Kamis, 14 Januari 2016




Produk perawatan tubuh dengan merk Keyra sebetulnya sudah diluncurkan Erika Ernawati Simangunsong, sejak 2013. Hanya saja saat itu ia belum membuat produk sabun dari susu kambing, seperti yang sekarang menjadi trademark Keyra. Saat itu, beragam produk sabun yang dibuat Erika antara lain sabun kulit manggis, kulit delima, jinten hitam, madu, dan bekatul beras merah. Bukan tanpa alasan Erika membuat sabun yang kemudian digunakannya sendiri itu. Sejak kecil, kulitnya tergolong sangat sensitif. Diolesi lotion pelembab saja kulitnya bisa memerah seperti terbakar. Bila memakai kosmetik atau produk perawatan tubuh yang mengandung bahan kimia, kulitnya juga langsung bereaksi. Ini membuat Erika jadi ketergantungan pada dokter kulit.

Namun suatu hari, kondisi finansial Erika tidak memungkinkan berobat ke dokter kulit. Ia ditipu partnernya ketika berbisnis kuliner, sampai bangkrut. Erika yang kala itu tinggal di kos, terpaksa makan sehari sekali dengan uang Rp 10.000, setiap pukul 15.00. Seolah belum cukup nasibnya, dalam keadaan ia tak punya pekerjaan dan uang, ayahnya harus dirawat di rumah sakit karena stroke. Tak tahu harus bagaimana lagi, ia pun melamar menjadi TKI ke Kanada. Namun, ketika surat balasan untuk jadi pengasuh di sana tiba, pikiran Erika goyah. Ia berpikir, mengapa harus menjadi TKI ke luar negeri ? Padahal Indonesia kaya akan bahan lami dan tingkat konsumsi masyarakatnya tinggi. Tercetus ide di benaknya, mengapa ia tidak membuat produk berbahan alami saja ? Erika pun akhirnya membatalkan niatnya untuk menjadi TKI.


Maka, di kamar kosnya yang berukuran 3x4 meter, mulailah Erika bereksperimen dan belajar membuat sabun berbahan alami pada Februari 2012. Ternyata berhasil. Kulitnya yang tadinya memerah jadi membaik. Teman-teman yang bertanya, kemudian  mau membeli produknya dan mengusulkan agar ia menjualnya secara luas. Setelah riset selama setahun, akhirnya Erika mulai berani menjual produk sabunnya. Modalnya ia peroleh dari hasil mengajar secara privat. Namun, kesibukan bekerja kantoran yang dilakoninya pada 2013 membuatnya merasa produknya kehilangan jati diri. Bahkan, ia sempat berniat menutup usahanya pada akhir 2013. Hngga akhirnya, suat hari ia bertemu seorang pegawai sebuah peternakan kambing Ettawa yang sudah 15 tahun berpengalaman di bidangnya. Erika lalu merekrutnya untuk memberikan pelatihan beternak kambing Ettawa sejak 2014. Setelah itu, ia pun mulai merilis kembali Keyra dengan produk yang lebih baik, yakni dengan susu kambing Ettawa. Memulai bisnisnya lagi dengan satu ekor kambing Ettawa, kini secara pelan-pelan usahanya kian meningkat.

Bahkan, sabun kulit delima yang ia buat sejak 2014 jadi best seller hingga sekarang. Penghasilannya lalu ia sisihkan sebagian untuk membeli kambing. Di tahun 2014 itu pula Erika berhasil mendapatkan penghargaan Shell Livewire. Kini, ia memiliki 7 ekor kambing dewasa dan 5 ekor anak kambing. Erika memang ingin mengangkat hasil alam Indonesia dalam bentuk skin care dengan memberdayakan peternak dan petani. Diakuinya, mengedukasi orang awam untuk menggunakan produk perawatan tubuh tanpa bahan kimia cukup sulit pada tahun pertama. Apalagi, bahan bakunya yang tanpa campuran bahan kimia apa pun membuat harga produknya tinggi. Namun, ia tak mau menyerah. Meski harus sendirian keluar masuk kampung dan hutan untuk mendapatkan bahan baku berkualitas bagus, kini ia bersyukur masyarakat mulai ‘melek’ terhadap produk-produk natural. Dalam sebulan, ratusan buah sabun berhasil ia jual.

Erika berkomitmen untuk terus memproduksi produk yang benar-benar natural. Ia ingin Keyra bisa menjadi jembatan antara petani atau peternak dengan produk akhir. Untuk makin menseriusi bisnisnya, wanita lulusan Jurusan Kima Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta ini pun, akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya di bagian penelitian dan pengembangan pada sebuah perusahaan makanan. Untuk sabun seberat 80 gram, Erika menjualnya dengan harga Rp 50.000.  Ia menjamin, produk Keyra tanpa pengawet, pewarna, maupun pewangi kimia. Sebab, ia menggunakan essential oil yang disuling sendiri. Kini, sabun yang ia buat terdiri dari tiga varian, yaitu sabun unscented,-sabun tanpa ekstrak tanaman dan essential oil, sabun susu kambing yang dipadu kulit delima, dan sabu susu kambing yang dipadukan lemon grass. Semuanya diproses tanpa pemanasan alias cold process. Sedangkan essential oil yang ia produksi antara lain patchouli (nilam), citronella, lemon grass, peppermint, pala, kunyit, dan bunga kenanga. Untuk ukuran 10 ml, harga patchouli, kenanga, dan peppermint masing-masing Rp 78.000, citronella Rp 60.000, dan kunyit Rp 110.000-120.000.

Alamat:
Keyra Natural
e-mail : keyrasoap@gmail.com
Facebook : www.facebook.com/keyraindonesia
Twitter : @keyraindonesia
Instagram : keyranatural
Blog : keyranatural.blogspot.com


Telepon: +62 8158370143

0 komentar:

Posting Komentar