Senin, 13 Maret 2017


Perempuan kelahiran 1 Januari 1978 ini adalah salah satu womenpreneur Indonesia yang tengah mempromosikan bisnis online dengan brand namanya sendiri. Istri dari Hafid Hadinata ini sebenarnya bukanlah pemain baru di dunia wirausaha. Ia sudah mulai terjun di dunia entrepreneur sejak tahun 2002. Saat itu, dengan bermodal nekat, Linda mendirikan salon muslimah bersama sang kakak di daerah Depok, Jawa Barat. Karena di sana banyak mahasiswi Universitas Indonesia yang berjilbab yang menjadi target pasarnya. Bukan sekedar salon biasa, di salonnya ini, ia menawarkan pelayanan salon yang maksimal kepada para pelanggan. Walaupun awalnya banyak yang meragukan, perlahan salon pertama itu pun makin berkembang seiring industri syariah yang terus naik. Di tahun kedua, ia mulai bisa membuka cabang, dan terus dilakukan hingga tahun ke enam. Sampai akhirnya, Linda memutuskan untuk menjadikannya franchise.
Menekuni bisnis franchise salon muslimah selama kurang lebih 10 tahun, di tahun 2012 Linda mulai merasa bosan dan capek. Ia pun akhirnya memutuskan keluar dan membuat bisnis sendiri, terpisah dari kakaknya. Ia membuka salon muslimah sekaligus butik dengan brand Tewink, masih di daerah Depok. Bisnis ini pun berjalan lancar. Tetapi Linda masih merasa tertantang untuk menggali potensi lain dalam dirinya. Ia ingin memiliki brand sendiri seperti idolanya Martha Stewart yang bisa menginspirasi perempuan di dunia. Keinginan itu pun terjawab saat bertemu dengan salah seroang konsultan pengembang bisnis skala internasional, Wempy Dyocta Koto, di tahun 2015.

Dari pertemuan tersebut, Linda jadi semakin tertantang memikirkan bisnis berbasis masa depan dengan mengandalkan teknologi. Menurut saran dari Wempy, Linda memang harus mengubah pola bisnisnya dan mulai membangun start up untuk usaha salon, karena ke depan semua bisnis akan dibantu oleh teknologi. Jadi bisnis untuk masa depan memang harus dipersiapkan. Linda pun mendapatkan pendampingan untuk mencari passion dan melihat keunikan konsep bisnisnya. Menurutnya, bisnis online itu sudah jamak, tapi belum ada bisnis online yang benar-benar digarap secara profesional dan memiliki brand kuat. Dengan kosnultasi dan dampingan bisnis dari Wempy, akhirnya di akhir tahun 2015 ia bisa meluncurkan brand Lindawaty. Dan saat ini website dan apps-nya sudah bisa diakses, untuk memudahkan berbelanja customer.


Lindawaty adalah brand yang menawarkan beragam produk, dan merupakan salah satu pioneer pelaku bisnis yang memakai nama pemilik usahanya sebagai merek dagang dengan konsep bisnis online. Sejak awal Linda memang sudah terinspirasi dengan sosok Martha Stewart di Amerika Serikat yang sukses menjual berbagai produk dengan menggunakan brand namanya sendiri. Lindawaty pun berusaha menawarkan berbagai kebutuhan khususnya untuk perempuan agar lebih percaya diri dan aktif, seperti yang dilakukan oleh Martha Stewart. Dengan tagline "Every Woman is Beautiful", Lindawaty bertekad menjadikan perempuan percaya diri akan kecantikan yang dimilikinya. Tidak hanya soal fashion dan kecantikan saja, tapi juga memiliki passion dan visi ke depan. Jadi, bukan sekedar bisnis online seperti kebanyakan, bisnis ini sangat digarap serius, terorganisir, memiliki sistem dan manajemen yang baik. 

Sebagai CEO, Linda mempekerjakan beberapa karyawan yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Misalnya untuk tim konten, produksi, sampai promosi. Masing-masing juga akan dikepalai oleh seorang chief yang sudah ditunjuk. Segmen pasar yang dituju Lindawaty adalah perempuan berusia 28-33 tahun, kelas menengah ke atas, berpendidikan tinggi, dan lebih banyak tinggal di perkotaan. Lindawaty menjual produk-produk yang peluang usahanya di Indonesia saat ini tengah berkembang dengan pesat, seperti bisnis kosmetik atau industri fashion.

