WOODKA : Jam Tangan Kayu Dengan Sentuhan Kain Tradisional Indonesia

Produk jam tangan kayu Woodka awalnya merupakan proyek tugas kampus mahasiswa jurusan Bisnis Manajemen ITB, yang lalu ditekuni menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. Awalnya dari tugas kuliah yang dikerjakan secara kelompok di tahun 2013, kemudian ditekuni sebagai bisnis dan dipasarkan sejak 2014. Savhira Mayola, atau akrab dipanggil Vira, adalah pemrakarsa Woodka bersama 11 teman lainnya. Nama Woodka dipilih sebagai brand jam tangan kayu hasil kreasi mereka, karena memang menggunakan material kayu. Lebih spesifik, produk yang mereka jual adalah jam tangan kayu dan bermaterial kayu. Mereka juga dibantu oleh tim desain dan tim produksi yang membuat Woodka menjadi jam tangan kayu berkualitas.

Vira menjelaskan, kelebihan jam tangan kayu Woodka dibandingkan jam tangan kayu lainnya adalah, desain dan konsepnya yang muda, serta tali jam tangan yang bisa diganti-ganti. Tali jamnya tak hanya berbahan kulit tetapi juga kain tradisional Indonesia. Misinya, mereka ingin mengenalkan berbagai tenun ikat yang ternyata juga bisa terlihat unik dan berbeda. Sebagai proyek tugas kuliah yang akhirnya ditekuni menjadi bisis yang menjanjikan, mendorong Vira dan teman-temannya bekerja keras mengembangkan produk. Tentu, trial and error terjadi. Bahkan di awal produksi Woodka hadir dengan tematis, atau setiap bulan hadir dengan tema yang berbeda. Namun, karena permintaan pasar yang terus meningkat, mereka akhirnya membuat Woodka yang lebih umum. Mereka juga memiliki in house designer sendiri. Dan meski produk lokal, mereka mengklaim kualitasnya tidak kalah dari produk luar.

Untuk harga, Woodka yang menyasar pasar anak muda dan dewasa, ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 600 ribuan hingga Rp 800 ribu. Untuk strap, ditawarkan dengan harga Rp 150 ribu berbahan kain tenun ikat dan Rp 250 ribu untuk tali jam berbahan material kulit. Vira dan teman-temannya bersyukur karena produknya sudah menjangkau pasar luar. Dukungan juga datang dari Walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang membantu memasarkan Woodka hingga ke Paris. Mereka sengaja memilih penjualan lewat website agar Woodka bisa didapat pelanggan di mana pun. Baik itu di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, semuanya tinggal datang ke woodkawatch.com dan berbelanja di situ. Mereka juga telah memiliki official retailer di Singapura sejak tahun 2015, yang ternyata di sana responsnya juga luar biasa.

Sebagai material untuk jam, Vira dan teman-temannya memilih kayu jenis ebony, sonokeling, jati dan maple. Material itu dipilih berdasarkan karakter masing-masing kayu serta warna yang ditonjolkan. Desain jam Woodka ada tiga jenis, yaitu Orla, Nieo, Kovu yang memiliki diameter 42 mm dan 36 mm, dan sifatnya unisex. Permintaan yang terus meningkat membuat Vira dan teman-temannya semakin meningkatkan layanan. Kini per bulan, mereka bisa menjual lebih dari 100 unit jam tangan. Mereka memaksimalkan pelayanan lewat sosial media seperti Instagram dengan akun Woodka_ agar ada hubungan langsung dengan pelanggan.

Ke depan, Vira dan teman-temannya yang rutin mengikuti berbagai pameran baik di kota Bandung dan Jakarta, ingin bisa melayani pembeli langsung. Permintaan dari pelanggan yang ingin mendapatkan produk mereka secara langsung, mereka tanggapi dengan serius. Walau saat ini mereka belum mempunyai galeri atau toko, tetapi rencananya mereka akan melayani pembelian langsung di kantor.