Kaum perempuan
di Surabaya, khususnya yang hobi bepergian, kini boleh lega. Mereka bisa
bepergian lebih nyaman dengan memakai jasa Ojek Syar’i (Ojesy). Tak sekedar
jasa ojek, Ojesy menawarkan ojek yang seluruh pengemudinya perempuan. Dengan ojek
yang syar’i maka bisa dipastikan tidak akan ada pelecehan seksual karena
pengemudi dan penumpangnya sama-sama wanita. Menurut Evilita Adriani, salah
seorang pendiri Ojesy, usahanya ini dimulai sekitar bulan Februari 2015 lalu.
Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional sebuah PTS di Surabaya ini berkisah,
semuanya berawal tatkala di sela-sela waktu kuliahnya, ia bekerja sebagai
petugas kurir barang dan orang pada sebuah perusahaan. Di saat mengantar
penumpang itulah, ia sering mendapat masukan dari para penumpang perempuan yang
mengaku lebih nyaman diantar sesama perempuan.
Dari sanalah,
Evilita berpikir pasti masih banyak perempuan lain yang memiliki pemikiran
serupa. Hal tersebut lalu ia sampaikan kepada Reza Remir, teman kuliah yang
kebetulan sama-sama bekerja sebagai kurir di bidang pengiriman makanan.
Kemudian, mereka sepakat mendirikan Ojesy. Brosur pun dibuat dan disebar saat
ada event-event Islami serta melalui
media sosial. Ternyata, respons dari masyarakat cukup bagus. Dalam operasinya,
para pengemudi Ojesy menggunakan kendaraan roda dua milik pribadi. Manajemen
Ojesy hanya memberikan seragam berupa jaket serta helm berlabel Ojesy. Dari
respons yang masuk, para muslimah di Surabaya merasa sangat terbantu sebab bisa
leluasa bepergian diantar sesama perempuan.
Jumlah
pengemudi atau rider Ojesy saat ini
sekitar 20 orang, tersebar di Surabaya. Mereka akan bekerja sesuai order yang
masuk di Call Center 0857 4946 2442.
Saat ini, masih Evilita sendiri yang menjaga call center di rumahnya, yang ada di Jalan Sawahan Baru, Surabaya.
Menurut Evilita, pada dasarnya usaha yang ia dirikan bersama Reza itu merupakan
sebuah pekerjaan berbasis sosial dakwah. Penghasilan para rider saat mendapat sewa penumpang adalah 70 persen, sedangkan 30
persennya masuk ke manajemen. Tetapi, Evilita menjelaskan, 30 persen yang masuk
ke manajemen itu pun sebenarnya bukan untuk dipakainya sendiri, tetapi akan
dikembalikan kepada pengojek dalam bentuk lain, misalnya pelatihan manajemen
dan lain-lain yang diadakan secara berkala.
Tarif Ojesy
dipatok Rp 3000 per kilometer. Untuk menentukan jarak dihitung secara manual
yakni dilihat dari kilometer spedometer sepeda motor yang digunakan. Jadi,
caranya memang mudah, sebelum penumpang naik, rider akan menunjukkan angka kilometer di spedometer, lalu ketika
turun akan dilihat berapa kilometer perjalanan yang sudah ditempuh, dan
dikalikan Rp 3.000. Kini beberapa daerah telah berminat untuk membuka cabang
Ojesy, di antaranya Gresik, Sidoarjo, Jakarta, Bekasi, Bandung, dan daerah
lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar