Meski awalnya tak suka, pria muda ini kini cinta mati pada bidang IT. Lewat Newbee, ide dan karyanya disukai dunia. Sukses di usia yang terbilang muda memang telah dibuktikan oleh Harlan Firman Agus. Pria kelahiran Batu Sangkar, Sumatera Barat, 25 Maret 1990 ini adalah Direktur Utama PT Kstaria Lebah Indonesia (Newbee Corporation), technopreneur, enterpreuner yang bergerak di bidang Information Technology (IT) dan tengah disorot banyak publik. Tak hanya sukses dalam bisnis, ia juga menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia. Hebatnya lagi, ia masih terus bekerja keras mengejar mimpinya untuk menyebarkan virus bisnis IT kepada generasi muda.
Harland besar
di kota Duri, Riau, yang merupakan daerah perminyakan. Karena orangtuanya bekerja
di perminyakan, Harland pun tertarik dan berminat untuk bekerja juga di bidang
tersebut. Maka, setelah lulus SMA, ia mengikuti ujian masuk ITB jurusan utama
Pertambangan. Namun sayangnya ia tidak lulus. Akhirnya, ia mencoba masuk
Fakultas Teknik Informaika, Institut Teknologi Telkom. Harland memang akhirnya
jadi tidak sengaja masuk ke bidang IT. Itupun, ia mengaku di semester awal ia
sangat malas-malasan dalam belajar karena memang tidak suka dan kurang tertarik
pada IT. Supaya betah kuliah, semua unit kegiatan mahasiswa dan organisasi,
baik yang ada di tingkat fakultas sampai universitas pun diikutinya. Bahkan ia
sampai pernah juga menjadi penari di unit kesenian Minang dan tampil di
berbagai acara.
Dengan
aktivitasnya yang lumayan banyak, maka kuliahnya pun jadi keteteran,
sampai-sampai ia harus dipanggil ke ruang psikolog. Tapi justru, setelah itu
Harland menjadi terpacu, bersemangat dan
menerima. Ia pun berusaha mengejar ketertinggalan dan mempunyai tujuan baru,
yakni bisa lulus kuliah dengan cepat. Dan pada akhirnya ia mampu menyelesaikan
kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun. Sebelum lulus kuliah, Harland melihat saat itu
fenomena IT sedang booming dengan
hadirnya Google, Facebook, dan sebagainya. Maka, ia terpikir untuk mengambil
peluang bisa mengembangkan produk serupa dengan kualitas lokal. Apalagi ia
tahu, sampai saat ini IT yang ada di Indonesia masih dikuasai investor asing.
Maka menurut Harland ini merupakan sebuah tantangan dalam berbisnis. Dan
akhirnya tepat di semester akhir, tahun 2011,
Harland mencoba mengikuti kompetisi inovasi dan membuat tim dengan nama
Newbee Corp untuk membuat karya di dunia digital. Walaupun tidak pernah juara
dan selalu kalah, tapi Harland pantang menyerah.
Harland
menjelaskan, nama Newbee punya dua makna. Yang pertama, Newbee dapat mewakili
anak baru, dan sampai kapan pun Newbee tetap rendah hati. Sedangkan makna kedua bisa juga diartikan
sebagai lebah baru. Diharapkan, Newbee berfilosofi seperti lebah yang memiliki team work yang kuat dan penuh manfaat, jadi
harus terus berinovasi. Sejak saat itu, Harland bersama tim Newbee Corporation
mencari berbagai solusi yang ada lewat IT. Berbagai mobile games hingga aplikasi terus dibuat. Akhirnya, berkat kerja
keras, Newbee pun mulai dilirik setelah sukses membuat salah satu aplikasi pelayanan
rumah sakit dengan nama SMCare.
Harland
menggagas aplikasi ini karena melihat permasalahan registrasi berobat yang
terjadi di rumah sakit. Dari sini ia bersama timnya mencoba mencari solusi,
yang mana biasanya kalau seseorang sedang sakit dan hendak berobat ke rumah
sakit, harus datang sejak pagi dan ikut dalam antrian yang panjang. Padahal,
dokter yang ditunggu, kadang datang kadang juga tidak. Jadi, aplikasi SMCare ini merupakan layanan via sms. Di situ
calon pasien bisa mem-booking jam
berobat dan langsung datang pada jam yang telah disepakati. Nantinya, sistem
yang akan membalas semuanya secara otomatis. Maka dengan cara ini pasien tidak
perlu mengantri di rumah sakit. Bahkan, pihak rumah sakit juga bisa
mengingatkan kapan jadwal check up
mendatang. Lewat aplikasi ini, Harland berhasil mendapatkan penghargaan
Anugerah TIK Jawa Barat. Ia pun jadi makin serius dan tidak ingin dianggap
sebagai start up yang timbul
tenggelam. Maka, ia kemudian membuat sistem. Bongkar pasang terjadi di Newbee
Corp karena ia membutuhkan tim yang komit dan solid untuk terus berkompetisi
dengan ide-ide yang baru.
Sukses dengan
SMCare, Harland bersama tim kembali membuat aplikasi telepon seluler bernama
Aortalife. Aplikasi ini berfungsi memantau detak jantung, elektrofisiologi
jantung, suhu dan pantauan pergerakan motorik seseorang. Dengan aplikasi
Aortalife ini, Harland bersama bendera Newbee Corp bahkan sempat diundang ke
Silicon Valley, Amerika Serikat, untuk mendemokannya. Sayangnya, karena
sambungan internet yang masih lelet, penggunaan aplikasi ini secara real time jadi terbatas, hingga sekarang
tidak lagi digunakan. Harland juga mewakili Indonesia ke Hongkong dan Taiwan
bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, Newbee Corp bersama
PT Telkom Indonesia kini menjadi salah satu tenant
tetap di Bandung Digital Valley.
Kreativitas
Harland bersama timnya dalam Newbee Corp seakan tak terhentikan. Ide-ide baru
terus berdatangan. Harland bahkan bertekad untuk membantu permasalahan yang ada
dalam kegiatan sehari-hari dengan bantuan aplikasi IT yang mereka ciptakan.
Salah satu contohnya aplikasi e-resto yang bisa digunakan untuk memilih menu
dan reservasi tempat. Jadi, ketika pelanggan datang, ia sudah bisa segera
menyantap makanan tanpa menunggu terlalu lama. Ada lagi aplikasi mobile Quran.
Walau memang sudah banyak yang membuatnya, tapi ia membuat inovasi lain dengan
menambahkan navigasi digital dan fitur speech.
Di sini Harland bekerja sama dengan Syamil Quran, sebuah percetakan besar di
Bandung.
Harland juga
kerap menjadi konsultan untuk membuat aplikasi. Awalnya ia memang hanya mau
membuat program saja. Tapi karena jasa konsultasi juga dibutuhkan, akhirnya ia
jadi ikut mengerjakan berbagai proyek juga. Salah satunya mengerjakan sistem
monitor Bank Mandiri Jawa Barat. Selain itu, ada juga aplikasi sistem
monitoring pencatatan keuangan SPBU. Inovasi Harland bersama tim Newbee juga
sudah diakui secara internasional. Sayangnya, karya-karya mereka yang diakui
ini masih banyak yang belum juga diimplementasikan oleh pemerintah. Namun ada
juga yang sudah berjalan, misalnya aplikasi sistem yang mereka bangun untuk
Dinas Industri dan Perdagangan. Instansi tersebut sangat bersyukur sekarang
sudah tidak perlu lagi memakai jasa vendor
asing.
Newbee juga
mendapat kesempatan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Di bulan Juli
2014 lalu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diminta menggarap
pariwisata Indonesia. Semua yang berkaitan dengan pariwisata Newbee yang menghandle mulai dari web, Indonesia.travel,
forum dan promonya. Proyek ini berjalan selama satu tahun. Selain itu tim
Newbee bahkan juga sudah menggarap travel
agent beserta aplikasi dan sistemnya.
Harland
menyebutkan, potensi bisnis di bidang IT masih sangat besar. Menurutnya,
generasi muda harus memanfaatkan peluang ini. Ia memberi contoh pada aplikasi
e-resto tadi. Manajemen sistemnya bisa ditawarkan. Kini, salah satu restoran di
Jakarta yang menggunakan sistem tersebut adalah restoran Bebek Kaleyo. Tentu
saja kesuksesan yang kini diperoleh Newbee Corp tidak didapatkan dalam sekejap
mata. Melainkan melalui ketekunan dan kerja keras. Bisnis IT di Indonesia yang
semakin berkembang memang membuat lebih kompetitif. Namun tim Harland di Newbee
juga selalu sanggup bekerja keras dan ingin bisa menjadi terdepan membuat
aplikasi yang bermanfaat.
Untuk rencana
jangka pendek, Harland masih ingin terus berinovasi dan terus menyemarakkan
dunia technopreneur di tanah air. Ia
juga masih ingin terus memotivasi dengan seminar dan mengajak teman-teman
generasi muda untuk mengenal technopreneur
agar mau berkecimpung di bidang ini. Selain itu ia juga ingin segera memiliki
kantor tetap sendiri. Untuk rencana ke depan, Harland ingin semua aplikasi
karya Newbee Corp yang membantu dan mendukung pemerintah dapat diimplementasikan
dan menjadi solusi. Walaupun bisnis IT berkembang pesat, tapi kebanyakan para
pemainnya masih golongan start up dan
hanya sebatas mengajukan ide, belum sampai pada tahap pengimplementasian. Jadi
menurut Harland, memang dibutuhkan tangan lain yang bisa membantunya.
Harland juga
ingin mengembangkan bisnisnya agar semakin besar, karyawan bertambah dan
mewujudkan impian membuat Newbee Creative Arena. Ini bentuknya seperti sekolah
atau techno camp, dimana bisa menjadi
tempat pendidikan untuk belajar mendesain dan membina aplikasi. Nantinya semua
orang bisa bergabung tanpa mengenal umur. Harland menceritakan, niat ini
terinspirasi dari kantor Google yang bisa diwujudkan sebagai wahana belajar.
Saat ini Harland sudah mempunyai 9 karyawan, mulai dari programmner, desainer, dan manajemen. Kalau pun suatu saat ia
mengalami kekurangan tenaga kerja, ia biasanya mengambil tenaga freelance. Menurut Harland, dunia IT ini
pada dasarnya tidak membutuhkan modal. Hanya menawarkan jasa, tapi potensi
bisnisnya memang besar. Harland selalu memakai slogan Disney yang diplesetkan,
“If you can dream IT, you can do IT !”
0 komentar:
Posting Komentar