SAPULIDI : JASA BERSIH RUMAH PROFESIONAL DENGAN HARGA TERJANGKAU

Kehidupan modern yang serba instan di Ibukota telah merambah berbagai sisi kehidupan. Hal ini yang kemudian memunculkan beragam peluang usaha. Salah satunya, jasa pembersih rumah profesional. Selain menawarkan jasa dengan harga terjangkau, proses singkat dengan hasil maksimal membuat usaha ini semakin berkembang. Seperti yang dilakukan oleh pasangan suami istri M. Rizali Noor dan Nanda Hayuningtyas. Sejak tahun 2014 lalu mereka menawarkan jasa pembersihan rumah secara profesional. Dengan nama Sapulidi, pasangan dengan dua anak ini kini sudah memiliki puluhan pelanggan.

Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Luar Negeri, Rizali kerap bepergian dan tinggal di negara lain. Ketika akhirnya kembali ke Jakarta, ia melihat peluang usaha di bidang jasa pembersihan rumah. Ide tersebut lalu dibagi kepada sang istri, yang pada akhirnya mereka kemudian memutuskan untuk merintis usaha tersebut. Setelah mematangkan idenya, Rizali langsung membentuk sebuah CV. Meski keduanya tidak memiliki latar belakang khusus di bidang ini, mereka tetap nekad  menjalankan usaha sekaligus belajar secara otodidak. Menurut mereka, dalam menjalankan usaha di bidang jasa, hal yang paling utama adalah kepercayaan. Untuk itu mereka pun selalu menjaga kepercayaan dari para pelanggan.

Caranya, dimulai dari pemilihan karyawan. Setelah itu, baru bicara mengenai hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan. Agar karyawan mampu menjalankan kewajiban dengan baik, maka hak mereka harus terlebih dahulu dipenuhi. Dengan dipenuhinya hak mereka, secara tidak langsung akan menjaga kebahagiaan karyawan. Beruntung, kini tim mereka diisi oleh orang-orang yang berpengalaman, sehingga tidak menemukan kesulitan berarti dalam menjalankan usaha ini. Karena itulah, secara perlahan namun pasti, mereka banyak belajar mengenai bidang usaha yang digeluti.

Bahkan, cerita Nanda, pernah ada salah satu karyawan mereka yang masuh daftar Guiness World of Record dalam making bed. Lalu ada pula karyawan yang sebelumnya pernah bekerja dengan membawahi 30 orang. Menurut Nanda, di dalam usahanya ini semuanya sama-sama belajar. Sebagai pemilik, Nanda pun mencoba menempatkan diri seperti pelanggan dan melihat apa yang mau diperoleh. Itu kemudian yang ia terapkan dalam menjalankan usahanya ini. Meski si karyawan punya banyak pengalaman, tapi ketika masuk ke perusahaan ini, harus memulainya semua dari nol dan meniti karier dari awal. Puncaknya, karyawan yang berprestasi akan diberikan peluang membuka franchise atau cabang di tempat lain. Inilah pula yang membuat Rizali dan Nanda sering menolak banyaknya permintaan franchise yang datang. Karena mereka memilih untuk memberikan itu kepada karyawan, karena karyawanlah yang lebih tahu dalam menjalankan usaha ini sesuai dengan misi dan visi yang diterapkan sejak awal.

Demi menjaga kepercayaan dan keamanan bagi para pelanggannya, mereka juga tidak menggunakan jasa karyawan tidak tetap. Semua karyawan dipilih langsung oleh Nanda, yang juga selalu turun tangan langsung ke lokasi. Bukan hanya mengawasi, tapi perempuan lulusan Fakultas Psikologi sebuah universitas swasta ini juga ikut membersihkan rumah pelanggan. Dan kembali Nanda menekankan bahwa usaha yang ditekuni ini tak cukup hanya mengandalkan pelanggan saja. Untuk itu dibutuhkan kualitas yang prima dalam setiap menjalankan tugasnya. Selain itu, mereka juga terus memberikan informasi kepada masyarakat akan keuntungan lain dalam menggunakan jasa ini.

Dengan menggunakan jasa ini, pelanggan justru lebih hemat dalam biaya social cost. Berbeda dengan Asisten Rumah Tangga (ART), di sini pelanggan tidak lagi harus mengeluarkan biaya-biaya seperti kasbon dan uang makan, seperti yang biasa diberikan kepada ART. Belum lagi biaya-biaya lain seperti biaya berobat ketika ART sakit, pulsa telepon, dan lain-lain. Dan terkadang sering muncul pula masalah lain, misalnya ART yang minta keluar secara mendadak atau berhubungan dengan tindak kriminal. Sementara dengan menggunakan jasa ini, pelanggan tidak perlu mengeluarkan social cost itu dan tidak perlu memberikan tips. Jika memang ada masalah, lebih mudah diselesaikan karena usaha ini sudah berbadan hukum.

Rizali dan Nanda bersyukur selama menjalankan usaha ini tidak ditemukan banyak kendala. Bahkan hubungan mereka dengan pelanggan sudah seperti keluarga sendiri. Dalam menjalankan usaha ini, mereka memiliki dua paket pembersihan yakni bulanan atau sekali datang. Mereka memiliki 10 karyawan yang terbagi menjadi 5 tim. Pelanggan mereka datang dari berbagai lapisan masyarakat, dan tersebar di beberapa daerah, seperti Kelapa Gading, Bintaro, Serpong, Tangerang, Cempaka Putih, Cikeas, dan Cinere.  

Pelanggan bisa memilih jasa layanan sekali seminggu, dua kali seminggu, atau tiga kali seminggu. Khusus untuk langganan, akan diberikan fasilitas free laundry. Untuk menggunakan jasa Sapulidi, diterapkan pembayaran sesuai keinginan. Pelanggan dapat memilih biaya 4 jam kerja sebesar Rp 500.000, atau 8 jam kerja dengan biaya Rp 850.000. Sementara untuk paket bulanan ada pilihan sekali seminggu Rp 800.000, dua kali seminggu Rp 1,2 juta dan tiga kali seminggu Rp 1,6 juta. Dari usaha tersebut, Nanda yang juga rajin meluangkan waktunya untuk membersihan tempat ibadah secara gratis ini, sanggup mengantongi omzet per bulan sekitar Rp 30 juta.