Selasa, 10 Mei 2016



Produk yang lahir dari ibu tiga anak ini ternyata mampu mengangkat perekonomian keluarganya. Bersama sang suami, Rudi Parlinggoman Sinurat, Rosie, begitu perempuan kelahiran Jakarta, 4 September 1977 ini biasa disapa, kini memiliki lebih dari 120 mitra dalam usaha tahu isinya. Rosie bercerita, sebelum membuka usaha tahu isi, ia sudah memiliki usaha waralaba jamur kriuk. Ia memiliki lima outlet jamur kriuk pada sekitar tahun 2011. Ketika itu, jamur kriuk memang sedang booming. Tapi ternyata tidak bertahan lama. Sekitar 1,5 tahun kemudian penjualan mulai seret. Pasalnya makin sulit mendapat pasokan jamur tiram. Selain musiman, petani jamur ketika itu juga banyak yang gulung tikar. Padahal, dari lima outlet yang dimilikinya waktu itu, Rosie bisa membuat 120 kilogram jamur per hari. Satu pack-nya ia jual Rp 5.000. Dalam sehari, ia bisa mengantongi laba bersih sampai sekitar Rp 700.000 dari 5 outlet.

Sebelum usaha jamur kriuknya benar-benar tutup, Rosie sudah mulai memutar otak mencari apa yang harus dilakukannya. Kebetulan di dekat outlet jamurnya terdapat outlet tahu pedas, dan bila ia perhatikan usaha itu selalu ramai. Bahkan menurut Rosie, ia sampai jarang melihat penjualnya, karena tertutup oleh pelanggan yang antre. Hebatnya lagi, ada pelanggan yang sampai rela antre selama 20 menit hanya untuk membeli tahu pedas itu. Usut ketemu usut, Rosie pun penasaran dan ikut membeli tahu pedas itu. Lalu, di rumah bersama suami ia ‘membedah’ tahu pedas itu, untuk dicari tahu bagaimana cara membuatnya. Beragam ujicoba ia lakukan untuk mencari resep yang tepat. Usaha itu terus ia lakukan sampai sekitar enam bulan.


Di tahun 2011 akhir, seminggu tiga kali ia bawa tahu isi buatannya ke sekolah anaknya untuk diberikan pada ibu-ibu yang sama-sama mengantar anaknya ke sekolah. Dari mereka, Rosie mendapat tanggapan mengenai produknya ini. Apakah keasinan, kurang crispy, terlalu pedas, kurang pedas, dan macam-macam. Dengan begitu, ia bisa mendapatkan resep tahu isi pedas yang pas. Sampai kemudian 29 Februari 2012 Rosie menemukan resep yang ia rasa sudah tepat dan mulai membuka outlet. Ia membuka outlet tahu isi pertamanya di Perumnas 1, Depok. Dan ternyata, itu awal yang sangat bagus. Dalam hitungan hari, penjualannya terus meningkat. Dalam sehari ia bisa menjual minimal enam boks. Satu boks isinya 50 buah tahu isi. Tanggapan pelanggan pun sangat positif. Dua bulan kemudian ia menambah lagi satu outlet, masih di kawasan Depok juga. Ternyata hasilnya sama, penjualan semakin meningkat. Dan berlanjut terus hingga dalam waktu enam bulan Rosie sudah bisa mempunyai lima outlet. Dalam sehari dari kelima outlet itu ia bisa menjual sekitar 120 boks tahu. Rosie dan suami mengaku sempat kaget. Mereka tak menyangka tanggapannya sangat positif. Akhirnya usaha jamur kriuknya ia suntik mati saja dan berubah menjual tahu isi yang diberi nama Taisi, singkatan dari Tahu Isi.

Rosie mendapatkan modal awal saha tahu isi ini dari hasil ‘menyekolahkan’ sepeda motornya sebesar Rp 10 juta. Seiring berjalannya waktu, dari modal itu terkumpullah omzet per bulan di tahun pertama mencapai Rp 150 juta. Lalu di tahun kedua meningkat menjadi Rp 250 juta dan tahun ketiga sekitar Rp 350 juta per bulan. Rosie menjelaskan, perbedaan Taisi dengan tahu isi yang lain terletak pada bahan tepung tahu isi yang lebih crispy, ukuran tahu yang lebih besar, dan jenis tahu yang ia gunakan juga beda. Rosie tidak menggunakan tahu yang dijual di pasaran, karena ia memesan khusus dari pabrik tahu langganannya. Sedikit mirip dengan tahu Sumedang. Dari tahunya saja sudah gurih, ditambah tepung dan isiannya, maka rasa tahu isi Taisi pun jadi lebih istimewa. Saat ini tahu pedas Taisi memiliki tiga variasi isi, yakni original, sosis, dan ayam.


Ketika usaha ini memasuki tahun kedua, Rosie mulai menerapkan sistem waralaba. Itu juga karena semakin banyak orang yang menghubunginya untuk minta waralaba. Awalnya, ia juga masih memproduksi tahu isinya di teras rumah. Tapi semakin lama, sudah tidak bisa menampung. Bahkan untuk masak sehari-hari saja sulit, karena semua kompor dipakai untuk produksi tahu isi. Akhirnya, Rosie menyewa lahan khusus untuk produksi. Tapi seiring waktu, ternyata lahan itu pun juga tidak muat lagi. Semakin sumpek seiring dengan produksi tahu isi yang terus meningkat. Dan di tahun 2015, Rosie kembali membangun tempat produksi dan kantor di lahan orangtuanya seluas 1000 meter dengan luas bangunan sekitar 300 meter. Dengan jumlah mitra yang sudah ada 120 lebih, produksi tahu isi per harinya sudah sampai 8 ribu - 10 ribu buah.

Awalnya, outlet Taisi hanya ada di Jabodetabek, Cikampek, dan Bandung. Namun karena peminat yang kian banyak, terlebih dari luar pulau, maka mulai 2016 Taisi mulai membuka outlet-nya di luar pulau Jawa, seperti Lampung, Batam, dan Medan. Untuk masalah bahan baku, Rosie pun mulai menjajaki kerja sama dengan pabrik tahu di daerah lain. Karena kalau tetap mengandalkan pengiriman bahan baku dari kantor pusat, akan mahal biaya kirimnya. Bahkan mungkin bisa lebih mahal ongkos kirimnya daripada harga tahunya. Sementara untuk hambatan yang lain, Rosie mengaku masih kesulitan mencari SDM juga soal harga bahan baku. Contohnya, bila Senin harga cabai Rp 25.000, besoknya bisa naik menjadi Rp 35.000. Begitu pula harga sayur seperti wortel dan kol. Bahkan pernah ia mendapati harga cabai sekilonya bisa sampai Rp 120.000. Sementara ia juga tidak bisa menaikkan harga tahu isinya setiap saat. Tapi menurut Rosie, di sinilah bedanya tahu isi Taisi dengan tahu lain. Ia sama sekali tidak pernah mengurangi kualitas. Agar bisa tetap bertahan, ia juga terus melakukan inovasi dan menyesuaikan ukuran tahunya. Baru di tahun 2015 harga jual tahu isi dinaikkan menjadi Rp 2.500 per buah.


Sebelum terjun ke dunia usaha, Rosie dan suami dulunya karyawan salah satu bank swasta. Rosie sendiri adalah bungsu dari tiga bersaudra, lulusan Sastra Jepang, sementara suaminya sarjana tehnik dari fakultas MIPA. Ketika di tahun 2005 mereka menikah, maka salah satunya harus keluar kantor. Dan karena dasarnya tidak bisa diam, dan juga sering bertemu dengan rekan pengusaha, lama-lama ia pun jadi tertarik juga ingin menjadi pengusaha. Sebelumnya beberapa kali ia dan suami sudah mencoba membuka usaha. Bahkan ketika masih kuliah, Rosie sempat berjualan fotokopi kamus. Bersama suaminya ia juga pernah berjualan sepatu, mencoba membuka usaha fotokopi dan ATK, jualan pulsa, sampai usaha waralaba jamur kriuk.

Adapun motivasinya untuk menjadi pengusaha adalah, karena ia memang tidak ingin selamanya menjadi karyawan. Karena menjadi karyawan, itu akan sampai pada satu titik harus pensiun. Selain itu, ia juga ingin bisa membantu orang lain yang kurang beruntung. Contohnya, karyawannya saat ini adalah mereka yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Setahun pertama mengembangkan usaha, Rosie bisa memiliki 10 atau 12 orang karyawan. Saat ini sudah ada 40 karyawan dan semuanya sudah seperti keluarga sendiri.


Sistem waralaba yang diterapkan Taisi adalah beli putus. Mitra hanya cukup menyiapkan karyawan untuk menjaga outlet dan memilih lokasi. Lalu pihaknya yang akan memberikan bahan baku, booth, dan training. Harga franchise untuk Jabodetabek Rp 15 juta, dan di luar Jabodetabek Rp 20 juta. Ada pula sistem master franchise dan reseller. Reseller ini adalah untuk mereka yang enggan menggunakan booth dari Taisi. Jadi Rosie hanya menjual bahan bakunya saja. Reseller dimulai dari harga Rp 2,5 juta untuk wilayah Jabodetabek, dan harga luar Jabodetabek tergantung daerahnya. Sementara master franchise harganya Rp 100 juta. Ada beberapa keuntungan yang didapat, di antaranya mendapatkan dua booth dan resepnya. Akibat sistem reseller ini pula, kini Taisi menyediakan tahu isi frozen. Namun Rosie menegaskan, sampai sekarang ia belum tertarik untuk memasukkan produknya ke swalayan atau supermarket. Kalau pun masuk ke swalayan, ia ingin tetap pembelian dilakukan secara putus. Hingga saat ini, Rosie dan suami masih terus fokus mengembangkan Taisi. Mereka belum tertarik untuk menekuni usaha lain. Selain meluaskan target membuka outlet ke luar pulau Jawa, mereka juga berangan-angan produk Taisi bisa sampai ke luar Indonesia.





Graha Taisi, Jalan Raya Sawangan No. 8 RT.04 RW.04                       
Rangkapan Jaya, Pancoran Mas                                                                 
Depok – Jawa Barat                                                                                        
INDONESIA                                                                                                    
Telp.: 021-77888899Fax : 021-77206825Handphone : 0812 1996 4195Pin BB : 314CD03F

0 komentar:

Posting Komentar