Kamis, 02 Maret 2017


Spa belakangan ini bukan sekadar tren, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Padatnya aktivitas sehari-hari dan tingginya mobilitas, khususnya masyarakat di perkotaan, mendatangkan lelah, penat, dan bosan. Rutinitas sangat menyita waktu sehingga mereka membutuhkan relaksasi. Dulu, orang-orang masih menggunakan jasa tukang pijat tradisional, tapi sekarang mereka lebih suka mengunjungi tempat spa yang nyaman. Inilah yang mendasari seorang Gusti Ketut Jayeng Saputra optimistis membesarkan bisnis day spa bernama Jaens Spa di Ubud, Bali.

Perkembangan bisnis spa di Pulau Dewata memang sangat menjanjikan. Bahkan, Bali telah dinobatkan sebagai destinasi spa dunia atau World Spa Destination. Spa sendiri memiliki banyak kategori, mulai dari day spa, home spa, medical spa, hingga resort spa. Jumlah pebisnis spa di Bali pun sangat banyak. Profesionalitas dan fasilitas menjadi pembeda satu sama lainnya. Jaens Spa Ubud merupakan salah satu day spa yang cukup populer di Bali. Day spa ini menyediakan layanan perawatan, seperti massage, facial, dan perawatan tubuh lain. Jaens Spa kali pertama didirikan pada 1 Desember 2010. Perjuangan Jayeng membesarkan bisnis dalam usia yang tergolong muda sangat menginspirasi. Sejak menjadi siswa SMA, anak keempat dari empat bersaudara ini hanya menyimpan satu impian, yaitu memiliki bisnis day spa sendiri.

Sedari remaja Jayeng sudah mandiri secara finansial. Begitu lulus SMA, dia melanjutkan pendidikan Diploma III Manajemen Spa di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua. Ia rela bolak-balik Nusa Dua-Ubud untuk menerima panggilan jasa sebagai terapis spa yang keahliannya didapatkan secara otodidak. Uang yang ia terima dari bekerja sebagai terapis itulah yang ia gunakan untuk membayar kuliah. Kemampuannya dalam bidang spa terapis berkembang saat menjalani latihan sebagai mahasiswa di resor spa Hotel Four Season, Nusa Dua. Di sana, Jayeng menggali banyak ilmu, tak hanya teknik spa, tapi juga manajemen usaha.


Pada 2008, saat statusnya sudah menikah, Jayeng sempat gamang untuk mewujudkan mimpinya. Dia sempat rehat sejenak dengan mengelola usaha laundry untuk mengisi pundi-pundi rupiahnya. Siapa sangka suatu hari saat sedang berkeliling menjalankan bisnis laundry, sang istri yang bernama Erni Saputra menemukan sebuah salon kecil di Jalan Pengosekan, Ubud yang hampir tutup. Salon ini juga menawarkan layanan pijat ke pengunjung dengan tarif Rp 60 ribu per jam. Namun, pendapatan salon itu hanya Rp2,5 juta-Rp 3 juta per bulan. Dari sinilah, Jayeng menemukan kembali semangatnya dan memberanikan diri menawarkan kerja sama dengan si pemilik salon. Tempat itu lalu disewakan kepada Jayeng sebesar Rp 45 juta per tahun. Ayah tiga anak ini beruntung karena si pemilik salon bersedia dibayar dengan cicilan Rp 4,5 juta per bulan. 

Hanya bermodalkan empat orang karyawan, termasuk dirinya dan istri, Jayeng memulai mengelola cikal bakal Jaens Spa pertama. Pria kelahiran Bondalem ini sangat gigih meski dalam kondisi istri baru saja melahirkan anak pertamanya dan orangtuanya juga sedang sakit. Jaens Spa berhasil mencatat pendapatan Rp 9 juta pada bulan pertama beroperasi. Jayeng kemudian mempromosikan bisnisnya dengan mencetak brosur, membagikannya ke Central Ubud, hingga membuat blog berkonsep website tentang Jaens Spa. Usaha spa yang awalnya hanya dua kamar ini pun berkembang menjadi tiga kamar seriring bertambahnya jumlah tamu yang datang.

Jayeng pun memberanikan diri mencari pinjaman dana dari salah satu bank swasta untuk menambah jumlah kamar menjadi enam. Pemenang Wirausahawan Muda Bali 2014 ini juga memperluas jaringan dan kualitas bisnisnya dengan cara banyak belajar dari buku, Youtube, mengikuti berbagai seminar, hingga bergabung dengan asosiasi spa. Kegigihannya berbuah manis. Usaha spa yang awalnya hanya mengantongi pendapatan Rp 900 ribu per hari meningkat menjadi Rp 3 juta-Rp 4 juta per hari. Jayeng pun berhasil membuka cabang kedua Jaens Spa pada Juli 2015 yang terdiri atas 10 kamar. Bisnisnya kini dijalankan 55 orang karyawan dengan satu orang manajer dan dua orang pengawas. Pengunjung Jaens Spa, 95 persennya adalah wisatawan mancanegara dari Australia, Singapura, Cina, Malaysia, dan negara-negara Eropa. Untuk mendapatkan layanan perawatan di Jaens Spa, satu orang cukup membayar Rp 180 ribu per jam.


Selalu bersyukur menjadi prinsip Jayeng dalam menjalankan bisnisnya. Pemuda Bali ini merasa Tuhan selalu memberikannya hasil akhir melebihi ekspektasi. Secara perlahan, pendapatan Jaens Spa meningkat drastis, mulai dari Rp 300 juta pada tahun pertama berdiri, menjadi sekitar Rp 3 miliar di tahun 2016. Jayeng mempunyai kebiasaan unik untuk mempertahankan kualitas pelayanan, mulai dari kualitas terapis, staf, dan variasi layanan. Dia dan istri juga langsung turun ke lapangan berbelanja perlengkapan spa. Mereka sama sekali tak memposisikan diri sebagai pemilik, tapi menyamakannya sama seperti karyawan lain yang bekerja. Jayeng juga menyisipkan materi pelatihan untuk seluruh karyawan di setiap pertemuan. Misinya adalah menjadikan Jaens Spa sebagai day spa pilihan utama di Bali. 

Pria berkuncir ini masih menyimpan impian lain untuk meraih gelar sarjananya. Dia berencana untuk melanjutkan kuliah sekaligus mengelola cabang ketiga Jaens Spa di Nusa Dua. Jayeng mengajarkan kepada generasi muda supaya tak perlu takut meski hanya mempunyai satu impian. Banyak orang memiliki lebih dari satu cita-cita, tapi Jayeng ketika ditanya hanya mempunyai satu jawaban, yaitu menjadi pebisnis spa. Pemikirannya seolah sudah terkonstruksi pada satu impian, memiliki day spa sendiri. Jayeng menilai, cita-cita adalah satu hal yang sungguh diinginkan dan disukai. Masalah sukses atau tidak sukses, itu bergantung seberapa gigih seseorang berusaha menggapai impiannya.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus