Memutuskan
untuk berhijab bukan perkara mudah bagi Temi Sumarlin. Terlebih, perempuan
kelahiran Bandung, 6 Februari 1983 ini menekuni dunia entertaintment dan bekerja di perusahaan multinasional. Beberapa
kendala ia temui, namun semua itu tak menyurutkan niatnya. Langkahnya tepat.
Kini, ibu satu anak ini sukses sebagai entrepreneur
dalam industri hijab tanah air.
Temi
menceritakan, perjalanannya bisa terjun ke industri hijab memang cukup panjang.
Semua berawal ketika ia memutuskan berhijab di tahun 2009. Ketika itu, ia masih
bekerja di salah satu perusahaan agensi multinasional. Namun di tahun
sebelumnya ia memang sudah memiliki bisnis pakaian dengan merek Temiko. Hanya
saja, saat itu semua produk Temiko masih belum berkonsep pakaian muslim.
Setelah berhijab di tahun 2009 itulah, Temi kemudian mengubah konsep Temiko
sebagai salah satu produsen pakaian muslim untuk wanita urban. Tetapi
keputusannya itu tidak lantas mulus dan lancar begitu saja. Ia menemui banyak
tantangan. Karena saat itu dunia hijab tidak seperti zaman sekarang. Di
perusahaan, untuk memasukkan orang-orang berhijab di bagian paling depan itu
masih susah sekali. Terlebih ia yang bekerja di perusahaan multinasional,
memiliki klien internasional, dan bos yang seorang ekspatriat. Saat
mengemukakan keinginannya untuk berhijab, Temi sempat mendapatkan pertentangan
dari perusahaan. Alasannya, setiap orang di sana memang tidak diperbolehkan
membawa simbol agama tertentu.
Tapi Temi
tidak patah arang. Ia menjelaskan bahwa berhijab tidak akan mengganggu
pekerjaannya dan membuat klien merasa tidak nyaman. Sebagai solusi, ia pun
meminta waktu sebagai masa percobaan selama 3 bulan mengenakan hijab. Bila
nanti ada klien yang keberatan dan pekerjaannya jadi tidak profesional, ia akan
mengikuti peraturan perusahaan. Akhirnya, dengan niat yang tulus, Temi pun
mulai berhijab dan ternyata semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Tidak ada klien yang mempermasalahkan penampilannya. Tapi tak hanya di dunia
kerja, di industri fashion pun busana
muslim juga masih belum mendapatkan sambutan yang baik. Maka dalam
penampilannya sehari-hari, Temi jelas tidak mungkin langsung mengenakan abaya
atau gamis. Jadi ia memilih melakukan mix
and match pakaian saja. Hasilnya di luar dugaan. Ternyata, berhijab pun
masih bisa tetap modis asal bisa memadu padankan busana. Lucunya, teman-teman
kantornya yang tadinya tidak berhijab pun jadi tertarik dan ikut bereksperimen
dengan padu padan yang keren walaupun menggunakan hijab di kantor.
Dari sinilah
Temi melihat ada peluang usaha. Karena saat itu tidak banyak produsen pakaian
muslim yang menawarkan konsep yang kasual dan tetap chic. Akhirnya, ia menjadikan Temiko untuk menawarkan konsep
seperti itu. Untuk memperkenalkan produk barunya itu, Temi mulai mengikuti
pameran dan bazar, sambil terus mengembangkan desain yang ia buat sendiri.
Melihat respons yang positif, ia pun akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya di tahun 2011 dan fokus mengembangkan
bisnisnya. Awalnya, workshop Temiko
ada di Pemalang, Jawa Tengah. Di sana kebetulan ada kampung penjahit. Jadi Temi
cukup memodali warga di sana dengan mesin jahit karena mereka tidak mau pindah
ke Jakarta. Ia juga memiliki supervisor yang bisa mengawasi dan membantu
operasional produksi di sana. Sayangnya, karena terlalu jauh, biaya produksi
pun jadi tinggi. Untuk mengirim sampel saja harus melalui travel, begitu pula
dengan pengiriman barang.
Akhirnya,
karena melihat permintaan yang terus bertambah, Temi pun memberanikan diri
membuka workshop di Jakarta, tepatnya
di kawasan Lebak Lubus tahun 2011. Dan karena permintaan yang terus meningkat
pula, sekarang workshop-nya itu
dipindah lagi ke daerah Depok yang tempatnya lebih luas. Temi menceritakan,
perkembangan usahanya kini cukup signifikan. Ia masih ingat, di tahun 2009 itu
satu model pakaian bisa dibuat dalam jumlah 30 item. Dulu juga ia masih
mengerjakan hingga 16 model saja. Tapi untuk sekarang, satu model bisa
diproduksi ratusan item. Jumlahnya antara 100 hingga 300 item, tapi bila ada model
yang repeat order bisa lebih lagi.
Setiap season ia bisa mengerjakan 15
hingga 20 model.
Di tahun 2010,
Temi bergabung di salah satu concept
store bernama Maze di Mal FX, Jakarta. Tapi akhirnya ia memutuskan keluar
dan memilih membuat concept store
sendiri dengan nama Muse 101. Temi beralasan, saat masih bergabung dengan Maze
kebetulan produknya berbeda dengan yang lain. Dan yang menjaga produknya pun
juga tidak berhijab. Jadi ia berpikir mengapa tidak membuat wadah sendiri untuk
teman-teman desainer muslim yang juga menemui kendala sepertinya. Akhirnya, ia
bertemu dengan pemilik brand INDIJ
Indira Putri, dan mereka akhirnya sepakat mengajak desainer lain bergabung.
Lalu tercetuslah Muse 101 sebagai concept
store yang menawarkan brand
pakaian muslim. Rezekinya pun makin mengalir. Responsnya juga bagus. Industri
hijab pun makin berkembang. Makin banyak orang-orang kreatif yang bermunculan.
Di tahun 2011 saat launching Muse 101
hanya ada 12 brand yang bergabung.
Sekarang sudah lebih dari 30 brand
termasuk yang memproduksi aksesori. Temi pun merasa senang karena semuanya bisa
ikut maju. Dari 12 brand yang awalnya
bergabung kini sudah ada yang punya toko sendiri. Bahkan ada yang sudah punya franchise.
Agar bisa
bersaing, Muse 101 juga memiliki positioning
yang kuat. Segmennya adalah B karena mereka bermain di pasar yang sedang
gemuk. Dengan lokasi yang strategis, harga produk yang dijual tidak boleh lebih
dari Rp 200.000 untuk jenis basic.
Ada pula produk yang harga jualnya bisa sampai jutaan, tergantung detailnya.
Misalnya seperti payet dan tingkat kesulitan membuatnya. Dalam mengelola Muse
101, Temi mengakui tentu ada suka dukanya. Sukanya, sebagai pioneer concept store brand muslim di
salah satu mal di jantung ibukota, Muse 101 menjadi parameter. Setelah itu kemudian
mulai bermunculan butik fashion
muslim. Ia pun tidak merasa tersaingi tetapi malah semakin terpacu mengajak
menyebarkan virus wirausaha. Dukanya, permasalahan di industri hijab ini
menurutnya adalah kurangnya regenerasi. Orang yang terjun ke dalamnya hanya
itu-itu saja. Sebenarnya hal ini cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu Muse
101 berusaha bisa menjadi wadah untuk menghadirkan dan mempercepat regenerasi.
Sementara
untuk kendala lainnya masih bisa diantisipasi. Seperti mencari brand baru yang berkualitas yang memang
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua produk yang masuk harus
diseleksi dan dikurasi. Bagaimana potensinya, apakah kredibel, seperti apa
komitmen bisnisnya, dan banyak lagi yang perlu dicek. Sampai saat ini Temi
masih terlibat langsung mengurusi hal itu walaupun sudah ada supervisor. Karena
menurutnya, banyak yang hanya memanfaatkan momen, dengan mencoba membuat produk
pakaian muslim, dan belum tentu akan berlanjut lagi ke depannya. Uniknya, meski sudah terjun dalam industri fashion, tapi Temi tidak suka disebut
sebagai fashion designer. Ia lebih
suka disebut entrepreneur. Ia mengaku
bisa menggambar karena otodidak bukan karena latar belakang sekolah. Semuanya
mengalir seperti air saja. Ia beruntung memiliki tim yang solid untuk membantu
Temiko, walau semua ide berasal darinya. Soal ide dan inspirasi bisa ia
dapatkan dari manapun. Bisa lewat membaca buku, koran, majalah, atau ke mal.
Baginya, ide itu memang harus dicari bukan ditunggu.
Setelah
menikah, Temi akhirnya memiliki partner,
tidak hanya di rumah tetapi juga untuk bisnis. Tahun 2012 lalu, berbekal izin
dan modal dari suaminya, ia membuat Scarf Magazine. Ini menjadi media baginya
untuk memperkenalkan busana muslim. Ia tahu, berbisnis media investasinya tidak
kecil, tapi ia cukup percaya karena pemainnya masih sedikit. Industri hijab
juga semakin besar, begitu pula dengan komunitasnya yang kian solid. Bahkan
hijab telah menjadi lifestyle, tetapi
belum banyak media yang memanjakan dan memberikan insight. Karena itulah, ia menjadikan Scarf Magazine sebagai
solusinya. Memang, awalnya banyak klien yang mengernyitkan dahi namun perlahan
mereka mulai datang dan minta dibuatkan event.
Pada tahun 2013 media ini pun sudah didistribusikan secara nasional. Tahun
2015, Temi juga mempunyai concept store
kedua yang bernama Cut&Cotton di Mal Kuningan City, Jakarta. Konsepnya
berbeda dengan Muse 101 karena produknya modest
wear. Target pembelinya juga berbeda, yaitu di kawasan perkantoran. Concept store ini mulai dibuka pada
bulan Juli 2015, dan baru diisi oleh 10 brand.
Tempatnya memang lebih kecil dari Muse 101, tetapi ia tetap berharap ke
depannya mendapatkan respons positif. Ia juga ingin ada diferensiasi di concept store miliknya dengan
menyediakan produk sepatu, tas, hingga perhiasan.
Bercerita soal
bisnis, Temi paham bahwa bisnis itu memang memiliki resiko. Ketika tahun 2011
ia memutuskan untuk berbisnis, yang dipikirkannya saat itu memang ruginya dulu,
bukan untungnya. Jadi ia harus tahu, bila sampai rugi back up plan-nya seperti apa, dan siap dengan rencana B. Ia pun
sadar ke depannya persaingan juga semakin ketat. Kini pembeli saja bisa menjadi
reseller dan ikut berjualan. Tapi
Temi sama sekali tidak pernah merasa khawatir. Kalaupun penjualan turun, ia
menyikapinya dengan tenang saja. Untungnya, ia memiliki suami yang selalu
mengingatkannya agar tidak menggunakan kacamata dunia tapi kacamata iman.
Karena dengan kacamata iman, kita bisa menjalaninya dengan santai, dan yakin
bahwa Tuhan akan selalu memberikan rezeki. Kalau pun bisnisnya sampai bangkrut,
mungkin itu memang sudah saatnya bangkrut. Jadi tidak perlu dibuat pusing,
namun cukup dijalani dengan sungguh-sungguh. Maka saat ini Temi tidak pernah ngoyo dalam menjalankan bisnisnya, meski
semuanya sudah terorganisir dan terencana.
Hal ini mulai
ia rasakan setelah melahirkan anaknya, Mentari Anindita Kirana. Padahal
sebelumnya Temi mengaku dia termasuk orang yang tidak bisa diam dan selalu
punya energi lebih. Tapi setelah mempunyai anak, ia justru bisa menikmati
istirahat, misalnya tidur siang bersama. Kadang ia bisa seharian penuh di kamar
bersama anaknya atau mengajaknya pergi ke taman. Kini prioritas utama Temi
memang pada anak. Ia tak ingin, meski sibuk mencari uang untuk anaknya, tapi
tidak bisa membuat sang anak bahagia. Apalagi di luar itu, ia juga harus
membagi fokus untuk mengobatinya anaknya. Saat berumur 9 hari, anaknya
dinyatakan memiliki penyakit bawaan lahir yaitu Stenosis Recctum. Sebagai ibu, tentu hatinya sempat menangis
mengetahui putrinya yang baru saja dilahirkan dan harus menunggu selama 4
tahun, mengalami hal tersebut. Apalagi saat melihat sang anak dibedah kemudian
dipasangi selang dan oksigen. Temi memang sempat larut dalam kesedihan. Tapi
kemudian ia diberi nasihat oleh guru mengajinya juga orangtua untuk kembali
memakai kacamata iman. Anak adalah titipan. Tuhan yang memberikan penyakit maka
Dia juga yang akan menyembuhkan. Jadi ia harus pasrah.
Temi sadar,
Tuhan memberikannya cobaan seperti itu karena Dia tahu Temi kuat. Beberapa
orang pun selalu bertanya, mengapa dirinya bisa kuat mendapatkan cobaan seperti
itu. Tapi Temi bercerita, menghadapi ujian itu juga ada prosesnya. Bila ia
sampai down, tentu kasihan si anak.
Jadi ia memang berusaha membuat anaknya tenang dan senang. Semuanya harus
dijalani karena itu sudah takdir. Tetapi juga ada hikmahnya. Mungkin, menurut
Temi, ini jalan anaknya untuk hebat di kemudian hari.
Sementara
untuk Temiko, Temi masih yakin bisnis pakaian itu tidak ada matinya. Karena
tren dan kebutuhan perempuan juga akan terus ada. Untuk concept store baik Muse 101 dan Cut & Cotton ia berharap masih
bisa maju dan menjadi wadah bagi brand lokal
yang bisa besar ke depannya. Sedangkan untuk Scarf Magazine, ia juga ingin
dapat memperluas pasar. Peluang tidak hanya di Indonesia saja karena peminatnya
pun juga datang dari negara lain di Asia dan Eropa. Maka ia berharap kelak ada
yang membeli franchise majalahnya ke
Eropa. Bagi Temi, yang penting dalam bisnis itu jangan terdoktrin stereotipe
bahwa perempuan itu lemah dan teraniaya. Perempuan itu juga bisa produktif dan
harus pintar. Maka bisa memilih aktivitas yang menghasilkan tetapi juga
dikerjakan dengan hati serta bersungguh-sungguh. Antara berdoa dan berusaha
harus seimbang. Selebihnya dipasrahkan saja kepada Tuhan. Karena kalau sudah
rezekinya, tidak akan kemana-mana.
saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau
BalasHapusKLIK DISINI 4d 5d 6d
saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau
KLIK DISINI 4d 5d 6d