Selasa, 06 Oktober 2015



Pesona bisnis angkringan yang tengah menjamur di Yogyakarta, telah memikat pasangan suami-istri Benyamin dan Susi untuk menekuni bisnis serupa. Benny, sapaan Benyamin, sebelumnya adalah pebisnis network marketing dan properti. Kemudian, ia mengajak istrinya yang pandai memasak untuk membuka warung angkringan. Susi sendiri sebelumnya juga sudah memiliki pengalaman mengelola rumah makan milik saudaranya di kawasan Papringan, Yogyakarta. Akhirnya, Benny berpikir, daripada mereka berdua bisnis sendiri-sendiri, lebih baik bila digabung. Jadi bisnis angkringan ini  adalah gabungan antara bisnis makanan-minuman dan properti.

Bukan sembarang warung angkringan yang didirikan Benny, melainkan warung angkringan modern ala kafe. Menurut Benny, bisnis ini bukan semata-mata soal uang. Tapi bagaimana supaya warung ini bisa menjadi tempat untuk berkumpul pelanggan dari berbagai profesi. Benny lantas memakai brand Kring Krong untuk warung angkringannya yang berada di kawasan Jalan Damai, Banteng, Ngaglik, Sleman ini. Di lahan seluas 800 m2, selain warung angkringan, Benny juga mengajak 11 temannya membuka konter makanan dan minuman khas dari berbagai daerah. Kring Krong sendiri merupakan kependekan dari bahasa Jawa angkring nggo nongkrong.

Benny ingin Kring Krong bisa menjadi alternatif tempat nongkrong dan destinasi wisata kuliner di wilayah utara Yogyakarta. Selain itu, Kring Krong juga ia harapkan bisa mengangkat imej warung angkringan gerobak di pinggir jalan, apalagi untuk pengunjung yang memakai mobil mewah. Maka, bila dihadirkan dengan konsep yang seperti ini, tentu jadi lebih nyaman. Pendek kata, Kring Krong adalah warung angkringan yang modern. Seperti menu utama warung angkringan pada umumnya, di Kring Krong, Benny dan Susi juga menyajikan sego atau nasi kucing yang telah ia ganti namanya menjadi Sego Kring Krong. Sebungkus nasi dibanderol Rp 2000. Semua menu yang ada di Kring Krong dimasak sendiri oleh Susi dengan dibantu karyawan. Jadi, kualitas rasanya lebih terjaga, selain juga bersih dan sehat. Sengaja Benny dan Susi tidak menerima titipan dari supplier, kecuali camilan kering. Semua lauk beragam seperti di angkringan umumnya. Ada aneka sate, gorengan, mi, dan tahu tempe bacem. Untuk minumannya juga dimasak sendiri. Bahkan diberi nama yang unik, misalnya BPJS alias Badan Penyedia Jahe Susu.

Kring Krong tak sekedar menyediakan tempat dan lokasi yang nyaman untuk menyantap nasi kucing, tapi juga memberikan fasilitas plus lainnya. Ada fasilitas mainan seperti perosotan untuk anak-anak agar si pembeli bisa sekalian momong anak. Juga ada layar lebar yang bila malam hari bisa untuk nobar alias nonton bersama pertunjukan bola atau entertaintment dari stasiun televisi. Juga fasilitas wifi plus full musik. Kring Krong buka setiap Senin-Sabtu pukul 11.00 pagi hingga 23.00 malam. Hari Minggu buka pukul 15.00 sore hingga 23.00 malam. Kebanyakan pelanggan datang sore hingga malam. Pelanggannya kebanyakan adalah mahasiswa, juga ada keluarga yang membawa anak-anak, serta kaum eksekutif. Benny mengakui sebagian penghasilan dari warung angkringan ini juga digunakan untuk mengembangkan usahanya di bidang properti.

0 komentar:

Posting Komentar