Senin, 15 Desember 2014




Ketertarikan menaikkan bordir membuat ibu satu anak ini membuka Roemah Kebaya. Tempat tepat untuk mencari kebaya dengan corak modern. Ternyata, di balik kisah kebaya, terlihat betapa indahnya paduan keberagaman budaya lokal.

Sejak dulu Vielga memang menyukai fashion. Kebetulan tempat asalnya di Desa Simalanggang, Payakumbuh, Sumatera Barat, banyak sekali terdapat perajin yang khusus membuat bordir. Rata-rata pembuatannya masih manual. Bordirannya halus dan kualitasnya bagus. Memang bordir Sumatera Barat sudah terkenal bagus. Meski begitu, ia melihat perkembangannya masih biasa saja. Dari situlah, Vielga tergerak untuk mengembangkannya. Karena ia suka dengan kebaya, ia pun ingin membuat kebaya bordir. Ia menginginkan kelak kebaya bisa seperti batik yang sekarang ini biasa dipakai untuk sehari-hari atau memang menjadi busana keseharian.



Selain itu, bila sekarang kebaya lebih banyak disukai kalangan ibu-ibu, Vielga ingin anak-anak muda kelak juga menyukainya. Bordir yang biasanya lebih melekat dengan baju kurung, jilbab, dan mukena untuk ibu-ibu, kini ia aplikasikan pada kebaya ready to wear yang juga cocok untuk remaja. Tentu saja, ia harus membuatnya lebih modern dari yang ada saat itu. Saat itu bentuk yang sudah ada memang masih biasa saja, paduan warnanya juga masih kurang. Misalnya baju hitam, bordirnya pun juga berwarna hitam. Dan baju putih, bordirnya juga berwarna putih. Kalaupun ada yang bagus, harganya selangit. Soal warna, Vielga memang menginginkan lebih colorful.

Itu sebabnya, ia mesti mendidik para perajin. Ia mengajari mereka tehnik pewarnaan, dan menyampaikan juga bahwa mereka mesti menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus. Sebelumnya, para perajin itu masih beranggapan, salah sedikit tidak masalah. Namun, Vielga menegaskan tidak boleh ada kesalahan sedikit pun. Tentunya butuh pendekatan agar para perajin bersedia menghasilkan kualitas yang bagus. Ternyata pada dasarnya mereka juga bisa disiplin. Tak lupa, Vielga juga kerap memberikan penghargaan bagi yang kualitasnya bagus. Ia akan memberikan honor dengan harga yang bagus pula. Dengan cara seperti ini, perajin pun akan bekerja lebih profesional.



Karena ingin menghasilkan kebaya yang nyaman dipakai, Vielga memilih bahan katun, sutera, dan tenun. Ada tenun Bali, Jepara, dan Makassar. Ia memang sengaja memilih bahan yang lokal sekali. Ternyata paduan tenun Makassar dengan bordir Payakumbuh menghasilkan bentuk yang bagus. Padahal dibuatnya tidak ada kesengajaan. Hingga ada yang mengatakan, lewat kebaya bordir, keberagaman itu makin terlihat indah. Memang, pada dasarnya kecenderungan industri fashion di Indonesia adalah menaikkan citra produk lokal. Bila ada yang khusus mengangkat tenun, maka Vielga lebih khusus ke bordir.

Vielga mulai memperkenalkan Roemah Kebaya di tahun 2007, semasa ia masih bekerja di sebuah perusahaan distributor di Jakarta. Ia sengaja memilih Jakarta karena pasarnya sangat potensial. Waktu itu, kebetulan kantornya sedang mengikuti pameran di salah satu kawasan di Jalan Sudirman. Ia pun turut menyewa booth yang bersebelahan dengan stan kantornya. Jadi saat itu, ia bisa menjaga dua stan sekaligus. Ternyata respons dari pengunjung bagus sekali. Ia membawa 50 pieces kebaya bordir yang langsung diserbu pengunjung. Padahal kalau diingat-ingat, saat itu produknya belum terlalu modis. Hanya saja dengan melihat coraknya, orang sudah paham bahwa itu merupakan bordir Sumatera Barat. Vielga pun tertarik untuk mengikuti bazar lagi, sambil terus berusaha memperbaiki produknya. Akhirnya, ia memilih mengundurkan diri dari kantor. Seiring makin majunya Roemah Kebaya, bahkan kini suaminya, Julianto Budi Setiawan, ikut mengundurkan diri, dan membantu mengurusi keuangan. Sementara Vielga konsentrasi ke produksi.



Vielga memilih segmen pasar untuk menengah ke atas. Saat itu, harga kebaya bordirnya Rp 200.000-250.000. Sekarang, lebih beragam lagi. Harga produk Roemah Kebaya berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp 3 jutaan. Sejauh ini, range usia customer Roemah Kebaya antara 18-45 tahun. Banyak juga pejabat yang menyukai produknya. Mulai dari istri pejabat polisi sampai menteri. Tak sedikit pula, artis dan model yang menggemari Roemah Kebaya. Sekarang, Roemah Kebaya ada di beberapa tempat di Thamrin City, Jakarta Pusat. Selain itu, ia juga bekerja sama dengan beberapa department store. Roemah Kebaya antara lain juga bisa didapatkan di Alun-Alun Grand Indonesia, Metro Department Store, Lotte Shopping Avenue, Pasaraya Blok M, dan ada juga di luar kota seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar.

Cara Vielga berpromosi adalah dengan mengikuti berbagai bazar dan pameran. Ketika ia sudah memposisikan diri untuk pasar menengah ke atas dan terus membangun imej produk, ia memang makin berani mengikuti pameran. Ia menyiapkan dekorasi stan yang bagus dan tentu saja juga merekrut tenaga SPG. Lewat pameran, produknya pun makin dikenal. Selain itu, ia juga rajin promosi di dunia maya. Ketika beberapa tahun silam orang keranjingan Facebook, Vielga tidak mau ketinggalan. Ia memfoto kebaya bordirnya dan mengunggahnya ke Facebook. Walau waktu itu masih sekedar iseng, ternyata responsnya juga bagus.



Ia pun makin memanfaatkan promosi lewat media sosial ini dengan maksimal. Ia membuat akun Roemah Kebaya di Facebook yang rupanya disambut hangat penggemar kebaya. Karena jumlah pertemanan di Facebook dibatasi sampai 5 ribuan, ia sampai membuat akun baru Roemah Kebaya 2,3,4, dan sekarang Roemah Kebaya Vielga. Selain itu Vielga juga turut memanfaatkan Twitter, Instagram, dan tak ketinggalan membuat situs www.roemahkebaya.com. Lagi-lagi hasilnya bagus. Pasar online terbuka lebar. Itu sebabnya, kini ada karyawan yang bertugas menjaga dan mengawasi penjualan online

Tidak seperti desainer lain yang membuat karya cenderung mengikuti tren pasar, selama ini Vielga malah cenderung membuat model sendiri. Ada semacam proses trial and error saat ia melempar produk ke pasar. Kalau mendapat respons bagus, akan terus ia produksi. Misalnya saja, ketika ia mau mengiuti event Jakarta Fashion Week. Di dalam acara tersebut ia harus membuat kreasi baru. Ketika produk Roemah Kebaya dikenakan para model cantik dalam pagelaran busana, maka kebayanya juga jadi kelihatan cantik. Biasanya dari situ akan banyak media yang meliput. Masyarakat pun akan tertarik. Vielga memang rutin mengikuti Jakarta Fashion Week. Bagi orang yang berkecimpung di dunia fashion, acara tersebut termasuk prestisius sekali. Event lain yang juga kerap ia ikuti adalah Jakarta Fashion Food Festival di Kelapa Gading.



Menurut Vielga, ada masa-masa ramai orang mencari kebaya. Salah satunya, tentu saja saat ulang tahun Jakarta. Banyak yang mencari kebaya encim. Begitu pula ketika Hari Kartini dan Hari Ibu, omzet usahanya sudah pasti meningkat. Selain itu, masa orang punya hajat, kebaya juga ramai diburu. Banyak yang memesan untuk seragam kawinan pagar ayu, dan terkadang juga dipakai untuk acara lamaran. Yang lebih menggembirakan lagi, kini sudah banyak anak-anak muda yang menyukai kebaya. Hanya saja, pasar remaja dan anak-anak ini memang belum begitu tersentuh.

Karena itulah, sampai saat ini Vielga masih terus berusaha mengenalkan kebaya ke pasar remaja. Ia melihat, sekarang para remaja sedang menggandrungi budaya Korea, termasuk busananya, dan kurang suka baju tradisional. Menurutnya, situasi seperti ini butuh kearifan. Cara yang ia lakukan adalah dengan memperkenalkan langsung kebaya kepada anak-anak. Misalnya saja dengan menyelenggarakan acara untuk anak usia 8-15 tahun yang terus menerus ia lakukan, supaya kebaya makin dikenali anak-anak generasi sekarang. Memang sampai saat ini, Vielga memang belum menjual kebaya untuk usia anak, tapi beberapa tahun lagi ia yakin mereka adalah pasar potensial.



Tentang perbedaan bordir Payakumbuh dengan yang lainnya, Vielga menjelaskan, sebenarnya masing-masing daerah memang berbeda sesuai dengan alam budayanya. Sepanjang pengamatannya, bordir Payakumbuh lebih halus dan tidak membuat kulit gatal. Ia pun terus melakukan pengawasan untuk kualitas produknya. Selama ini, ia masih sering bolak-balik Jakarta-Payakumbuh. Walau begitu, ada karyawan yang terus mendampingi perajin di sana. Rencana ke depan, sebenarnya ada keinginan untuk memenuhi pasar ekspor. Namun, sejauh ini permintaan dalam negeri masih sangat tinggi. Perajinnya yang kini berjumlah 176 orang saja terasa kurang. Mereka memproduksi tak kurang dari 500 pieces per bulan. Vielga tetap yakin, prospek Roemah Kebaya akan semakin cerah, secerah warna-warni kebaya cantik itu.



Handphone 081210674636, 
BBM : 7DE9139
WhatsApp : 081210674636

0 komentar:

Posting Komentar