Selasa, 10 Maret 2015




Meski awalnya tak suka, pria muda ini kini cinta mati pada bidang IT. Lewat Newbee, ide dan karyanya disukai dunia. Sukses di usia yang terbilang muda memang telah dibuktikan oleh Harlan Firman Agus. Pria kelahiran Batu Sangkar, Sumatera Barat, 25 Maret 1990 ini adalah Direktur Utama PT Kstaria Lebah Indonesia (Newbee Corporation), technopreneur, enterpreuner yang bergerak di bidang Information Technology (IT) dan tengah disorot banyak publik. Tak hanya sukses dalam bisnis, ia juga menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia. Hebatnya lagi, ia masih terus bekerja keras mengejar mimpinya untuk menyebarkan virus bisnis IT kepada generasi muda.

Harland besar di kota Duri, Riau, yang merupakan daerah perminyakan. Karena orangtuanya bekerja di perminyakan, Harland pun tertarik dan berminat untuk bekerja juga di bidang tersebut. Maka, setelah lulus SMA, ia mengikuti ujian masuk ITB jurusan utama Pertambangan. Namun sayangnya ia tidak lulus. Akhirnya, ia mencoba masuk Fakultas Teknik Informaika, Institut Teknologi Telkom. Harland memang akhirnya jadi tidak sengaja masuk ke bidang IT. Itupun, ia mengaku di semester awal ia sangat malas-malasan dalam belajar karena memang tidak suka dan kurang tertarik pada IT. Supaya betah kuliah, semua unit kegiatan mahasiswa dan organisasi, baik yang ada di tingkat fakultas sampai universitas pun diikutinya. Bahkan ia sampai pernah juga menjadi penari di unit kesenian Minang dan tampil di berbagai acara.

Dengan aktivitasnya yang lumayan banyak, maka kuliahnya pun jadi keteteran, sampai-sampai ia harus dipanggil ke ruang psikolog. Tapi justru, setelah itu Harland menjadi terpacu, bersemangat  dan menerima. Ia pun berusaha mengejar ketertinggalan dan mempunyai tujuan baru, yakni bisa lulus kuliah dengan cepat. Dan pada akhirnya ia mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun. Sebelum lulus kuliah, Harland melihat saat itu fenomena IT sedang booming dengan hadirnya Google, Facebook, dan sebagainya. Maka, ia terpikir untuk mengambil peluang bisa mengembangkan produk serupa dengan kualitas lokal. Apalagi ia tahu, sampai saat ini IT yang ada di Indonesia masih dikuasai investor asing. Maka menurut Harland ini merupakan sebuah tantangan dalam berbisnis. Dan akhirnya tepat di semester akhir, tahun 2011,  Harland mencoba mengikuti kompetisi inovasi dan membuat tim dengan nama Newbee Corp untuk membuat karya di dunia digital. Walaupun tidak pernah juara dan selalu kalah, tapi Harland pantang menyerah.

Harland menjelaskan, nama Newbee punya dua makna. Yang pertama, Newbee dapat mewakili anak baru, dan sampai kapan pun Newbee tetap rendah hati.  Sedangkan makna kedua bisa juga diartikan sebagai lebah baru. Diharapkan, Newbee berfilosofi seperti lebah yang memiliki team work yang kuat dan penuh manfaat, jadi harus terus berinovasi. Sejak saat itu, Harland bersama tim Newbee Corporation mencari berbagai solusi yang ada lewat IT. Berbagai mobile games hingga aplikasi terus dibuat. Akhirnya, berkat kerja keras, Newbee pun mulai dilirik setelah sukses membuat salah satu aplikasi pelayanan rumah sakit dengan nama SMCare.

Harland menggagas aplikasi ini karena melihat permasalahan registrasi berobat yang terjadi di rumah sakit. Dari sini ia bersama timnya mencoba mencari solusi, yang mana biasanya kalau seseorang sedang sakit dan hendak berobat ke rumah sakit, harus datang sejak pagi dan ikut dalam antrian yang panjang. Padahal, dokter yang ditunggu, kadang datang kadang juga tidak. Jadi, aplikasi  SMCare ini merupakan layanan via sms. Di situ calon pasien bisa mem-booking jam berobat dan langsung datang pada jam yang telah disepakati. Nantinya, sistem yang akan membalas semuanya secara otomatis. Maka dengan cara ini pasien tidak perlu mengantri di rumah sakit. Bahkan, pihak rumah sakit juga bisa mengingatkan kapan jadwal check up mendatang. Lewat aplikasi ini, Harland berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah TIK Jawa Barat. Ia pun jadi makin serius dan tidak ingin dianggap sebagai start up yang timbul tenggelam. Maka, ia kemudian membuat sistem. Bongkar pasang terjadi di Newbee Corp karena ia membutuhkan tim yang komit dan solid untuk terus berkompetisi dengan ide-ide yang baru.

Sukses dengan SMCare, Harland bersama tim kembali membuat aplikasi telepon seluler bernama Aortalife. Aplikasi ini berfungsi memantau detak jantung, elektrofisiologi jantung, suhu dan pantauan pergerakan motorik seseorang. Dengan aplikasi Aortalife ini, Harland bersama bendera Newbee Corp bahkan sempat diundang ke Silicon Valley, Amerika Serikat, untuk mendemokannya. Sayangnya, karena sambungan internet yang masih lelet, penggunaan aplikasi ini secara real time jadi terbatas, hingga sekarang tidak lagi digunakan. Harland juga mewakili Indonesia ke Hongkong dan Taiwan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, Newbee Corp bersama PT Telkom Indonesia kini menjadi salah satu tenant tetap di Bandung Digital Valley.



Kreativitas Harland bersama timnya dalam Newbee Corp seakan tak terhentikan. Ide-ide baru terus berdatangan. Harland bahkan bertekad untuk membantu permasalahan yang ada dalam kegiatan sehari-hari dengan bantuan aplikasi IT yang mereka ciptakan. Salah satu contohnya aplikasi e-resto yang bisa digunakan untuk memilih menu dan reservasi tempat. Jadi, ketika pelanggan datang, ia sudah bisa segera menyantap makanan tanpa menunggu terlalu lama. Ada lagi aplikasi mobile Quran. Walau memang sudah banyak yang membuatnya, tapi ia membuat inovasi lain dengan menambahkan navigasi digital dan fitur speech. Di sini Harland bekerja sama dengan Syamil Quran, sebuah percetakan besar di Bandung.

Harland juga kerap menjadi konsultan untuk membuat aplikasi. Awalnya ia memang hanya mau membuat program saja. Tapi karena jasa konsultasi juga dibutuhkan, akhirnya ia jadi ikut mengerjakan berbagai proyek juga. Salah satunya mengerjakan sistem monitor Bank Mandiri Jawa Barat. Selain itu, ada juga aplikasi sistem monitoring pencatatan keuangan SPBU. Inovasi Harland bersama tim Newbee juga sudah diakui secara internasional. Sayangnya, karya-karya mereka yang diakui ini masih banyak yang belum juga diimplementasikan oleh pemerintah. Namun ada juga yang sudah berjalan, misalnya aplikasi sistem yang mereka bangun untuk Dinas Industri dan Perdagangan. Instansi tersebut sangat bersyukur sekarang sudah tidak perlu lagi memakai jasa vendor asing.

Newbee juga mendapat kesempatan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Di bulan Juli 2014 lalu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diminta menggarap pariwisata Indonesia. Semua yang berkaitan dengan pariwisata Newbee yang menghandle mulai dari web, Indonesia.travel, forum dan promonya. Proyek ini berjalan selama satu tahun. Selain itu tim Newbee bahkan juga sudah menggarap travel agent beserta aplikasi dan sistemnya.

Harland menyebutkan, potensi bisnis di bidang IT masih sangat besar. Menurutnya, generasi muda harus memanfaatkan peluang ini. Ia memberi contoh pada aplikasi e-resto tadi. Manajemen sistemnya bisa ditawarkan. Kini, salah satu restoran di Jakarta yang menggunakan sistem tersebut adalah restoran Bebek Kaleyo. Tentu saja kesuksesan yang kini diperoleh Newbee Corp tidak didapatkan dalam sekejap mata. Melainkan melalui ketekunan dan kerja keras. Bisnis IT di Indonesia yang semakin berkembang memang membuat lebih kompetitif. Namun tim Harland di Newbee juga selalu sanggup bekerja keras dan ingin bisa menjadi terdepan membuat aplikasi yang bermanfaat.

Untuk rencana jangka pendek, Harland masih ingin terus berinovasi dan terus menyemarakkan dunia technopreneur di tanah air. Ia juga masih ingin terus memotivasi dengan seminar dan mengajak teman-teman generasi muda untuk mengenal technopreneur agar mau berkecimpung di bidang ini. Selain itu ia juga ingin segera memiliki kantor tetap sendiri. Untuk rencana ke depan, Harland ingin semua aplikasi karya Newbee Corp yang membantu dan mendukung pemerintah dapat diimplementasikan dan menjadi solusi. Walaupun bisnis IT berkembang pesat, tapi kebanyakan para pemainnya masih golongan start up dan hanya sebatas mengajukan ide, belum sampai pada tahap pengimplementasian. Jadi menurut Harland, memang dibutuhkan tangan lain yang bisa membantunya.

Harland juga ingin mengembangkan bisnisnya agar semakin besar, karyawan bertambah dan mewujudkan impian membuat Newbee Creative Arena. Ini bentuknya seperti sekolah atau techno camp, dimana bisa menjadi tempat pendidikan untuk belajar mendesain dan membina aplikasi. Nantinya semua orang bisa bergabung tanpa mengenal umur. Harland menceritakan, niat ini terinspirasi dari kantor Google yang bisa diwujudkan sebagai wahana belajar. Saat ini Harland sudah mempunyai 9 karyawan, mulai dari programmner, desainer, dan manajemen. Kalau pun suatu saat ia mengalami kekurangan tenaga kerja, ia biasanya mengambil tenaga freelance. Menurut Harland, dunia IT ini pada dasarnya tidak membutuhkan modal. Hanya menawarkan jasa, tapi potensi bisnisnya memang besar. Harland selalu memakai slogan Disney yang diplesetkan, “If you can dream IT, you can do IT !”




0 komentar:

Posting Komentar