Minggu, 04 Desember 2016


Boneka Barbie telah menjadi mainan anak perempuan yang melegenda sejak 1959. Miniatur gadis berbadan sintal dan berambut pirang ini mampu menyihir anak-anak di seluruh dunia selama puluhan tahun, tak terkecuali di Indonesia. Gagasan tentang boneka modis ini muncul dari salah satu pendiri Mattel Toys, Ruth Handler. Hingga tahun 1950-an, toko-toko mainan kebanyakan hanya menyediakan replika bayi. Kondisi ini memicu Ruth memproduksi boneka yang lain daripada yang lain. Nama Barbie diambil dari putri Ruth yang bernama Barbara.

Barbie ternyata tak hanya dapat menjadi mainan, tetapi juga sumber inspirasi untuk berkarya. Hal ini terjadi pada Ryan Sishermawan yang membuat berbagai replika untuk boneka dan melahirkan Barbie ala Jawa. Karya-karya Ryan sangat terperinci dan terlihat profesional. Padahal, ia mengaku tak memiliki keahlian khusus dalam menjahit maupun mendandani boneka. Menurut Ryan, ia mempelajari secara otodidak tutorial proses mendandani boneka yang banyak ditemui di situs-situs video daring. Ia juga menggunakan payet dan pernak-pernik seperti yang umumnya dipakai manusia. Semua dibuat secara pas agar bisa dipakai dalam tubuh boneka.


Beragam karya milik Ryan ternyata banyak digemari. Pencinta boneka yang ingin mempunyai koleksi Barbie yang kental dengan nuansa Indonesia ini, kini bisa memesan via Instagram barbie_jawa. Untuk kebaya klasik yang bisa dilepas pakai, Ryan menawarkan harga Rp 100 ribu-Rp 500 ribu, bergantung pada bahan dan tingkat kerumitan. Pembeli bisa memesan bahan dan model yang diinginkan. Satu set Barbie lengkap dengan kebayanya, Ryan hargai Rp 1 juta. Pembeli juga bisa memesan pasangan Barbie dan Ken dalam balutan busana Jawa dengan harga Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Pengerjaan sepasang boneka itu diperkirakan akan rampung dalam dua pekan.


0 komentar:

Posting Komentar