Jumat, 10 Maret 2017


Kecintaan pada Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kerap dijadikan alasan bagi para pendaki untuk kembali menapakinya. Gunung Rinjani juga sudah menjadi sumber inspirasi yang begitu terpatri dalam sanubari para pendaki. Rinjani pula yang melatarbelakangi lahirnya usaha bernama Pernak-Pernik Asli Rinjani (Pasir) yang didirikan oleh Sukarno. Berawal dari kegemarannya mendaki Gunung Rinjani, Sukarno tanpa disangka mampu membungkus kecintaannya itu dengan karya yang menghasilkan uang. Sukarno bercerita, seorang wisatawan pernah bertanya, Gunung Rinjani yang begitu besar, tapi mengapa tidak ada yang menjual oleh-oleh khas Rinjani ?
Pertanyaan wisatawan tersebut lantas menginspirasi Sukarno untuk membuka usaha oleh-oleh khas Gunung Rinjani pada 2006 silam. Dengan modal awal hanya Rp 100 ribu, ia mencoba membuat stiker dan gantungan kunci dengan tulisan Rinjani. Setiap Sukarno melakukan pendakian, stiker dan gantungan kunci Rinjani selalu dibawa dan ditawarkan kepada para pendaki. Usaha yang dirintis dengan modal minim itu pun lama-lama berkembang. Sukarno mulai serius dengan membuat produk lain, dan membuka toko yang dinamakannya Pasir (Pernak-Pernik Asli Rinjani). Sukarno mengungkapkan, penamaan Pasir bukanlah tanpa alasan. Selain mudah diingat, juga terdapat filosofi yang kuat di dalamnya. Pasir merupakan salah satu material terkecil yang ada pada gunung. Meski kecil, apabila dikumpulkan, tentu akan menggunung.


Sukarno memanfaatkan area seluas 5x3 meter di rumahnya sebagai toko Pasir. Beragam produk tersaji rapi mulai dari kaus, tas, syal, gantungan kunci, stiker, hingga gelang. Semuanya bertuliskan "Rinjani".Soal harga pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga menyentuh Rp 1 juta. Jam operasi toko milik Sukarno ini tidaklah lama, buka mulai pukul 15.00 dan tutup pukul 19.26 waktu setempat. Jam operasional toko ini disesuaikan dengan angka ketinggian Gunung Rinjani, yakni 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sukarno berharap teman-teman pendaki langsung ingat dengan ketinggian Gunung Rinjani dari jam buka tokonya itu.

Untuk produksi Pernak-Pernik Asli Rinjani, Sukarno dibantu enam karyawan lepas dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ia juga memesan gelang dan kain tenun karya anak-anak desa adat di Sade, Lombok Tengah, yang memang dikenal dengan kerajinan tangannya. Selain berjualan langsung, Sukarno juga melakukan pemasaran dengan menitipkan produknya kepada para pedagang kecil di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Selain itu, ayah dari satu anak ini juga memanfaatkan media sosial untuk berjualan secara daring (online).


Atas jerih payahnya ini, Sukarno mampu meraup rata-rata Rp 1 juta setiap harinya. Bahkan, jika sedang ramai, ia bisa mengantongi penghasilan hingga Rp 4 juta. Tak hanya pendaki lokal, para pendaki mancanegara pun kesengsem dengan produk buatan Pasir, di antaranya Malaysia, Singapura, Australia, hingga Korea Selatan. Sukarno memerinci, kebanyakan turis Malaysia yang mendatangi tokonya belanja kaus dan kopi khas Lombok. Sedangkan, pendaki dari negara lain lebih tertarik dengan produk yang ringan, seperti gantungan kunci dan gelang.

Pria kelahiran 1973 ini juga kerap mendapat orderan khusus untuk membuatkan oleh-oleh khas gunung lain di Indonesia, seperti Gunung Semeru hingga 4000 gelang per pekannya. Kebiasaannya mendaki gunung-gunung yang ada di Indonesia membuka jalan baginya untuk mendulang pundi-pundi rupiah. Sejatinya, perjalanan Sukarno merintis usaha ini tak selalu mulus. Ia mengaku sempat vakum selama beberapa tahun karena kesibukannya sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sebelum mulai kembali aktif pada 2009.


Pekerjaannya sebagai perawat di Puskesmas Lingsar membuat ayah dari Nabila Ibrahim ini harus pintar membagi waktu. Beruntung ia dikelilingi keluarga yang terus memberi dukungan agar tidak patah arang mengembangkan usahanya. Selepas menjalani tugas mulia menjadi perawat, Sukarno sibuk melakukan produksi hingga melayani pembeli. Saat akhir pekan tiba, ia menyambangi TNGR untuk menyuplai produknya.

Saat jalur pendakian ditutup, ia memanfaatkannya dengan mengirim perkembangan aktivitas status Rinjani melalui media sosial, yang pada akhirnya semakin mengenalkan Pasir kepada wisatawan. Ke depannya, Sukarno ingin membuat toko di lokasi yang lebih strategis antara lain di Bandara Internasional Lombok, Pelabuhan Lembar, dan di pusat Kota Mataram. Namun, untuk saat ini pengembangan sistem penjualan dan menjaga pelanggan menjadi prioritas utamanya.


Selain bekerja dan berusaha, Sukarno juga aktif dalam kegiatan kelestarian lingkungan Rinjani dengan mengemban amanah sebagai koordinator bagian logsitik pada Trsahbag Community NTB. Menurutnya, keberlangsungan usahanya juga sangat bergantung pada kebersihan dan kenyamanan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia tersebut. Sukarno berharap pemerintah lebih serius dalam menangani kelestarian Rinjani, terutama mengenai persoalan sampah yang seakan tak ada habisnya. Kotornya Rinjani akan berdampak negatif bagi pariwisata dan juga perekonomian warga sekitar yang menggantungkan hidupnya pada Rinjani.

1 komentar:

  1. SAMBAL ROA JUDES adalah salah satu sambal dengan citarasa terbaik di Indonesia. Kehebatan rasa sambal ini pun bahkan sudah melanglang dunia karena digemari pula oleh masyarakat luar negeri. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dengan bahan utama ikan Roa yang khusus didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara. Sambal siap saji ini dibuat dengan kemasan food grade (135 gram), tahan lama, cocok untuk teman bepergian atau oleh-oleh. Nikmat disantap dengan jenis lauk apa pun, yang pastinya akan menambah nafsu selera makan anda. Pemesanan Sambal ROA JUDES untuk wilayah Jakarta, hubungi Delivery SAMBAL ROA JUDES, melalui sms/whats app 085695138867. Pin BB : 5F3EF4E3.

    BalasHapus