Senin, 21 Maret 2016



Memutuskan untuk berhijab bukan perkara mudah bagi Temi Sumarlin. Terlebih, perempuan kelahiran Bandung, 6 Februari 1983 ini menekuni dunia entertaintment dan bekerja di perusahaan multinasional. Beberapa kendala ia temui, namun semua itu tak menyurutkan niatnya. Langkahnya tepat. Kini, ibu satu anak ini sukses sebagai entrepreneur dalam industri hijab tanah air. 

Temi menceritakan, perjalanannya bisa terjun ke industri hijab memang cukup panjang. Semua berawal ketika ia memutuskan berhijab di tahun 2009. Ketika itu, ia masih bekerja di salah satu perusahaan agensi multinasional. Namun di tahun sebelumnya ia memang sudah memiliki bisnis pakaian dengan merek Temiko. Hanya saja, saat itu semua produk Temiko masih belum berkonsep pakaian muslim. Setelah berhijab di tahun 2009 itulah, Temi kemudian mengubah konsep Temiko sebagai salah satu produsen pakaian muslim untuk wanita urban. Tetapi keputusannya itu tidak lantas mulus dan lancar begitu saja. Ia menemui banyak tantangan. Karena saat itu dunia hijab tidak seperti zaman sekarang. Di perusahaan, untuk memasukkan orang-orang berhijab di bagian paling depan itu masih susah sekali. Terlebih ia yang bekerja di perusahaan multinasional, memiliki klien internasional, dan bos yang seorang ekspatriat. Saat mengemukakan keinginannya untuk berhijab, Temi sempat mendapatkan pertentangan dari perusahaan. Alasannya, setiap orang di sana memang tidak diperbolehkan membawa simbol agama tertentu.


Tapi Temi tidak patah arang. Ia menjelaskan bahwa berhijab tidak akan mengganggu pekerjaannya dan membuat klien merasa tidak nyaman. Sebagai solusi, ia pun meminta waktu sebagai masa percobaan selama 3 bulan mengenakan hijab. Bila nanti ada klien yang keberatan dan pekerjaannya jadi tidak profesional, ia akan mengikuti peraturan perusahaan. Akhirnya, dengan niat yang tulus, Temi pun mulai berhijab dan ternyata semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada klien yang mempermasalahkan penampilannya. Tapi tak hanya di dunia kerja, di industri fashion pun busana muslim juga masih belum mendapatkan sambutan yang baik. Maka dalam penampilannya sehari-hari, Temi jelas tidak mungkin langsung mengenakan abaya atau gamis. Jadi ia memilih melakukan mix and match pakaian saja. Hasilnya di luar dugaan. Ternyata, berhijab pun masih bisa tetap modis asal bisa memadu padankan busana. Lucunya, teman-teman kantornya yang tadinya tidak berhijab pun jadi tertarik dan ikut bereksperimen dengan padu padan yang keren walaupun menggunakan hijab di kantor.

Dari sinilah Temi melihat ada peluang usaha. Karena saat itu tidak banyak produsen pakaian muslim yang menawarkan konsep yang kasual dan tetap chic. Akhirnya, ia menjadikan Temiko untuk menawarkan konsep seperti itu. Untuk memperkenalkan produk barunya itu, Temi mulai mengikuti pameran dan bazar, sambil terus mengembangkan desain yang ia buat sendiri. Melihat respons yang positif, ia pun akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya di tahun 2011 dan fokus mengembangkan bisnisnya. Awalnya, workshop Temiko ada di Pemalang, Jawa Tengah. Di sana kebetulan ada kampung penjahit. Jadi Temi cukup memodali warga di sana dengan mesin jahit karena mereka tidak mau pindah ke Jakarta. Ia juga memiliki supervisor yang bisa mengawasi dan membantu operasional produksi di sana. Sayangnya, karena terlalu jauh, biaya produksi pun jadi tinggi. Untuk mengirim sampel saja harus melalui travel, begitu pula dengan pengiriman barang.


Akhirnya, karena melihat permintaan yang terus bertambah, Temi pun memberanikan diri membuka workshop di Jakarta, tepatnya di kawasan Lebak Lubus tahun 2011. Dan karena permintaan yang terus meningkat pula, sekarang workshop-nya itu dipindah lagi ke daerah Depok yang tempatnya lebih luas. Temi menceritakan, perkembangan usahanya kini cukup signifikan. Ia masih ingat, di tahun 2009 itu satu model pakaian bisa dibuat dalam jumlah 30 item. Dulu juga ia masih mengerjakan hingga 16 model saja. Tapi untuk sekarang, satu model bisa diproduksi ratusan item. Jumlahnya antara 100 hingga 300 item, tapi bila ada model yang repeat order bisa lebih lagi. Setiap season ia bisa mengerjakan 15 hingga 20 model.

Di tahun 2010, Temi bergabung di salah satu concept store bernama Maze di Mal FX, Jakarta. Tapi akhirnya ia memutuskan keluar dan memilih membuat concept store sendiri dengan nama Muse 101. Temi beralasan, saat masih bergabung dengan Maze kebetulan produknya berbeda dengan yang lain. Dan yang menjaga produknya pun juga tidak berhijab. Jadi ia berpikir mengapa tidak membuat wadah sendiri untuk teman-teman desainer muslim yang juga menemui kendala sepertinya. Akhirnya, ia bertemu dengan pemilik brand INDIJ Indira Putri, dan mereka akhirnya sepakat mengajak desainer lain bergabung. Lalu tercetuslah Muse 101 sebagai concept store yang menawarkan brand pakaian muslim. Rezekinya pun makin mengalir. Responsnya juga bagus. Industri hijab pun makin berkembang. Makin banyak orang-orang kreatif yang bermunculan. Di tahun 2011 saat launching Muse 101 hanya ada 12 brand yang bergabung. Sekarang sudah lebih dari 30 brand termasuk yang memproduksi aksesori. Temi pun merasa senang karena semuanya bisa ikut maju. Dari 12 brand yang awalnya bergabung kini sudah ada yang punya toko sendiri. Bahkan ada yang sudah punya franchise.


Agar bisa bersaing, Muse 101 juga memiliki positioning yang kuat. Segmennya adalah B karena mereka bermain di pasar yang sedang gemuk. Dengan lokasi yang strategis, harga produk yang dijual tidak boleh lebih dari Rp 200.000 untuk jenis basic. Ada pula produk yang harga jualnya bisa sampai jutaan, tergantung detailnya. Misalnya seperti payet dan tingkat kesulitan membuatnya. Dalam mengelola Muse 101, Temi mengakui tentu ada suka dukanya. Sukanya, sebagai pioneer concept store brand muslim di salah satu mal di jantung ibukota, Muse 101 menjadi parameter. Setelah itu kemudian mulai bermunculan butik fashion muslim. Ia pun tidak merasa tersaingi tetapi malah semakin terpacu mengajak menyebarkan virus wirausaha. Dukanya, permasalahan di industri hijab ini menurutnya adalah kurangnya regenerasi. Orang yang terjun ke dalamnya hanya itu-itu saja. Sebenarnya hal ini cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu Muse 101 berusaha bisa menjadi wadah untuk menghadirkan dan mempercepat regenerasi.

Sementara untuk kendala lainnya masih bisa diantisipasi. Seperti mencari brand baru yang berkualitas yang memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua produk yang masuk harus diseleksi dan dikurasi. Bagaimana potensinya, apakah kredibel, seperti apa komitmen bisnisnya, dan banyak lagi yang perlu dicek. Sampai saat ini Temi masih terlibat langsung mengurusi hal itu walaupun sudah ada supervisor. Karena menurutnya, banyak yang hanya memanfaatkan momen, dengan mencoba membuat produk pakaian muslim, dan belum tentu akan berlanjut lagi ke depannya.  Uniknya, meski sudah terjun dalam industri fashion, tapi Temi tidak suka disebut sebagai fashion designer. Ia lebih suka disebut entrepreneur. Ia mengaku bisa menggambar karena otodidak bukan karena latar belakang sekolah. Semuanya mengalir seperti air saja. Ia beruntung memiliki tim yang solid untuk membantu Temiko, walau semua ide berasal darinya. Soal ide dan inspirasi bisa ia dapatkan dari manapun. Bisa lewat membaca buku, koran, majalah, atau ke mal. Baginya, ide itu memang harus dicari bukan ditunggu.



Setelah menikah, Temi akhirnya memiliki partner, tidak hanya di rumah tetapi juga untuk bisnis. Tahun 2012 lalu, berbekal izin dan modal dari suaminya, ia membuat Scarf Magazine. Ini menjadi media baginya untuk memperkenalkan busana muslim. Ia tahu, berbisnis media investasinya tidak kecil, tapi ia cukup percaya karena pemainnya masih sedikit. Industri hijab juga semakin besar, begitu pula dengan komunitasnya yang kian solid. Bahkan hijab telah menjadi lifestyle, tetapi belum banyak media yang memanjakan dan memberikan insight. Karena itulah, ia menjadikan Scarf Magazine sebagai solusinya. Memang, awalnya banyak klien yang mengernyitkan dahi namun perlahan mereka mulai datang dan minta dibuatkan event. Pada tahun 2013 media ini pun sudah didistribusikan secara nasional. Tahun 2015, Temi juga mempunyai concept store kedua yang bernama Cut&Cotton di Mal Kuningan City, Jakarta. Konsepnya berbeda dengan Muse 101 karena produknya modest wear. Target pembelinya juga berbeda, yaitu di kawasan perkantoran. Concept store ini mulai dibuka pada bulan Juli 2015, dan baru diisi oleh 10 brand. Tempatnya memang lebih kecil dari Muse 101, tetapi ia tetap berharap ke depannya mendapatkan respons positif. Ia juga ingin ada diferensiasi di concept store miliknya dengan menyediakan produk sepatu, tas, hingga perhiasan.

Bercerita soal bisnis, Temi paham bahwa bisnis itu memang memiliki resiko. Ketika tahun 2011 ia memutuskan untuk berbisnis, yang dipikirkannya saat itu memang ruginya dulu, bukan untungnya. Jadi ia harus tahu, bila sampai rugi back up plan-nya seperti apa, dan siap dengan rencana B. Ia pun sadar ke depannya persaingan juga semakin ketat. Kini pembeli saja bisa menjadi reseller dan ikut berjualan. Tapi Temi sama sekali tidak pernah merasa khawatir. Kalaupun penjualan turun, ia menyikapinya dengan tenang saja. Untungnya, ia memiliki suami yang selalu mengingatkannya agar tidak menggunakan kacamata dunia tapi kacamata iman. Karena dengan kacamata iman, kita bisa menjalaninya dengan santai, dan yakin bahwa Tuhan akan selalu memberikan rezeki. Kalau pun bisnisnya sampai bangkrut, mungkin itu memang sudah saatnya bangkrut. Jadi tidak perlu dibuat pusing, namun cukup dijalani dengan sungguh-sungguh. Maka saat ini Temi tidak pernah ngoyo dalam menjalankan bisnisnya, meski semuanya sudah terorganisir dan terencana.


Hal ini mulai ia rasakan setelah melahirkan anaknya, Mentari Anindita Kirana. Padahal sebelumnya Temi mengaku dia termasuk orang yang tidak bisa diam dan selalu punya energi lebih. Tapi setelah mempunyai anak, ia justru bisa menikmati istirahat, misalnya tidur siang bersama. Kadang ia bisa seharian penuh di kamar bersama anaknya atau mengajaknya pergi ke taman. Kini prioritas utama Temi memang pada anak. Ia tak ingin, meski sibuk mencari uang untuk anaknya, tapi tidak bisa membuat sang anak bahagia. Apalagi di luar itu, ia juga harus membagi fokus untuk mengobatinya anaknya. Saat berumur 9 hari, anaknya dinyatakan memiliki penyakit bawaan lahir yaitu Stenosis Recctum. Sebagai ibu, tentu hatinya sempat menangis mengetahui putrinya yang baru saja dilahirkan dan harus menunggu selama 4 tahun, mengalami hal tersebut. Apalagi saat melihat sang anak dibedah kemudian dipasangi selang dan oksigen. Temi memang sempat larut dalam kesedihan. Tapi kemudian ia diberi nasihat oleh guru mengajinya juga orangtua untuk kembali memakai kacamata iman. Anak adalah titipan. Tuhan yang memberikan penyakit maka Dia juga yang akan menyembuhkan. Jadi ia harus pasrah.

Temi sadar, Tuhan memberikannya cobaan seperti itu karena Dia tahu Temi kuat. Beberapa orang pun selalu bertanya, mengapa dirinya bisa kuat mendapatkan cobaan seperti itu. Tapi Temi bercerita, menghadapi ujian itu juga ada prosesnya. Bila ia sampai down, tentu kasihan si anak. Jadi ia memang berusaha membuat anaknya tenang dan senang. Semuanya harus dijalani karena itu sudah takdir. Tetapi juga ada hikmahnya. Mungkin, menurut Temi, ini jalan anaknya untuk hebat di kemudian hari.


Sementara untuk Temiko, Temi masih yakin bisnis pakaian itu tidak ada matinya. Karena tren dan kebutuhan perempuan juga akan terus ada. Untuk concept store baik Muse 101 dan Cut & Cotton ia berharap masih bisa maju dan menjadi wadah bagi brand lokal yang bisa besar ke depannya. Sedangkan untuk Scarf Magazine, ia juga ingin dapat memperluas pasar. Peluang tidak hanya di Indonesia saja karena peminatnya pun juga datang dari negara lain di Asia dan Eropa. Maka ia berharap kelak ada yang membeli franchise majalahnya ke Eropa. Bagi Temi, yang penting dalam bisnis itu jangan terdoktrin stereotipe bahwa perempuan itu lemah dan teraniaya. Perempuan itu juga bisa produktif dan harus pintar. Maka bisa memilih aktivitas yang menghasilkan tetapi juga dikerjakan dengan hati serta bersungguh-sungguh. Antara berdoa dan berusaha harus seimbang. Selebihnya dipasrahkan saja kepada Tuhan. Karena kalau sudah rezekinya, tidak akan kemana-mana.



1 komentar:

  1. saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau



    KLIK DISINI 4d 5d 6d

























    saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau



    KLIK DISINI 4d 5d 6d











    BalasHapus