Senin, 29 September 2014




Lewat boneka wisuda, ibu muda ini sukses berbisnis. Usahanya yang dirintis sejak 2010 ini sudah berbuah manis. Banyak pesanan dari berbagai kampus di dalam dan luar negeri. Dari Purwokerto, boneka wisudanya sudah terbang ke Malaysia, Singapura, hingga Hongkong.
Ide bisnis membuat boneka wisuda memang datang pada tahun 2010. Saat itu, sang kekasih yang saat ini sudah menjadi suaminya, Dito Anjar Istono, mau wisuda. Rully berpikir kalau ia memberikan hadiah buket bunga, rasanya kurang pas untuk seorang lelaki. Ia pun berniat untuk membuat hadiah yang spesial. Setelah melakukan browsing, akhirnya ia pun tertarik ketika membuka tutorial kerajinan dari flanel. Dari situ timbul inspirasi untuk membuat boneka wisuda  yang mirip kekasihnya. Jadi, seolah-olah ia seperti membuat miniatur dari bahan flanel. Dengan keinginan memberikan yang terbaik, Rully pun membuatnya dengan sepenuh hati.


Karena baru pertama kali membuat kerajinan semacam itu, saat itu ia membutuhkan waktu sampai dua hari hingga hasilnya sempurna. Sedangkan saat ini ia sudah bisa membuatnya dalam waktu lima menit saja. Ketika boneka wisuda itu ia berikan pada kekasihnya, responsnya sangat senang. Bahkan banyak teman-teman suaminya yang melihat boneka wisuda itu. Sejak itulah, sudah mulai terpikir di benaknya untuk menjadikannya sebagai peluang bisnis. Iseng-iseng, foto boneka wisuda buatannya itu ia upload di blog dan ia pamerkan juga ke komunitas yang banyak diikutinya. Ternyata banyak juga yang merespons. Mulai dari yang sekedar bilang suka, bertanya, dan bahkan ada yang minta dibuatkan. Dan pada akhirnya, sejak tahun 2010 itulah ia mulai aktif membuat boneka.
Saat itu, Rully masih kuliah di Universitas Sebelas Maret Solo (UNS). Jadi, semangat bisnisnya masih sebatas untuk menambah uang saku. Walaupun begitu, ia mencoba serius, dengan mulai membuat logo dan membawa merek Bonda, kepanjangan dari boneka wisuda. Dan ternyata, usahanya ini mampu menjadi bisnis yang sangat menguntungkan dan menghasilkan. Sesuai dengan apa yang ia bayangkan, ditambah dengan ilmu yang ia miliki mengenai teknik informatika, ia aplikasikan usahanya ini dengan membuat website dan berjualan online lewat jejaring media sosial. Dari situ, order pun semakin bertambah. Produk Bonda banyak dipesan di setiap agenda wisuda universitas-universitas yang ada di Indonesia.


Cara pemesanan Bonda memang sangat mudah. Tinggal akses ke website www.bonekawisuda.com, kemudian mengisi formulir pesanan yang sudah disediakan. Berbagai foto koleksi Bonda bisa langsung dipesan sesuai keinginan. Rully bahkan sudah membuat format pesanan yang berisi mulai dari nama pemesan, alamat, nomor yang bisa dihubungi, sampai detail pesanan boneka wisuda yang diinginkan. Misalnya, berkacamata, berponi, dan lain-lain. Biasanya waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan paling lama satu minggu setelah order.
Mungkin sebelumnya memang sudah ada usaha sejenis boneka wisuda, tapi Bonda produksi Rully memang dibuat custom. Jadi, bisa dipesan sesuai keinginan. Selain itu, harganya juga terhitung murah. Karena Rully memulai usaha ini di kota Solo yang terkenal akan harga apa pun yang murah, maka ia memang harus menyesuaikan dengan customer yang ada di kota Solo. Namun akan lain lagi kalau membelinya secara online, harganya bisa 2-3 kali. Namun sekarang ini harga Bonda juga sudah bervariasi tergantung bahan dan ukurannya. Untuk ukuran 20x20 sampai setengah meter, harganya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 500.000.


Untuk menunjang usahanya, Rully juga memiliki sistem database almamater semua universitas yang ada di Pulau Jawa. Ia memiliki sejumlah data dan jadwal agenda wisuda universitas-universitas itu. Ia sengaja meng-download jadwal wisuda yang infonya ia ambil dari website tiap-tiap kampus. Selain itu, ia juga harus mendata warna almamater yang menunjukkan identitasnya. Karena saat ini, jangankan tiap universitas, masih di satu universitas saja pun, tiap fakultas memiliki warna yang berbeda. Selain itu, Rully juga selalu melihat jumlah wisudawan, lengkap dengan jumlah wisudawan pada wisuda susulan di bulan berikutnya. Setelah itu ia langsung jadwalkan pembuatan dan menargetkan jumlah bonekanya. Biasanya, Rully hanya membuat setengah dari jumlah wisuda yang telah ia data. Jadi, sebetulnya ia tidak terlalu ngoyo membuat boneka Bonda, karena memang tidak semua orang tahu ada produk Bonda. Meskipun begitu, biasanya jumlah boneka wisuda buatannya selalu ludes terjual.
Menurut Rully, enaknya berbisnis boneka wisuda ini adalah modalnya tidak terlalu besar. Untuk satu ukuran boneka wisuda 20x20 paling hanya menghabiskan flanel seharga 16 ribu hingga 18 ribu saja. Sedangkan keuntungan yang bisa didapat dalam setiap agenda wisuda bisa jutaan rupiah. Akan tetapi yang juga dibutuhkan untuk membuat boneka wisuda yang bagus dan berkualitas, tentu saja harus memiliki keterampilan menjahit.


Lewat usahanya ini, Rully juga turut memberdayakan kaum perempuan. Awalnya, ia sempat diundang oleh beberapa lembaga nirlaba yang mengajaknya untuk berkegiatan sosial. Ia berpikir, karena dirinya punya keahlian membuat boneka wisuda, lalu kenapa tidak kalau berbagi ilmu soal itu. Dan lama-kelamaan, ia banyak juga diminta untuk mengajar di beberapa daerah. Tidak hanya di Solo saja, tapi juga di Semarang, Cilacap, Purbalingga, Purwokerto, sampai Kediri. Selain itu Rully juga sempat bekerja sama dengan ibu-ibu dari Rumah Zakat. Biasanya, ibu-ibu yang sudah ia berikan workshop pun akhirnya juga bisa menerima order dan bisa berbagi keuntungan bersama. Keberadaan mereka juga membuat distribusi semakin mudah. Misalnya, jadwal agenda wisuda untuk universitas di seluruh Semarang, maka dikerjakan oleh ibu-ibu yang ada di sana. Jadi tidak perlu ongkos kirim. Begitu pula di kota-kota lainnya. Meski masih kontinyu untuk pasar di Pulau Jawa, Rully pun juga kerap mendapat pesanan dari luar pulau. Misalnya, ia pernah mendapatkan pesanan dari salah satu universitas di Sumatera Utara yang memesan dalam jumlah besar. Menurut pihak kampus tersebut, produk Bonda itu akan dijual lagi lewat koperasi kampus.   
Saat ini produk Bonda memang sudah dipesan untuk seluruh universitas yang ada di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan. Ada juga pesanan yang datang dari negeri tetangga. Malaysia dan Singapura adalah dua negara yang kerap memesan dan semakin lama ordernya terus bertambah. Sementara di Hongkong, sempat ada permintaan khusus yang meminta boneka dengan pakaian chinnese. Bagi Rully, hal seperti itu sangat seru. Selain membuat detail yang berbeda itu menjadi tantangan, juga mengasah dirinya untuk terus kreatif dengan hasil yang baik.


Sejak menikah bulan Januari 2014, lalu kemudian hamil, Rully memang sudah tidak aktif untuk memberikan workshop seperti dulu. Tapi pintu rumahnya masih selalu terbuka untuk mengajarkan ibu-ibu yang berminat ingin belajar membuat boneka wisuda. Saat ini, Rully tinggal di Purwokerto. Dan baru seminggu saja tinggal di kota ini, ibu-ibu di sekeliling rumahnya sudah banyak yang datang untuk belajar. Kalau sudah begitu, paling ia harus belanja bahan lebih banyak lagi dan komplet. Jadi ketika ada yang datang untuk belajar membuat boneka wisuda, semua bahannya sudah ada dan mereka bisa langsung praktik. Rully bercerita, bahkan dulu saat ia masih kuliah di Solo, ada yang sengaja datang jauh-jauh dari Malaysia, dan mencari penginapan terdekat dengan tempat kost-nya, untuk belajar membuat boneka wisuda. Rully tentu dengan senang hati akan membagikan ilmunya, secara gratis.
Walaupun bisnis ini terlihat biasa saja, namun sama seperti bisnis lainnya tentu memiliki kendala dan tantangan juga. Apalagi bisnisnya ini berhubungan langsung dengan jasa. Banyak permintaan custom yang kadang penuh dengan detail. Contohnya, ia pernah membuat boneka pengantin Jawa yang memakai basahan. Tentu detailnya sangat ribet sekali, dari mulai bunga dan segala macamnya. Tapi dari sinilah, Rully jadi semakin bersemangat untuk membuktikan kreativitasnya. Rully pun juga selalu berusaha berkoordinasi dengan baik terhadap semua ibu-ibu pengrajin boneka wisuda yang tersebar. Selain itu ia juga berusaha agar customernya puas dengan pesanannya. Di sini ia benar-benar menjaga kualitas karena produknya merupakan handmade. Rulli pun selalu memberikan semangat kepada ibu-ibu pengrajin agar mereka mengerjakannya dengan sentuhan hati yang bahagia.


Rully juga terus melakukan inovasi terhadap produknya. Pernah ada satu Bonda yang dibuat khusus untuk daerah Kediri. Bentuknya bukan manusia, tapi beruang. Karena pihak yang memesan itu memang ingin berbeda dari kota-kota yang lain. Dan ternyata dengan Bonda model beruang, responsnya juga bagus. Banyak orang yang menyukainya. Selanjutnya, Rully juga pernah membuat boneka pasangan, boneka pengantin untuk merchandise, dan macam-macam lainnya. Semua pesanan custom itu biasanya memang unik, walaupun standarnya tetap boneka wisuda yang menggunakan atribut toga dan jas wisuda.
Selama menjalani bisnis ini, ada juga pengalaman yang tak terlupakan yang dialami Rully. Saat pertama kali ia membuka stand di kampus dan menjualnya sendirian, ia harus datang lebih pagi untuk mapping area. Ternyata berjualan di lapak tersebut kebanyakan pembelinya adalah orangtua murid. Jadi banyak terjadi tawar menawar. Hasilnya, harga pun menjadi lebih murah. Tapi beruntungnya karena tidak ada saingan, semua produknya laku.
Rully juga bersyukur suaminya sangat mendukungnya bekerja dari rumah.  Bahkan sang suami juga membantunya untuk membuat boks yang lucu untuk Bonda. Sementara dari orangtuanya, ayahnya Suprapto dan ibunya Marheni sejak awal memang sudah mendukung karena sudah mengetahui dirinya mulai berbisnis sejak kuliah. Bahkan kedua orangtuanya bangga ketika tahu ia sudah bisa mencari uang sendiri sejak muda. Memang, setelah ia lulus, seperti umumnya orangtua, sebetulnya mereka juga ingin Rully bekerja kantoran. Untungnya, kedua orangtuanya sangat demokratis. Setelah melihat hasil yang sudah ia berikan, mereka pun men-support pilihan Rully untuk berbisnis. Bahkan orangtuanya yang tinggal di Bekasi, turut mengumpulkan ibu-ibu di sekitar rumah untuk diajari Rully cara membuat boneka wisuda. Dan sekarang, ibu-ibu di sana sudah mahir membuatnya. Jika ada pesanan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, merekalah yang mengerjakan.
Rencana lain yang ingin diwujudkan Rully adalah, ingin memiliki galeri yang bisa memajang seluruh kreativitas Bonda. Tapi, untuk sementara waktu tampaknya belum bisa terwujud. Ia sudah mencari tempat di Semarang, tapi belum ada yang cocok. Dan sampai sekarang Rully masih terus mencari, karena hal tersebut sudah masuk dalam rencananya. Selain itu ia juga nantinya mau membuat workshop lagi ke beberapa daerah, untuk bertemu dengan kaum ibu dan berbagi ilmu. Rully berharap semoga bisnisnya ini akan terus maju dan berkembang. Tak hanya bisa membahagiakan keluarga, tapi juga bisa memberi kebahagiaan kepada ibu-ibu pengrajinnya.   

FOR MORE INFO :
HP:  0812-9670-4671/0857-1030-1403 (ulie)
WEB : http://bonekawisuda.com/
EMAIL : bonekawisuda@yahoo.com | graduationdoll@gmail.com
TWITTER :@bonekawisuda
FB : http://www.facebook.com/bonekawisuda
PIN :757C8F52

1 komentar: