Sulung dari dua bersaudara pasangan Toha Abidin, M.Sc dan Henny Hayatie SE ini sejak kecil sudah berwiraswasta di bidang makanan. Mungkin karena berdarah Pekalongan, jadi jiwa dagangnya pun tinggi. Saat duduk di bangku SD ia sudah menjual bubur ayam di kantin sekolah. Namun, karena belum bisa membuat bubur sendiri, ia membeli bubur sepanci dari orang lain. Modalnya ia dapat dari orangtua. Meita mengaku, saat itu untungnya cukup lumayan. Setiap hari sekolah ia membuka dagangannya, dan yang menjualkan orang lain yang telah dipercaya. Kalau hari Minggu, Meita memindahkan dagangannya di daerah Senayan. Sayangnya, karena masih terlalu kecil, usaha dagang bubur ayam itu tidak berlangsung lama.
Karena suka
memasak, tahun 2010 Meita memutuskan membuka sebuah restoran yang ia beri nama
Sinou Kaffe Hausen and Eatery. Sinou itu merupakan nama panggilannya di rumah,
layaknya panggilan seperti ‘teteh’ di keluarga Sunda atau ‘butet’ di keluarga
Batak. Lokasi Sinou awalnya merupakan rumah keluarga Meita, yang kemudian ia
ubah menjadi tempat makan. Konsepnya seperti sebuah gudang, industrialist dan rustic. Meita memikirkan konsep itu tidak lama, hanya pengerjaan
dekorasinya saja yang memakan waktu lama. Agak susah mencari bahan untuk
dekorasinya karena ketika itu desain yang
digagasnya belum umum di Jakarta, bahkan mungkin bisa dibilang Sinou sebagai
pionir. Kebetulan Meita sendiri juga hobi traveling,
jadi ia bisa mendapat bahan untuk dekorasi restorannya dari sana-sini.
Total, ia
membutuhkan waktu sekitar tiga bulan sejak membuat konsep hingga membuka
restorannya. Semuanya ia kerjakan sendiri, mulai dari membeli bahan bangunan,
menjadi mandor, mendesain interior, menjadi chef
untuk menyiapkan menu, sampai belanja kebutuhan dapur di pasar induk karena
dulu memang belum ada penyedia bahan-bahannya. Ketika buka pertama kali, ia
menyasar pelanggan B plus karena posisi dan lokasi Sinou di kawasan Panglima
Polim, Jakarta selatan, merupakan kawasan elite. Tetapi semakin lama, pelanggan
datang dari berbagai kalangan, mulai anak sekolah sampai keluarga. Para pelanggan
inilah yang kemudian turut membantu mempromosikan Sinou dari mulut ke mulut.
Bahkan pernah, tempatnya ini beberapa kali dijadikan lokasi syuting berbagai
program televisi.
Tak jarang
pula ada pelanggan yang datang untuk melakukan pemotretan buku tahunan sekolah
sampai prewedding. Meita bersyukur,
ketika dibuka restorannya langsung mendapat banyak tanggapan positif sehingga
banyak pelanggan yang harus masuk daftar waiting
list. Banyak cerita seru yang terjadi di restorannya, termasuk salah
satunya tempatnya ini pernah dipakai selebritis Desta untuk melamar istrinya. Enam
bulan setelah membuka Sinou Kaffe Hausen and Eatery, Meita memutuskan membuka
satu lagi restoran steak dengan nama Sinou Steak. Ia mengakui, restoran steak
ini memang terinspirasi dari sebuah restoran steak di Jakarta. Ketika itu ia
melihat momentumnya bertepatan dengan maraknya daging wagyu.
Menurut Meita,
ketika memutuskan membuka usaha, sesorang harus membulatkan tekadnya dulu, dan
harus berani. Setelah itu harus tahu apa yang ingin dilakukan dan percaya diri
memulainya. Tidak usah terlalu banyak yang dipikirkan, karena bila begitu
rencana usaha yang ingin dilakukan tidak segera berjalan. Untuk modal, juga
harus berani ambil risiko dan ada yang dikorbankan. Meita bercerita, ketika
membuka Sinou, di luar bangunan, ia membutuhkan modal sekitar Rp 500 juta. Yang
paling mahal adalah untuk membeli segala perlengkapan dapur. Bahkan untuk
kompor saja, ia harus menghabiskan Rp 20 juta, belum termasuk exhaust dan lain-lain. Karena itulah,
Meita mengaku sampai tidak bisa pergi ke mal selama satu tahun. Meita sendiri
tidak memiliki latar belakang F & B. Usaha restorannya ini merupakan bisnis
seriusnya yang pertama. Semuanya ia pelajari sendiri, tidak memakai konsultan.
Jadi istilahnya bukan learning by doing
tapi doing by learning. Ia terjun
dulu ke dalamnya, baru belajar.
Berbagai
kendala pun dihadapi Meita. Yang biasa muncul adalah masalah SDM. Karena
sebelumnya tidak pernah memiliki karyawan, maka ia harus tahu sendiri bagaimana
cara mengelola dan ‘memelihara’ mereka. Selain itu ia juga harus memikirkan
banyak hal lain, termasuk jenis musik apa yang cocok diputar sehingga pelanggan
senang. Untuk memuaskan pelanggan, Meita pun terbiasa membuat survei, jadi ia
bisa tahu mana menu yang harus dipertahankan dan yang tidak. Setiap ada
hambatan atau masalah, harus segera ia selesaikan, jangan ditunda-tunda. Karena
semakin ditunda akan semakin susah mencari jalan keluarnya. Selain itu ia juga
harus bersikap tegas. Karena dirinya perempuan, kadang ada yang masih suka
menyepelekannya. Namun Meita berusaha tidak peduli, karena menurutnya kalau
kita terus memikirkan apa pendapat orang tentang kita, maka kita tidak akan
cepat maju.
Saat ini,
Meita dibantu beberapa orang staf marketing,
termasuk untuk urusan website dan
media sosial. Baginya, saat ini media sosial itu memang sangat penting dan ia
juga harus mengikuti tren yang sedang berkembang saat ini. Meita, yang juga
memiliki profesi dan usaha lain mulai dari akuntan, travel, dan hotel ini,
mengatakan bahwa mengurus bisnis kulinernya seperti menjalankan hobi. Ia tidak
pernah bosan, karena memang menyukai apa yang ia kerjakan di sini. Meski pernah
dibuat stres, tapi tidak sampai membuatnya frustasi. Untuk menenangkan pikiran,
Meita pun berusaha tetap bisa menikmati hidupnya dengan berkumpul bersama
keluarga atau teman. Selain itu ia juga menyeimbangkan hidupnya dengan
berolahraga dan berbagi kepada anak-anak yatim piatu.
Meita percaya,
ucapan adalah doa. Ia pernah berkata ingin memiliki hidup yang berguna bagi
orang lain. Dan ternyata kini ia bisa membuat lapangan pekerjaan bagi orang
lain. Karena menurut Meita hidup itu intinya adalah saling berbagi, karena kita
hidup tidak sendiri. Bila bisa membantu banyak orang, maka hidup pun akan lebih
berarti. Untuk memajukan usahanya, Meita pun berencana memperdalam ilmu memasak
di Le Cordon Bleu di Paris, Prancis.
SINOU KAFFEE HAUSEN & EATERY
Jl. Panglima Polim V No. 26, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12160, Indonesia
SINOU KAFFEE HAUSEN & EATERY
Jl. Panglima Polim V No. 26, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12160, Indonesia
Phone:+62 21 7258568
0 komentar:
Posting Komentar