Ketertarikan Linda dengan dunia entrepreneur mungkin banyak meneladani ibunya yang memang kreatif dan produktif. Ibunya suka membuat kue dan selalu ada saja kreativitas yang dibuatnya. Linda banyak belajar dari ibunya yang tangguh, karena sang ayah bekerja di pelayaran. Sejak kecil, ibunya sudah mengajarkan untuk bisa mengambil peluang. Linda masih ingat, saat kecil ia sudah diajari berbisnis dengan menyewakan buku komik koleksinya kepada teman-teman. Karena sudah terbiasa melihat perempuan yang produktif dan melakukan hal-hal yang disukai, sampai duduk di bangku sekolah menengah atas dan kuliah pun, Linda sudah terbiasa berbisnis. Saat kuliah di jurusan Kearsipan UI, Linda sudah tertarik dengan bisnis kecantikan, dan memulainya dengan berjualan lipstik. Ketika lulus kuliah, Linda sempat bekerja di perusahaan Jepang. Namun tak bertahan lama karena passionnya sudah ingin menjadi womenpreneur.

Saat sedang membangun brand bisnis Lindawaty, Linda juga melihat peluang bisnis salon online yang potensial menjadi bisnis yang besar. Akhirnya, setelah berbicara dengan suami, yang memahami teknologi, ia pun berhasil melaunching Muztreat. Muztreat adalah kependekan dari Muslimah treatment. Ini adalah layanan salon mobile yang bisa diakses dengan men-download aplikasinya. Saat ini, aplikasi Muztreat memang baru dalam bentuk beta dan masih terus dikembangkan. Jadi untuk mendapatkan layanan kecantikan, entah itu di mobil, rumah, ataupun di mana saja, Muztreat bisa menjadi solusi yang tepat. Saat ini Muztreat masih hanya melayani kawasan Depok saja, dan dalam waktu dekat, sembari proses rekrutmen terapis, diharapkan bisa diakses segera untuk wilayah Jabodetabek, hingga skala nasional. Nantinya Muztreat juga akan mendapatkan suplai barang dari Lindawaty, mulai dari lulur, scrub, hingga semua alat massage dan kecantikan yang dibutuhkan untuk operasional Muztreat. Ini juga salah satu persiapan untuk bisa ekspansi bisnis dengan basis teknologi. Jadi keduanya memang bisa berjalan beriringan dan saling mendukung.

Tentu banyak tantangan yang dihadapi Linda dalam membangun bisnisnya ini. Di sini ia benar-benar belajar dari nol. Ibaratnya ia menjadi gelas yang kosong dan siap diisi dengan air. Dulu ia berpikir bisnis hanyalah UKM, bukan bagaimana membangun sebuah perusahaan. Jadi kalau usaha mendapatkan untung, 100% menjadi miliknya sendiri. Padahal sebenarnya diri ini punya batas kemampuan. Oleh karena itu dibutuhkan tim yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Linda berpikir, lebih baik usahanya untung 10% dari sekian miliar, daripada untung 100% dari Rp 100 juta. Untuk mengubah mindset dan pola bisnis seperti itu tentu perlu usaha yang keras. Apalagi Linda lama berkecimpung di bisnis konvensional dan tahu celah serta bagaimana bisnis bisa berjalan. Sedangkan untuk bisnis digital ini, ia harus terus meng-upgrade pengetahuan. Teknologi yang dikuasai oleh anak-anak muda justru membuatnya terpacu dan termotivasi untuk belajar lebih giat dan bisa bekerja sama dengan mereka.

Bisnis berbasis teknologi adalah bisnis masa depan, jadi Linda harus maksimal dan menangkap semua peluangnya. Untungnya saat ini, Linda sudah tidak menemui kesulitan, berbeda sekali saat waktu pertama kali memulai, sampai membuatnya menangis. Ia sangat terbantu dengan dampingan Wempy dan tim serta sistem yang memudahkannya cepat beradaptasi. Antara berbisnis konvensional dengan bisnis digital itu, menurut Linda, memang bagaikan langit dan bumi. Modalnya hanyalah belajar saja. Bila ditanya mana yang ia pilih, bisnis konvensional atau modern berbasis teknologi ? Linda menjawab, memang bisnis konvensional lebih menawarkan zona nyaman. Namun bila sudah memiliki impian tentang bisnis masa depan yang potensial dengan start up dan teknologi, ingin keluar dari zona nyaman tersebut pun juga tidak masalah.

Bisnis juga sifatnya dinamis, jadi Linda pun juga harus siap dengan semua perkembangan. Linda senang, saat mengikuti pameran di Singapura, pertengahan 2016, ia berhasil mendapatkan investor dan mitra baru. Rasanya memang tidak percaya. Tapi ternyata kalau konsep bisnis dan visi misinya jelas, semua langkah memang akan terbuka dan akan menjalaninya lebih yakin lagi. Maka itu, Linda amat yakin perusahaannya ini akan terus berkembang dengan skala yang lebih luas dan besar. Linda juga merasa bisnisnya dapat berkembang karena memiliki produk yang beragam. Pilihannya jadi lebih luas, walaupun semuanya akan kembali pada ciri khas Lindawaty. Linda akan selektif dengan produsen dan menyesuaikannya dengan brand Lindawaty. Memang, saat ini ia masih terus mencari produk mana yang dapat menjadi unggulan.

Untuk menghadapi kompetitor Linda juga tidak merasa terancam. Tumbuhnya bisnis digital dan marketplace yang mewabah justru menjadi keuntungan buatnya. Pasalnya, ia bisa memperkenalkan produk Lindawaty di pasar mereka. Linda yakin perkembangan industri digital yang terus meningkat akan membuat Lindawaty terus berusaha membuktikan diri untuk bisa menjadi teman kaum perempuan dan menjadikan mereka percaya diri dan merasa cantik. Linda pun akan terus learning by doing dan belajar dari para kompetitor. Baginya, menjalankan bisnis tidak semata untuk uang, tetapi juga punya tujuan untuk mencerahkan dan menginspirasi para perempuan.

Kiat sukses Linda adalah, jangan gampang malu, mau berubah, dan jangan merasa ada di zona yang nyaman, mau melihat ke dunia luar dan terus belajar. Manusiawi memang kalau terkadang bisa merasa sok tahu dan merasa bisa semuanya, padahal sebenarnya di luar sana masih banyak yang belum diketahui dan bisa dieksplor. Untuk berubah dan belajar pun tidak pandang usia berapa. Rencana ke depan, Lindawaty akan membuat perempuan muslimah semakin percaya diri dan menginspirasi perempuan-perempuan muslimah untuk berani terjun dalam bisnis, dengan menjadi entrepreneur ataupun technopreneur. Karena bisnis digital kebanyakan didominasi kaum laki-laki, jadi Linda berharap kehadiran Lindawaty akan memacu dan memotivasi perempuan supaya berani berkarya. Karena passion Linda sejak awal di bidang kecantikan, Linda juga ingin kelak punya produk unggulan seperti kosmetik. Selain itu, produk juga harus multifungsi dengan harga yang terjangkau, tapi berkelas. Saat ini sudah ada parfum, tapi Linda masih ingin ada produk lipstik dengan pilihan warna yang banyak.  


1 komentar:

  1. SAMBAL ROA JUDES adalah salah satu sambal dengan citarasa terbaik di Indonesia. Kehebatan rasa sambal ini pun bahkan sudah melanglang dunia karena digemari pula oleh masyarakat luar negeri. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dengan bahan utama ikan Roa yang khusus didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara. Sambal siap saji ini dibuat dengan kemasan food grade (135 gram), tahan lama, cocok untuk teman bepergian atau oleh-oleh. Nikmat disantap dengan jenis lauk apa pun, yang pastinya akan menambah nafsu selera makan anda. Pemesanan Sambal ROA JUDES untuk wilayah Jakarta, hubungi Delivery SAMBAL ROA JUDES, melalui sms/whats app 085695138867. Pin BB : 5F3EF4E3.

    BalasHapus