Bagi masyarakat yang berada di daerah Jalan Raya Tulis, Batang, Jawa Tengah, kawasan Hotel Sapi menjadi daya tarik tersendiri. Deretan truk yang bermuatan hewan ternak pun kerap mengantre untuk mengistirahatkan muatannya di hotel ini, bahkan ketika penuh. Sehingga banyak yang penasaran, seperti apa bentuk dan pelayanan yang diberikan kepada ternak, khususnya sapi saat menginap di hotel unik ini. Barangkali inilah satu-satunya hotel yang memang khusus disediakan untuk hewan ternak sapi.
Cikal bakal
tercipta dan berdirinya Hotel Sapi merupakan kontribusi seorang pria bernama
Tolani, ayah tujuh anak yang sudah memulai usaha ini sejak 1964. Saat itu
Tolani masih berumur 17 tahun. Ia yang hanya lulusan Sekolah Rakyat ini mengaku
ingin mencari uang tambahan setelah selesai bertani.
Awalnya, yang menyuruh untuk membuat kandang sapi itu adalah kepala desa. Dulu, biasanya sapi hanya diikat di pagar atau kayu di pinggir jalan. Ia pun lalu membuatkan kandang agar sapi-sapi itu lebih aman. Sejak itu banyak orang yang melihat dan tahu keberadaan kandang sapinya. Kemudian, kalau ada truk yang melintas membawa muatan sapi dari Jawa Timur dan butuh istirahat sejenak, semua orang akan menunjuk ke rumahnya.
Kemudian,
tanah milik orang tuanya seluas 1.005 meter persegi pun dimanfaatkan oleh
Tolani untuk dibuatkan kandang sapi yang lebih besar. Lama-lama, kandang sapi
ini kerap dijadikan tempat istirahat para sopir truk yang membawa sapi dari
Jawa Timur untuk dibawa ke Jakarta.
Akhirnya kandang
sapi miliknya pun disebut hotel sapi, karena menjadi tempat peristirahatannya
hewan sapi, khusus hanya untuk transit saja. Bangunan hotel sapi ini sebenarnya
sangat sederhana. Hanya berupa los panjang terbuat dari kayu dan atapnya dari
daun sirap.
Setelah sekian
lama Tolani menerima sapi-sapi beristirahat di kandang miliknya, suatu ketika
datanglah seorang wartawan asal Jepang mewawancarai dirinya. Wartawan itu ingin
meliput kandang sapinya yang disebut hotel sapi itu karena unik. Dari situlah, makin
banyak yang mengetahui hotel sapinya, tidak hanya sebatas peternak sapi atau
para sopirnya saja.
Tolani bukan
sekadar pionir dalam hal membuat hotel khusus untuk sapi, tapi juga ada
beberapa kelebihan yang dimiliki Tolani sebagai pemilik hotel sapi di
kawasannya. Tak heran kini ia bisa menampung sebanyak 200-an ekor sapi dan 20-an
truk yang setiap hari hilir mudik mendatangi tempatnya. Dulu, saat pertama kali
usaha ini dibuka, biaya mengistirahatkan sapi di kandangnya ini hanya Rp 1.500
per hari. Tapi sekarang biayanya sudah naik berkali-kali lipat, menyesuaikan
dengan ongkos pekerjanya. Karena sapi yang diistirahatkan di tempatnya juga
akan ia beri makan rumput dan air minum, bahkan dipijat kalau ada sapi yang terlihat
tidak segar.
Kini, setiap
truk yang berisi 20-an sapi itu ketika datang ke hotel sapi milik Tolani
dikenai biaya menginap Rp 70-90 ribu per harinya. Kebanyakan yang datang ke
tempatnya itu sapi-sapi yang berasal dari Jawa Timur, seperti Blitar,
Probolinggo, atau dari Madura.
Setiap harinya,
kakek 11 cucu ini bisa meraih untung Rp 350 ribu bila sedang sepi pengunjung.
Namun bila menjelang Hari Raya Kurban, rezeki yang ditangguk Tolani dari hotel
sapinya bisa berkali-kali lipat.
Kendati kini
Tolani memiliki beberapa kompetitor yang memiliki usaha sejenis, apalagi kini
di kawasan dekat daerahnya sudah ada sekitar 3-4 hotel sapi yang sama, ia tak
gentar. Ia yakin tetap bisa bertahan, karena banyak pelanggan yang sudah
percaya dengan jasanya ini.
Agar pelanggan
tak lari, suami dari Wayuti ini terus berusaha memberikan banyak keunggulan
dalam pelayanan. Dari jasa pijat hingga racikan obat kuat yang bisa membuat
ternak sapi jadi lebih segar dan tak lelah meneruskan perjalanan jauh.
Untuk
mendapatkan layanan ini tentu saja harus dilihat terlebih dulu kondisi sapinya.
Saat sapi mulai diturunkan dari truk, dipilih mana yang sakit atau kelelahan
supaya bisa diberikan pelayanan tambahan. Untuk obat racikannya, Tolani
membuatnya sendiri dari obat warung yang dicampur dengan air putih lalu
dikocok hingga rata. Atau agar lebih kuat, bisa dicampurkan lagi dengan kopi tubruk.
Tolani yang
dibantu anak ketiganya, Widodo, dalam mengelola usaha hotel sapi ini, juga
memberikan pijatan ekstra kepada sapi yang terlihat lelah. Untuk mengetahui
sapinya lelah atau tidak, bisa didengar dari suara lenguhannya dan bisanya
kakinya juga gemetar, tidak mau berdiri dan maunya duduk saja.
Tolani juga
akan memberikan beberapa racikan tradisional kepada sapi yang sedang sakit.
Kalau sapi sudah mulai mengeluarkan terlalu banyak air liur, langsung ia
buatkan racikan dari gula merah 1 kg dicampur dengan air, lalu diminumkan ke
sapi yang sakit. Biasanya dalam beberapa jam kemudian, sapi sudah mulai
membaik.
Satu lagi yang
menjadi kelebihan hotel sapi milik Tolani adalah, yaitu adanya sistem kepercayaan
yang diberikan kepada pelanggannya. Banyak hal yang kadang terjadi di luar
perkiraan sopir dan pengawal sapinya, entah itu ban meledak, atau menemui
pungutan di tengah jalan. Jadi terkadang, kalau ada sopir yang tidak punya
uang, boleh berhutang dulu kepadanya. Nanti setelah kembali dari Jakarta, bisa
mampir lagi ke tempatnya dan melunasi hutangnya.
Banyak
pengalaman menarik yang dialami Tolani selama mengelola hotel sapi ini.
Misalnya, pernah kena tendang sapi dan mengurus sapi yang mengamuk. Bahkan
anaknya Widodo pernah pula punya pengalaman pahit hingga tak sadarkan diri
ketika perutnya diseruduk sapi dengan keras. Anak bungsu Tolani pun juga pernah
sampai sobek bibirnya akibat terjatuh, saat sapi yang sedang kelelahan itu
berulah. Namun semua peristiwa itu sudah dianggap sebagai bagian dari resiko
dan pengorbanan yang harus ia terima dari pekerjaannya. Maka dari itu, bersama
karyawannya yang berjumlah 5 orang, ia harus berhati-hati bila menghadapi sapi yang mengamuk.
Sapi yang suka mengamuk itu bisanya tidak ia turunkan dari truk, tapi tetap ia
berikan makan dan minum juga obat.
Sekian lama
mengurus sapi, Tolani pun telah mengenal berbagai karakter sapi dan cara
memperlakukan sapi. Misalnya, untuk sapi Madura itu kulitnya lebih merah.
Sementara sapi asal Jawa Tengah lebih putih warnanya. Ketahanan tubuhnya pun
juga beda, maka perlakuannya pun juga harus dibedakan.
Usaha
peristirahatan ternak sapi milik Tolani memang mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Selain kandangnya yang secara berkala diperbaiki, ia juga membuat
permanen tanjakan agar memudahkan sapi turun dari truk. Karena atap kandang
sapinya terbuat dari daun sirap, maka harus sering diganti kalau sudah kering.
Tolani sengaja tidak memilih atap dari batako karena akan membuat panas suhu
kandangnya. Menurutnya, sapi memang lebih nyaman dengan atap kandang yang
terbuat dari daun sirap.
Bagi yang
ingin mampir ke hotel sapinya, biasanya para sopir dan pengawal sapi akan
mengontaknya terlebih dulu agar dipersiapkan kandang bagi sapi-sapi yang akan
beristirahat. Kalaupun kandang sudang penuh, mereka pun tetap mau menunggu
sampai bisa menginap di tempatnya.
Ke depan,
Tolani ingin hotel sapinya lebih berkembang dan menjadi usaha yang diturunkan
kepada cucu-cucunya kelak, sehingga usaha ini akan ada seterusnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.