Minggu, 31 Agustus 2014




Berawal dari hobi, Belinda Regina menggeluti bisnis craft dengan label Myurbey sejak 2009. Beragam jenis craft ia buat sendiri, mulai dari kalung, gelang, kaus lukis, bantal karakter, dan bantal hadiah. Ternyata, produk-produk handmade Belinda cukup diminati orang. Banyak yang membelinya untuk dipakai sendiri, untuk hadiah, bahkan untuk souvenir pernikahan atau ulang tahun. Kini, Belinda fokus membuat bantal untuk dekorasi rumah. Kelebihan produk Myurbey terletak pada keunikan dan keeksklusifan craft-nya. Belinda membuat bantal ucapan yang sesuai dengan pesanan. Idenya, ingin menciptakan hal baru, yaitu mengungkapkan sesuatu pada seseorang yang kita kasihi melalui bantal, dengan kesan yang unik, cantik, dan bermanfaat. Belinda sendiri mendapatkan nama Myurbey dari acak kata My Buyer alias Pembeliku.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bantal pun dipilih yang berkualitas baik.  Kain katun, kain kaus, hingga isian bantal berupa dakron yang tak mudah kempis. Dengan memperhatikan keunggulan kualitas, perkembangan usaha Belinda pun semakin meningkat. Kini Myurbey sudah bisa disejajarkan dengan produk home and living lainnya meski masih dalam skala home industry. Dalam sebulan Belinda bisa menerima lebih dari 100 pesanan bantal costum made yang harganya sekitar Rp 90.000 per piece. Pembeli pun datang dari beragam daerah. Mayoritas ada di Pulau Jawa, tetapi tak jarang sampai ke Sumatera, Bali, Sulawesi, Kalimantan, bahkan Malaysia.


Keberhasilan yang diraih Belinda telah melalui berbagai liku-liku usaha. Berawal dari modal sekitar Rp 2,5 juta Belinda membeli mesin jahit dan bahan-bahan utama, seperti kain, ritsleting, dakron, dan lain-lain. Awalnya ia belum mempunyai toko baik online maupun offline. Ia mengerjakan semuanya di dalam kamar. Pemasarannya pun hanya dari mulut ke mulut lewat teman, saudara, dan dipakainya sendiri.

Lambat laun, craft buatan ibu satu anak ini semakin variatif. Ia mulai berani menerima pesanan dalam jumlah besar untuk souvenir dan membuat workshop untuk umum. Dan pada 5 Oktober 2009 toko online Myurbey resmi dibuka. Awalnya hanya di Facebook, lalu ke media sosial lainnya, yaitu blog, twitter dan Instagram dengan nama Myurbey. Dan ternyata menurut Belinda pemasaran lewat media sosial itu memang sangat efektif sekali, asalkan harus aktif dan jujur. Dengan aktif meng-update stock kegiatan Myurbey sehari-hari, dan meng-upload foto yang real dari kamera dan craft sendiri, akan meningkatkan kepercayaan pembeli.




Sukses di toko online, sejak 2013 Myurbey mulai membuka toko offline di Bandung dan dibantu seorang karyawan yang bertugas sebagai tukang jahit. Untuk penjualan sehari-hari dan satuan, Myurbey menjual bantal bantal ready stock, sedangkan untuk pemesanan souvenir bisa custom made. Khusus barang-barang custom made memang membutuhkan usaha ekstra. Tak jarang order pembeli sulit dibuat sehingga Belinda kerap mengalami kegagalan dan harus membuatnya ulang. Atau terkadang ia mendapat pesanan dadakan. Misalnya diminta membuat bantal untuk souvenir sebanyak puluhan buah, hanya dalam waktu beberapa hari saja. Karena semua produknya dibuat dengan handmade, tentu saja sangat menyita waktunya. Untungnya pembeli selalu puas dengan hasil karyanya. Kini, perempuan kelahiran Kendal ini sudah bisa mengantongi keuntungan bersih di atas Rp 5 juta per bulannya.

Selain berbisnis, kecintaan Belinda pada craft dituangkan juga dalam sebuah buku pertamanya Bantal Fancy yang terbit tahun 2013. Di dalam buku itu berisi panduan dan tips untuk membuat bantal simple dan bantal aplikasi, juga pola bantalnya. Belinda merasa bahagia karena bisa berbagi ilmu yang sehari-hari ia gunakan kepada pecinta craft lainnya. Selain buku, Belinda juga membuka workshop craft untuk umum di toko Myurbey di Jalan H. Yasin No 76 Sukagalih, Sukajadi, Bandung dan terkadang di Jakarta. Info dan tempatnya bisa di-update di blog www.myurbey.blogspot.com.

Untuk para pecinta craft yang ingin membuka usaha, Belinda memberikan beberapa tips bermanfaat. Pertama, silahkan mencoba bidang craft apa saja yang anda minati. Kedua, berkenalan dengan komunitas crafter untuk berbagi pengalaman dan ilmu craft. Ketiga, setelah cocok dengan satu bidang craft, anda bisa fokus mengembangkannya. Jadikan ciri khas supaya pelanggan mengenal jati diri sang pembuat.




1 komentar: