SANDERM : Ramuan Beras Hitam Kaya Manfaat

Berawal dari keprihatinan Sochibudin terhadap nasib petani dan pola tanam yang merusak lahan sawah, Sochi membuat minuman dari beras hitam yang ia beri merek Sanderm. Hal ini dilatar belakangi pula, karena Sochi ingin masyarakat mempunyai lingkungan yang baik. Karena bila lingkungan rusak, maka petani pun akan merugi, dan jadi tidak bisa menanam lagi. Menurut Sochi, yang juga pernah bertani semasa kuliah, kalau lahan pertanian diolah dengan cara yang seperti sekarang ini, maka pada puluhan tahun mendatang mungkin lahan itu bisa berubah menjadi gurun. Untuk memecahkan masalah itu, Sochi lalu memutuskan menjual beras hitam yang ditanam secara organik. Sochi menjelaskan, makanan yang kita makan itu, seharusnya bisa juga sekaligus menjadi obat buat tubuh. Tapi, kalau yang dimakan tidak sehat, akhirnya malah bisa menimbulkan masalah dan penyakit.

Sochi memilih beras hitam berdasarkan pengalamannya pribadi. Sebelumnya, pernah ada daging yang tumbuh di tenggorokannya selama tiga bulan. Setiap menelan, ia merasakan sakit. Awalnya ia menduga ada tulang yang bercokol di sana, tapi ternyata itu daging tumbuh. Seorang teman lalu menyarankannya meminum air beras hitam. Baru hari pertama minum, badannya langsung meriang. Pada hari kelima, meriang sembuh dan daging tumbuh itu pun hilang. Badannya juga terasa sangat segar. Dari situ Sochi baru tahu bahwa setiap orang pasti memiliki sel tumor dan kanker.

Ayah satu anak ini merasa adanya titik temu antara masalah petani dan masalah orang kota yang notabene pola hidupnya kurang sehat. Tahun 2010, jadilah ia membuat Sanderm, produk di mana orang kota bersedia membelinya sekaligus membawa nilai kebaikan bagi orang desa atau petani. Produk Sanderm ini bisa terasa enak di lidah dan juga di dalam tubuh. Di sini Sochi juga ingin agar orang kota tahu manfaat beras hitam. Sochi sengaja mengemasnya dalam bentuk minuman, karena cara menjualnya santai, dan relatif lebih awet dibandingkan makanan jadi. Juga lebih bisa dibuat secara massal. Ia membuat ramuan Sanderm mirip dengan yang ia buat kala mengobati daging tumbuh. Dalam perkembangannya, ia membuat inovasi dengan cara mengecambahkan beras hitam sebelum diolah. Hanya saja, beras hitam itu ia tambahi herbal, yang antara lain terdiri dari rosella dan pegagan. Proses produksi Sanderm sengaja dipilih Sochi yang caranya sederhana dan tidak merusak kandungan bahan baku, bahkan meningkatkan kualitas.

Untuk mendapatkan pasokan beras, Sochi sengaja membeli beras hitam dari petani langsung. Ia katakan kepada petani, sanggup membeli berasnya tanpa ditawar dan harganya lebih tinggi daripada beras berpestisida, asal ditanam tanpa pestisida. Kalau ternyata menggunakan pestisida, ia tidak akan mau membeli lagi. Dikatakan demikian saja, otomatis para petani itu akan menuruti keinginannya. Awalnya Sochi mengambil beras dari petani di Malang, yang kemudian kewalahan memenuhi permintaan Sochi karena produksi Sanderm makin meningkat. Setelah mencari, ternyata ia menemukan penanaman beras hitam tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Jawa. Hanya saja, waktu itu masih tersembunyi. Sebab, dulunya rakyat biasa dilarang menanam dan mengkonsumsi beras yang biasa dikonsumsi para raja dan disakralkan dalam ritual adat tertentu ini. Untuk membuat Sanderm, Sochi menggunakan beras hitam jenis Cempo Ireng yang biasa dikonsumsi Sultan Yogya. Berasnya agak pera. Selain beraroma ketan layaknya beras hitam lainnya, Cempo Ireng ini rasanya agak seperti kacang.

Dulu, cerita Sochi, sebulan habis 50 kg beras hitam saja sudah terhitung banyak. Namun, karena yang menanam belum banyak, saat itu mencari beras hitam 50 kg per bulan pun juga sulit. Sekarang, Sochi membutuhkan beras hitam lebih dari 250 kg per bulan. Penjualannya pun meningkat pesat. Bila awalnya per bulan hanya terjual 200 boks, kini lebih dari 2000 boks Sanderm berhasil dijual Sochi. Satu boks berisi lima bungkus. Hingga kini, menurut Sochi, permintaan masih tinggi. Biasanya, konsumen yang memesan, setelah minum satu kali dan merasakan khasiatnya, langsung mau menjadi reseller. Kini, pemasaran Sanderm yang dijual Rp 25.000 per boks ini memang lebih tertata rapih. Selain lewat pameran yang rutin diadakan Komunitas Organik Indonesia tempatnya bergabung, Sanderm juga dipasarkan oleh reseller, lewat internet, dan beberapa supermarket di Jakarta.

Sochi mengenang, dulu untuk memperkenalkan Sanderm, ia asal saja mengikuti pameran ke mana pun, meskipun letaknya jauh. Kemasannya pun juga masih jelek, sampai pengunjung bingung produk apa yang ia jual, dan menolak membeli. Ditambah lagi dulu beras hitam juga belum banyak dikenal. Oleh karenanya, kalau sampai tembus 200 boks per bulan saja, Sochi sudah loncat-loncat kegirangan. Meski banyak pembeli yang merasakan manfaat Sanderm untuk kesehatan, Sochi sendiri tak berani mengklaim wedang beras hitam buatannya itu berkhasiat untuk hal-hal tertentu. Meski beberapa penderita kanker mengaku sembuh setelah mengkonsumsi Sanderm, begitu pula yang ususnya mengalami pendarahan dan jantungnya melemah. Menurut lulusan Fakultas Pertanian Universitas Al Zaytun Indramayu ini, soal khasiat Sanderm, biar pembeli saja yang memberikan testimoni. Sochi hanya bilang, bahwa Sanderm adalah minuman sehat dan diproses secara alami. Tentu Sochi juga sangat bahagia mendengar testimoni pembeli yang seperti itu.

Untuk mengkonsumsi Sanderm, Sochi yang dibantu istrinya dalam usaha ini menjelaskan, satu bungkus Sanderm diseduh dengan secangkir air panas. Setelah didiamkan tiga menit atau sampai ampasnya empuk, barulah diminum sampai habis, termasuk ampasnya.