa untuk bergabung dan membantunya
menyelesaikan pesanan dari Coca Cola agar dapat selesai tepat waktu. Sejak saat
itu, Nama Meerakatja pun akhirnya mulai dikenal dan memiliki beberapa jaringan.
Sejak
mengikuti pameran Inacraft itu pula, banyak yang kemudian mengajaknya untuk
pameran di tempat lain, mulai dari pemerintah hingga swasta seperti Disperindag,
American Women Association, Himpunan Masyarakat Pengrajin Indonesia. Dan kini
ia pun menjadi vendor tetap Coca Cola
dan Prudential Jakarta untuk membuat kerajinan dari kaca sebagai suvenir dan merchandisenya. Mira mengakui, ia memang
bukan pionir dalam bisnis ini, yang ternyata cukup banyak kompetitornya. Maka,
ia pun perlu memberikan inovasi di setiap produknya. Semua medium kaca sudah
pernah ia lukis, mulai dari cermin, lampu, toples, dan gelas.
Soal harga,
Mira meyakinkan bahwa harga produknya masih terjangkau dibanding beberapa
produk sejenis. Setiap karya kerajinan memang pasarnya berbeda, apalagi ini
juga termasuk seni. Dulu Mira menawarkan toples dengan harga Rp 50.000, namun
sekarang sudah mulai dari Rp 150.000. Agar produknya berbeda Mira pun mencoba
mengeksplorasi kaca dengan bentuk-bentuk asimetris. Selama menjalani bisnis
ini, persaingannya memang terus meningkat. Bahkan ia juga mengalami beberapa
produknya ditiru. Alhasil, sekarang ia bermain dengan produk yang berbeda dan
susah ditiru. Karena menurut Mira, karya seni itu sentuhannya harus personal,
jadi itulah yang harus ia eksplor lebih dalam.
Supaya
produknya memiliki bentuk yang berbeda dan tidak ditiru, Mira pun memberikan
sentuhan personalnya. Ia jadi lebih kreatif mengeksplor bahan baku. Misalnya
untuk medium botol, ia sengaja merusaknya terlebih dahulu baru kemudian ia recycle., lalu dibuat lagi dengan bentuk-bentuk
yang tidak normal. Itu salah satu inovasi yang ia lakukan. Mira mengaku, semakin
sering bermain dengan sentuhan yang inovatif, ia semakin termotivasi untuk
kreatif. Mira menambahkan, produk Meerakatja memang memiliki pasar tertentu. Ia
sudah memiliki mapping untuk
penjualannya. Selain itu ia juga memiliki pengalaman mempromosikan produknya
hingga lintas benua. Perlahan, ia memiliki jaringan dengan American Women
Association dan dengan beberapa organisasi dunia lainnya. Jadi, ia sering
diajak pameran ke Amerika, Inggris, Jerman, Australia dan negara-negara lain.
Dari situ juga ia mempelajari produk apa yang tepat dan disukai masing-masing
negara tersebut.
Sayangnya,
selama ini produk yang bernilai seni ini masih belum jadi juara di negara
sendiri. Menurut Mira, apresiasi yang ia terima di luar negeri jauh lebih baik
daripada di pasar lokal. Bahkan ia memiliki banyak pengalaman menarik yang
tidak bisa dilupakan. Salah satunya, saat mengikuti pameran di Jerman, ada
orang yang seharian berada di depan stan-nya. Orang itu sangat mengagumi dan
mengamati produknya dengan detail. Tapi ternyata, meski ada keinginan untuk
membeli, tapi orang itu mengurungkannya. Karena ia juga adalah seorang
wisatawan yang tidak bisa membawa barang pecah belah. Mira pun tak pelit
berbagi informasi kepada orang itu tentang proses penciptaan karyanya. Dan pada
akhirnya, keesokan harinya orang itu kembali lagi karena tidak tahan untuk
memiliki produknya.
Bagi Mira,
banyaknya apresiasi yang ia terima juga menjadi motivasi terbesar agar bisa
berkarya lebih baik. Tantangannya saat ini justru dari pasar lokal. Setiap
pameran, produknya selalu dibandingkan dengan produk Cina dan ditawar murah.
Sampai hari ini pun hal itu masih terus terjadi. Biasanya secara pelan-pelan
Mira menjelaskan bahwa produk handmade
itu memang lebih spesial. Agar lebih memudahkan, tak jarang Mira juga mengajak
mereka untuk mencoba membuat sendiri, agar bisa tahu prosesnya. Bertahan lebih
dari 5 tahun di bisnis ini juga membuat Mira lebih paham seluk beluk usaha yang
dijalankan. Ia pun optimis, potensi bisnis ini ke depannya besar. Tidak heran,
permintaan kursus ataupun pelatihan banyak menghampirinya. Mira tidak akan pelit
berbagi ilmu agar industri kreatif ini bisa berkembang, khususnya glass painting karya Indonesia. Agar
semakin dikenal banyak orang.
Mira juga
memberikan kursus kepada ibu-ibu rumah tangga yang tertarik belajar melukis
dengan medium kaca. Untuk mengikuti kursus ini, minimal 5 orang sudah bisa
memanggilnya. Biayanya mulai Rp 800.000. Sementara untuk pelatihan dalam jumlah
besar bisa disesuaikan. Yang terjauh, ia pernah memberikan pelatihan kepada
ibu-ibu Bhayangkari di Ternate dan Banjarmasin. Ditambahkan oleh Mira, saat
memberikan pelatihan ia melihat bahwa para ibu rumah tangga sebenarnya mampu
mengerjakan bisnis ini dari rumah asal telaten dan sabar. Ini memang bisa
menjadi salah satu bisnis yang cocok dikerjakan oleh ibu rumah tangga. Bahkan
kadang, peserta kursusnya setelah berhasil membuat kerajinan ini, mereka lalu
menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga produk Meerakatja.
Mira pun tak mempermasalahkan, karena produk handmade itu memang sebenarnya tak ternilai.
Sebagai entrepreneur sekaligus ibu rumah tangga,
Mira mengaku banyak keuntungan yang didapat dari bisnis yang dirintisnya ini. Bisnis
ini tak membuatnya kehilangan banyak waktu meski ia harus mengasuh tiga anak,
Rangga, Tabitha, dan Bianca. Ia bisa berkarya dari rumah dan terus konsisten
berbisnis. Itu tekadnya. Apalagi peluangnya juga masih terbuka. Ke depan, Mira
ingin bisnisnya semakin maju, dan Meerakatja bisa tetap eksis dan berkembang,
menjadi vendor di banyak perusahaan
besar. Ia juga berharap, pemerintah semakin mendukung UMKM industri keratif,
khususnya glass painting, agar
semakin dikenal di luar negeri.
THANK YOU for his article bro, this is very helpful and useful
BalasHapusI hope to see your other articles
Obat Pembesar Penis
Extenze
Viagra
Vakum Bathmate
ProExtender
Vakum Pembesar
Titan Gel