Awalnya Diana bekerja di bidang IT, namun karena pada dasarnya ia menyukai hal-hal yang berbau kreatif seperti membuat clay atau menciptakan makanan, ia pun akhirnya menceburkan dirinya di bisnis bento. Sebelumnya ia hanya suka membagi resep makanan yang dibuatnya lewat blog hingga ramai dibaca orang. Ia pun senang manakala setiap kali resep yang dibagikannya bisa menginspirasi orang lain untuk mencoba memasak. Menurut Diana, keahliannya ini diturunkan dari sang Bunda, yang padahal sempat tidak pernah mengizinkanya turun ke dapur.
Resep pertama yang dibagikannya adalah Character Pao atau CharPao dan Character Bento
alias Charaben, serta masih banyak
lagi yang lainnya. Proses membagi resep ini adalah salah satu yang membuat
Diana bahagia. Pasalnya, ia bisa mendapat banyak sekali respons positif dari
pembaca. Bahkan, hingga bisa menginspirasi banyak orang dari resep-resep yang
ia bagikan. Misalnya, ada pembaca yang pernah mengirimkannya SMS, mengatakan
bahwa ia bisa membuat bisnis sendiri untuk meneruskan kuliahnya, setelah
mencoba resep-resep yang dibagikan Diana di blog.
Dalam hal ini, Diana selalu ingat pesan sang Bunda agar menjadi manusia yang
tak pelit ilmu. Ia percaya, ilmu yang ia bagikan kepada orang lain akan menjadi
berkah.
Menurut Diana, membuat bento ini sebenarnya berawal dari iseng-iseng karena ia bosan
dengan makanan yang itu-itu saja. Berbisnis bento
dengan nama Cooking Mommy, ia mengerjakan semua pesanan seorang diri. Tentu
saja ia sering menemui kendala. Misalnya, saat harus menciptakan karakter yang
belum ada cetakannya, misalnya tokoh Spiderman.
Untuk itu, ia pun harus membuatnya sendiri dengan menggunakan plastic wrap. Walau agak rumit, tapi
bagi Diana proses itu tetap menyenangkan. Baginya, mengerjakan pesanan dengan
karakter yang berbeda selalu membuatnya tertantang.
Diana menambahkan, membuat bento itu berbeda dengan membuat masakan biasa, karena bahan-bahan
yang digunakan harus selalu segar. Itulah yang membuat harganya menjadi mahal,
karena ia tidak bisa menyimpan stok bahan karena harus langsung digunakan
selagi segar. Meski sebagian besar menggunakan bahan-bahan impor, namun Diana
masih selalu memodifikasi resep dengan menggunakan bahan-bahan lokal dalam
setiap karya bento-nya. Misalnya,
saat tidak bisa memakai nasi Jepang karena harganya mahal, maka ia menggunakan campuran
beras biasa dan beras ketan dengan perbandingan satu banding sepuluh. Sementara
untuk bahan sayuran, ia selalu memilih yang organik karena bento banyak dikonsumsi anak-anak yang pencernaannya belum kuat.
Saat membuat bento,
Diana pun terbiasa menggunakan sarung tangan. Karena kalau memakai tangan langsung,
walaupun sudah dicuci masih suka mengandung keringat, sehingga akan menyebabkan
bento rentan basi.
Diana mengaku, suatu hari ia pernah mendapatkan
tawaran dari seorang selebritis yang sejak lama menjadi langganannya, untuk
mengajak kerja sama atau meminta izin untuk membuka toko yang menjual
produknya. Tapi Diana menyadari, saat ini usahanya masih terkendala sumber daya
manusia, karena dalam membuat bento
sangat dibutuhkan kreativitas. Maka tidak sembarang orang bisa membuatnya.
Menurut Diana, yang usahanya telah berhasil mendatangkan omzet puluhan juta
rupiah dalam sebulan ini, saat membuat bento memang harus dari hati. Sementara
saat ini sering sekali orang bekerja jarang yang memakai hati.
Contact :
email at din2902@yahoo.com
or call at +62-856-160-4400
0 komentar:
Posting Komentar