Baru setengah jam dibuka, beberapa pengunjung mengisi hampir setengah ruangan di bilangan Bantul, Yogyakarta, yang bernama Kedai Djoeragan Susu. Sang pemilik, Jenny Ekawati sejak dulu memang suka minum susu. Perempuan berdarah Indo Belanda ini pun memutuskan membuat kedai yang namanya diambil karena berkarakter Jawa. Konsepnya modern tetapi merakyat.
Dalam membangun
usaha ini, Jenny bahu membahu bersama suaminya, I Wayan Krisna. Mereka memasang
strategi berupa diskon sebanyak 30 persen, menyebarkan brosur, dan mengundang
teman-temannya. Rupanya, trik ini berhasil dan membuat pengunjung membludak di
hari pertama pembukaan, sampai membuat Jenny kewalahan. Wajar saja, saat itu
Jenny dan Krisna hanya dibantu empat karyawan. Sepanjang pukul 05.00 sore
hingga 02.00 dini hari, mereka sibuk mengurusi para pelanggan. Bahkan ada satu
meja yang pesanannya terlambat 30 menit hingga satu jam. Ini merupakan
pengalaman yang tak terlupakan bagi Jenny.
Soal kedainya
yang selalu ramai, Jenny berkomentar bijak. Intinya ia menjalani usahanya ini
cukup telaten saja dan tetap sabar. Soal menu jualan, 21 macam racikan susu
dari Djoeragan Susu dijamin lezat dan bebas amis oleh Jenny. Menu favorit
pelanggan adalah rasa cokelat, caramel,
dan durian.
Menurut Jenny,
Djoeragan Susu bisa menghabiskan sebanyak 130 liter sehari yang diambil dari
Yogyakarta dan peternakan sapi di Boyolali, Jawa Tengah. Setiap hari susu
diganti alias fresh dan tidak
ditambahkan air atau es batu. Jadi, tekstur susunya tetap kental. Meski
demikian, harga yang dibandrol per menu terbilang murah sebab tak mencapai Rp
20 ribu. Dengan membayar sebesar itu, pengunjung sudah bisa kenyang. Harganya
memang merakyat tetapi sudah mendapatkan rasa yang nikmat.
Salah satu
keunikan Djoeragan Susu adalah susu rasa cassava.
Alias susu sapi murni dicampur ubi ungu rebus yang manis. Ada juga susu tomat
dan paduan buah-buahan lain yang tak kalah menarik. Ditanya soal rencana, Jenny
pun berniat membuka cabang di berbagai lokasi di Yogyakarta hingga Ubud, Bali,
yang merupakan tanah kelahiran sang suami.
0 komentar:
Posting Komentar