Sebaiknya datanglah ke gerai martabak Orins yang terletak di seberang stasiun kereta Gondangdia, Jakarta Pusat, sebelum sore menjelang. Sebab, antrean belum terlalu panjang, sehingga martabak yang anda pesan bisa segera didapat. Karena makin sore, akan makin ramai, dan antrian pun semakin panjang. Banyak pembeli yang harus rela menunggu lebih dari setengah jam. Di gerai-gerai lain yang berada di tengah kota Jakarta dan sekitar kawasan perkantoran pun kondisinya tak jauh beda. Sejak dibuka pukul 11.00, semua tungku di gerai-gerai ini tak pernah berhenti membuat martabak hingga tutup pukul 22.00. Bedanya, kalau di gerai yang dekat dengan perkantoran, siang sampai pukul 18.00 jauh lebih ramai dibanding malam harinya, sedangkan gerai di kawasan perumahan ramainya sore sampai malam. Dan bila hari Jumat, bisa dipastikan semua gerai akan ramai terus.
Pertambahan gerai yang kini berjumlah 14 buah sejak pertama kali dibuka Juni 2011 menandakan bahwa Sonny Arca Adryanto, pemilik martabak Orins, tak salah langkah ketika mengundurkan diri dari pekerjaannya di bidang keuangan untuk berbisnis martabak. Apalagi, sejak awal pria ramah ini memperhitungkan betul strategi dan jenis bisnis yang dipilihnya. Saat ingin membuat usaha, ia sudah berpikir, usaha apa yang kira-kira paling kecil resikonya, tapi bisa mendatangkan keuntungan lumayan. Karena ia melihat orang butuh makan setiap hari, maka pria yang besar di Jakarta ini pun memilih usaha makanan. Sonny sengaja tak mau memilih bisnis makanan yang sifatnya musiman. Pilihannya jatuh pada martabak yang tak lekang oleh waktu. Kebetulan sejak dulu ia memang menggemari martabak. Untuk mendapatkan resep yang pas, ia tak segan belajar dan bertanya pada orang lain. Setelah jadi, ia membagikan pada teman-temannya untuk dicoba. Respons positif yang didapat membuatnya makin bersemangat. Lantaran baru mulai, Sonny memikirkan bagaimana agar martabak yang akan dijualnya punya ciri khas.
Umumnya, nama martabak selalu menggunakan angka, maka Sonny ingin mempuyai merek sendiri. Setelah berkonsultasi pada saudaranya dan orangtua, disarankan untuk menggunakan nama kedua anaknya, yaitu Ometh dan Rain. Kemudian namanya sendiri dan sang istri, Sri Suwarni, juga disertakan. Akhirnya, jadilah namanya martabak Orins. Awalnya, Sonny hanya membuat martabak dengan ukuran sedang, besar, dan jumbo yang bisa dikonsumsi 5-6 orang. Namun, kemudian ia juga menyediakan ukuran mini. Jadi, kalau orang hanya punya uang Rp 5000, masih bisa untuk membeli martabak dengan ukuran mini, untuk dimakan sendiri. Sonny memang menginginkan semua kalangan bisa membeli Orins, baik menengah bawah ataupun kalangan atas.
Untuk membedakan dengan martabak lainnya, Sonny membuat martabak yang tidak dilipat, yang kini dikenal dengan model piza. Karena menurut Sonny, martabak yang model dilipat, sering membuat orang hanya mengambil bagian atas atau bawahnya saja. Sementara dengan model piza semuanya bisa kebagian. Soal lokasi usaha juga diperhitungkan Sonny dengan cermat. Ia percaya sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa 70 persen uang beredar di Jakarta. Itu sebabnya, ia memulai bisnisnya di tengah kota Jakarta, tepatnya di stasiun Gondangdia. Sonny berpikir, kalau ia memulai usahanya di pinggir daerah, akan lebih sulit berjuang untuk masuk ke Jakarta. Setelah membuka di stasiun Gondangdia, beberapa bulan kemudian Sonny memindahkan gerainya ke sebuah ruko kecil di seberang stasiun, tepatnya di samping Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Sonny juga menangkap peluang, besarnya keinginan pegawai kantoran untuk ngemil setelah makan siang. Lantaran itulah, Sonny berani membuka gerainya siang hari, tak seperti kebanyakan penjual martabak yang berjualan mulai malam hari. Diakui Sonny, Orins memang tidak langsung direspons dengan antusias oleh masyarakat, karena tidak banyak yang tahu bahwa martabak yang satu ini dijual sejak siang. Setelah 1-2 tahun, barulah orang mulai tahu. Setahun berjalan, jam tutup Orins mundur dua jam menjadi pukul 22.00.
Seiring waktu berjalan, varian topping untuk martabak terus bertambah. Untuk urusan topping, Orins memberi kebebasan pada pembelinya. Meski sudah ada daftar menu dengan topping tersendiri, pembeli bebas menentukan topping yang ingin ditambahkan, hanya dengan membayar Rp 2000-Rp 30.000. Selain varian klasik seperti cokelat, kacang wijen, dan keju, ada pula varian lain seperti jagung, kismis, dan lainnya, termasuk varian Spesial Orins yang menjadi favorit sejak awal usaha ini dibuka. Varian ini terdiri dari empat macam, yaitu cokelat kacang wijen, jagung keju, kismis keju, dan keju spesial. Selain itu, yang juga jadi favorit adalah varian daging keju, ovomaltine, green tea, nutella, atau beberapa varian dicampur sekaligus.
Selain martabak manis, Orins juga menyediakan martabak asin dengan varian ayam dan sapi. Harga martabak Orins sendiri kini ditawarkan mulai Rp 7000 - Rp 100.000 per loyang. Meski kini banyak martabak yang mengandalkan topping aneka rasa, Sonny tetap yakin martabak miliknya memiliki penggemar sendiri lantaran berbeda dari martabak lain. Penggemar martabak pasti tahu yang enak dan yang tidak. Sebab, enaknya martabak itu terletak pada rasa kuenya. Sementara untuk urusan topping, bisa apa saja.
Bila saat memulai usaha Sonny hanya dibantu empat karyawan, kini ada sekitar 150 pegawai yang membantunya membesarkan Orins. Pertumbuhan cabang Orins sendiri cukup pesat lantaran tingginya permintaan. Saat ini, seluruh cabang Orins berada di area Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan. Meski memiliki cabang banyak, Sonny yang sejak kecil sudah rajin berjualan ini, tak terlalu terbebani karena manajemennya dikelola secara profesional dengan adanya manajer toko, manajer area, dan general manager. Ke depan, Sonny berencana membuka cabang dengan konsep kafe. Ia menceritakan, sebetulnya permintaan untuk franchise sudah banyak, bahkan sejak sebelum setahun Orins dibuka. Tapi sampai saat ini, Sonny masih menahannya dulu, kecuali dengan dua cabang hasil franchise yang waktu awal ia kabulkan. Sonny mengaku saat ini ia belum siap menjalani sistem franchise. Namun ia akan berusaha untuk terus menambah cabang baru dan menargetkan setiap tahun membuka empat cabang baru.
SALAM KENAL SEMUA,SAYA PAK AGUS TONO DARI MALAYSIA
BalasHapusCERITA YANG BENAR BENAR TERJADI (ASLI) BUKAN REKAYASAH!!!
TERIMA KASIH BANYAK MBAH SERO SUDAH 3 TAHUN SAYA MENDERITA DI MALAYSIA KERJAAN SAYA CUMA MENOMBAK KELAPA SAWIT PENDAPATAN TIDAK SEBERAPA SEDANKAN SEWAH KONTRAKAN RUMAH 700 RIBU PERBULAN TAPI SETELAH KAMI DAPAT NOMOR MBAH DI INTERNET KAMI COBA-COBA HUBUNGI LALU MINTA BANTUAN ANGKA GHOIB DAN ALHAMDULILLAH ANGKA YANG DIBERI MBAH SERO LANSUNG TOTO 6D BENAR-BENAR 100% TERBUKTI TEMBUS SEKALI LAGI TERIMA KASIH MBAH SERO RENCANA MAU PULANG KE INDO BUKA USAHA INI SEMUA BERKAT BANTUAN ANGKA GHOIB MBAH SERO BAGI ANDA YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA HUBUNGI MBAH SERO DI NOMOR 082 370 357 999 TERIMA KASIH..!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA..