Selasa, 27 Agustus 2013




Berenang merupakan olahraga yang menyehatkan sekaligus menyenangkan. Bagi mereka yang berhijab, kini tak perlu ragu melakukan kegiatan ini. Pasalnya, di pasar busana saat ini telah tersedia banyak baju renang yang sesuai dengan syariah.

Adalah Ulfiyatun yang bisa dibilang sebagai pionir munculnya baju renang muslim di Tanah Air. Tahun 2005 merupakan awal munculnya ide di kepala perempuan kelahiran Tegal, Jawa Tengah ini untuk membuat baju renang khusus Muslimah. Kebetulan suami Ulfi, begitu ia biasa disapa, adalah mantan atlet renang nasional, sementara dirinya sendiri tidak bisa berenang sama sekali. Suatu hari, sang suami ingin mengajarinya berenang, namun sebagai pengguna jibab, Ulfi masih merasa kesulitan untuk menemukan pakaian renang yang sesuai kebutuhannya. Pakaian renang yang ada selama ini, ukurannya sangat ketat, tidak sesuai dengan syariah Islam. Sementara bila mengenakan pakaian kaus, akan menghambat gerakannya di dalam air, karena sifat kaus yang menyerap air.

Dari situlah, Ulfi lalu ingin mencoba membuat sendiri baju renang untuk wanita muslimah. Bersama suami, ia pun pergi ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk mencari bahan yang cocok untuk dibuat baju renang. Setelah seharian berputar-putar di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu, beruntunglah akhirnya ia mendapatkan supplier bahan spandex yang cocok untuk dijadikan baju renang. Spandex dipilih lantaran bahannya yang tidak menyerap air dan mudah kering.

Awal memproduksi baju renang muslimah ini, Ulfi hanya bermodalkan kain sebanyak 7 kilogram. Sementara untuk pengerjaan jahitannya ia serahkan ke temannya. Dari kain sebanyak itu mampu menghasilkan tujuh potong baju renang muslimah yang langsung ia tawarkan ke teman-teman lainnya, sesama pengguna hijab. Tidak butuh waktu lama, baju renang itu pun habis terjual. Selanjutnya, ia mencoba membuat lagi dengan bahan kain sebanyak 10 kilogram. Ia pun juga mencari penjahit lain, dan membeli mesin jahit sendiri.

Ulfi mengatakan, untuk membuat baju renang muslim memang bukan perkara mudah. Perlu ada tiga mesin jahit berbeda yang digunakan untuk membuat satu potong baju renang. Maka itu modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha ini memang lumayan besar. Tidak semua penjahit juga mampu menguasai bahan spandex. Karena menjahit bahan spandex perlu kesabaran dan penyesuaian yang agak lama. Karakter bahan spandex yang licin memang cukup sulit untuk dijahit.

Untuk mengenalkan usahanya, Ulfi kerap mengikuti beragam pameran. Selain itu ia juga berani memasang iklan di majalah khusus muslimah. Di tahun 2009, produksinya pun semakin meningkat. Pesanan yang datang sangat banyak. Hingga meski sudah dibantu oleh 12 tenaga penjahit, Ulfi pun masih harus mencari tenaga penjahit tambahan. Ia juga mulai mengekspor langsung produknya ke Singapura, Malaysia dan Oman.

Untuk terus mempertahankan produksinya, Ulfie pun membuka sistem keagenan. Walaupun sekarang jumlah agennya belum terlalu banyak, tapi sudah rutin ambil pesanan darinya. Ia mempunyai agen di setiap kota dengan sistem yang tidak mengikat. Bahkan ada agennya yang akhirnya turut membuka usaha sejenis. Hal demikian sama sekali tak menjadi masalah baginya, karena toh pesanan yang ia terima pun masih terus berdatangan. Baginya, rezeki itu tidak akan pernah tertukar. Tahun 2010 usaha yang dinamakan SULBI ini pun semakin dikenal masyarakat. Terlebih ketika ia mulai memasuki dunia maya dengan merambah bisnis secara online.

Hingga saat ini, Ulfi tetap mempertahankan ciri khas baju renangnya. Oleh karenanya, ia terus mempertahankan membuat jilbab pada baju renangnya dengan ukuran yang lebih panjang. Sesuai sar’i, jilbab memang harus menutupi dada. Selain itu, kualitas jahitannya juga dipertahankan tetap baik. Ia pun juga sengaja tak memiliki baju renang dengan gambar karakter kartun. Selain karena memang ada sebagian agennya yang tidak setuju, ia juga belum menemukan supplier bahan dengan corak karakter yang cocok.

Menurut Ulfi, kebutuhan pelanggan terhadap baju renang tidak seperti baju biasa.  Orang tidak sering membelinya. Kalau pun membeli paling hanya 1-2 potong saja. Menjelang Lebaran penjualan justru turun dan kembali meningkat di masa liburan akhir tahun dan ajaran baru.

Pelanggan baju renang buatan Ulfi ternyata tak hanya umat muslim saja. Banyak juga pembeli dari non muslim, dengan alasan agar kulit mereka tertutup dan tak mudah terbakar sinar matahari. Ada juga yang memesan dengan ukuran khusus agar pas dengan tubuhnya. Ulfi pun juga mempunyap pelanggan dari sekolah-sekolah Islam untuk membuat seragam baju renang. Permintaan itu bahkan banyak datang dari luar pulau Jawa, seperti Makassar, Palembang, dan Palu.





amura courier : layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867  




3 komentar: