Rabu, 29 Maret 2017


Siapa sangka, seorang loper koran kini menjelma menjadi seorang pebisnis andal. Nekat menjawab tantangan tawaran terjun ke dunia bisnis kuliner, Thayyip Malik akhirnya sukses mengomandoi Dapoer Bistik Solo di Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Dapoer Bistik dibuka kali pertama di Semarang pada Juni 2010 ketika masih dipegang oleh pemilik lamanya Noor Huda Ismail. Siapa pun yang berkunjung ke Dapoer Bistik Solo, pasti akan pulang membawa segudang kesan dan pesan. Nikmatnya cita rasa istimewa ragam menu bistik yang disajikan jelas menjadi salah satunya. Namun, ada hal lain yang membuat pengunjung betah untuk berlama-lama nongkrong di Dapoer Bistik Solo.

Resto yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No 62, Penumping, Laweyan, Solo, ini menghadirkan suasana tempat makan bistik yang unik. Sebab, tiap dinding ruangan dibalut dengan bermacam-macam warna yang berbeda. Terdapat empat ruang yang bisa dipilih pengunjung. Misalnya saja, ruang makan paling depan di mana pengunjung bisa menikmati lezatnya bistik dengan pemandangan terbuka. Beragam bunga hias di sekitar ruang tersebut ikut memberikan kesan asri. Di ruangan ini terdapat enam meja dari kayu yang bisa dipilih pengunjung. Warna meja dan kayu dicat berbeda, cokelat, putih, hitam, merah, dan lainnya.


Sementara satu ruangan di dalam resto dibalut dengan warna dinding perak. Hal tersebut sengaja dilakukan untuk menciptakan suasana maskulin di ruang tersebut. Dengan begitu, kebanyakan pengunjung yang menggunakan ruang itu pun lebih banyak kaum laki-laki. Sofa hitam dengan meja kayu putih yang digunakan menambah kesan gentle. Lalu, ada ruang VIP yang dilengkapi dengan AC. Di ruangan ini terdapat satu meja panjang dengan beberapa kursi. Terdapat satu ruangan lagi yang menarik bagi pengunjung. Dinding pada ruangan ini didominasi warna ungu. Sebagian dinding dicat dengan kombinasi warna-warni dan pola yang teratur. Meja dan kursi yang digunakan terbuat dari kayu. Kebanyakan berwarna biru dan putih. Uniknya, furnitur di ruangan ini dipenuhi dengan tulisan berbahasa Inggris.

Dapoer Bistik Solo menyajikan iga bakar lada hitam. Rasanya tak jauh berbeda dengan bistik daging sapi lada hitam. Perbedaannya selain terletak pada penggunaan iga sapi sebagai bahan utamanya, menu ini mempunyai condiment yang lebih variatif. Selada dan irisan bawang bombai digunakan sebagai penghias untuk menggugah selera penikmatnya. Dapoer Bistik Solo juga menyajikan beragam minuman dan jus. Misalnya saja, jus kombinasi alpukat dan buah naga. Pengunjung juga dapat memesan jus dengan kombinasi buah lainnya sesuai selera. Jangan sampai juga terlewatkan menu dessert berupa salad yogurt. Menu yang satu ini juga unik sebab isinya terdapat potongan beragam buah-buahan, seperti melon, apel, stroberi, dan jambu. Harga yang ditawarkan beragam, misalnya bistik daging sapi lada hitam Rp 25 ribu, iga bakar lada hitam Rp 27.500, jus kombinasi Rp 17 ribu, salad yogurt Rp 12.500.

Thayyip Malik

Melihat bisnis kulinernya sukses, Thayyip mengaku sebelumnya tak pernah membayangkan untuk terjun di dunia bisnis karena dasarnya ia adalah seorang peneliti yang aktif dalam aktivitas sosial. Pria yang pernah menjadi loper koran ini akhirnya menjalankan bisnis kecil-kecilan dengan membuka usaha roti jamur. Meski usaha tersebut harus berhenti di tengah jalan, justru mendatangkan pengalaman berharga sebagai motivasi berbisnis. Thayyip mengungkapkan, menyelami dunia bisnis harus memiliki tenaga ekstra. Terkadang, dia harus tidur hingga larut malam dan bangun lebih pagi daripada orang lain. Pun, waktu istirahat kurang dan penyakit susah tidur sudah biasa menemaninya.

Suatu ketika, Thayyip diberikan amanat untuk mengelola perusahaan PT Mawaddah Sinar Gemilang. Sebagai direktur di perusahaan tersebut, ia bertanggung jawab mengembangkan perusahaan di bawah bendera PT Mawaddah Sinar Gemilang, di antaranya Dapoer Bistik Solo. Thayyip mengatakan, ketika ditawari untuk terjun ke bisnis, ia perlu berpikir beberapa hari. Akhirnya, ia yakin bahwa ini adalah peluang untuk mendapatkan pembelajaran baru. Akhirnya tawaran tersebut pun ia ambil. Di mata Thayyip, sebuah bisnis atau usaha apa pun, termasuk kuliner, tak bisa maju kalau pemiliknya tak mampu mengedepankan branding. Ketika diminta mengembangkan Dapoer Bistik Solo, Thayyip pun menggandeng banyak orang khususnya yang memahami bisnis kuliner. Menurutnya, banyak pebisnis yang melupakan pentingnya suasana dari sebuah tempat makan.


Thayyip juga mengatakan, berbisnis itu sebuah pekerjaan yang dinamis karena setiap saat segalanya bisa berubah sehingga harus jeli melihat peluang. Ia menegaskan, membuka usaha tentu saja berbeda dengan kerja kantoran karena tidak punya penghasilan tetap setiap bulannya, bisa berubah-ubah. Dan bagi Thayyip bisnis juga adalah dakwah dan ini yang terus ia dorong di Dapoer Bistik Solo. Seperti yang dikatakan Adam Smith, tangan yang tak nampak, biarlah keuntunganmu diberikan pada orang yang tak mampu. Thayyip menyebutkan, keuntungan yang diperoleh di Dapoer Bistik Solo, di antaranya dialokasikan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Salah satu yang diusung Dapoer Bistik Solo adalah tidak hanya ingin pengunjung merasakan lezatnya bistik, tapi juga mengajak para pengunjung untuk berbuat kebaikan dengan memberikan pesan-pesan moral lewat tulisan di kursi dan meja. Jadi, bukan hanya sekedar saleh secara spiritual, tapi juga secara sosial.

Sifat pemurah Thayyip ini tidak terlepas dari latar belakangnya yang mengenyam pendidikan agama di pondok pesantren. Selama ini orang menganggap santri atau mereka yang lulus dari pesantren itu, keluarnya hanya menjadi guru mengaji. Santri dianggap tidak mampu berbisnis. Thayyip mencoba membantah anggapan tersebut. Ia mencontohkan sepak terjang Nabi Muhammad SAW yang juga sebagai pedagang sekaligus pebisnis sukses, termasuk juga beberapa kiai yang berhasil dalam dakwah dan bisnis, seperti AA Gym. Thayyip menilai, persaingan bisnis memang selalu ada, terutama di Solo, yang diketahui bisnis kuliner sudah dalam level maju dibandingkan daerah lainnya. Namun, kondisi ini tidak menciutkan Thayyip, justru ide-ide dan strategi bisnis baru dijalankannya untuk menjawab tantangan.

Pesan Thayyip, dalam menjalankan bisnis selalu ada gelombang sulit, jadi harus cepat move on apabila menghadapi kendala. Intinya, jangan takut untuk berinovasi, disiplin, dan bersabar karena dalam bisnis pasti menghadapi gelombang. Mengombinasikan teori ekonomi dan praktik menjadi kunci dalam menggeluti bisnis usaha bidang apa pun.

1 komentar:

  1. SAMBAL ROA JUDES adalah salah satu sambal dengan citarasa terbaik di Indonesia. Kehebatan rasa sambal ini pun bahkan sudah melanglang dunia karena digemari pula oleh masyarakat luar negeri. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dengan bahan utama ikan Roa yang khusus didatangkan dari Manado, Sulawesi Utara. Sambal siap saji ini dibuat dengan kemasan food grade (135 gram), tahan lama, cocok untuk teman bepergian atau oleh-oleh. Nikmat disantap dengan jenis lauk apa pun, yang pastinya akan menambah nafsu selera makan anda. Pemesanan Sambal ROA JUDES untuk wilayah Jakarta, hubungi Delivery SAMBAL ROA JUDES, melalui sms/whats app 085695138867. Pin BB : 5F3EF4E3.

    BalasHapus