Kamis, 26 Januari 2017


Limbah batik boleh jadi hanya dianggap barang yang sudah tidak berguna bagi sebagian orang. Namun, di tangan para anak muda kreatif, limbah bisa menjadi barang bernilai. Inilah yang dilakukan para pemuda dari Karang Taruna Lubuk Sipatahunan, Kelurahan Sempur, Bogor Tengah, Kota Bogor. Mereka berkreasi dengan memadukan limbah kain batik dan lembaran kertas untuk dijadikan sebuah karya kerajinan yang unik. Kerajinan limbah batik yang telah dikenal sebagai karya lokal dari buah kreativitas dan ketekunan karang taruna ini, bahkan telah melanglang buana menembus mancanegara.

Tak mudah awalnya bagi sejumlah penggagas melahirkan kerajinan limbah batik dan kertas tersebut pada dekade 1980-an. Untuk bisa bertahan sampai saat ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Persoalan modal hingga pemasaran digarap secara independen, tanpa bantuan pihak mana pun, termasuk pemerintah. Ali, ketua Karang Taruna Lubuk Sipatahunan menceritakan, dengan berbagai kendala yang ada, hasil pemasaran produk tersebut sempat jalan di tempat. Meskipun selama ini produk mereka selalu dapat terjual dengan nominal yang ternyata lumayan untuk hasil yang mereka nilai 'sederhana'. Selama ini, biasanya hasil karya mereka dijual kepada para turis mancanegara pengunjung Kebun Raya Bogor atau tamu-tamu hotel dari luar daerah. Yang menjualnya pun anggota mereka juga. Untuk harga juga pastinya dibedakan antara harga turis dan pembeli lokal.


Limbah kain batik ini dikreasi menjadi beragam motif khas Indonesia, seperti sejumlah tokoh pewayangan, petani, hingga figur pedagang pikulan keliling. Proses pembuatan kerajinan limbah batik dan kertas ini memerlukan konsentrasi tinggi, jiwa seni, dan ketekunan luar biasa. Bagimana tidak, bentuk-bentuk dan motif kerajinan batik tersebut umumnya dibuat dalam ukuran mini, tidak lebih dari 10 sentimeter. Sebelum dipola dan ditempelkan dengan limbah kain batik, pengrajin lebih dahulu membuat sketsanya di secarik kertas. Lalu, baru ditempelkan kain batiknya untuk kemudian digunting mengikuti pola yang ada.

Biasanya, kerajinan limbah batik yang serupa dengan kartu pos ini dijual 20 lembar per pak yang terbagi dalam lima kemasan plastik biasa. Harga per pak dijual Rp 50 ribu untuk wisatawan Nusantara dan hingga jutaan rupiah untuk turis mancanegara. Namun, untuk pemasaran atau penjualannya, selain dijajakan langsung kepada para calon pembeli, karya yang diciptakan tak jarang merupakan pesanan khusus. Pernah beberapa kali ada yang memesan gambar limbah batik mereka dengan ukuran yang besar dan menggunakan bingkai. Ini tentu harganya sangat berbeda dengan kerajinan limbah batik yang berukuran kartu pos.  Untuk yang seperti itu kisaran harganya mulai dari Rp 400 ribuan sampai jutaan. Bagi yang tertarik dengan karya para pemuda ini bisa pula mengunjungi sekretariat yang terletak di Kelurahan Sempur atau berkunjung langsung ke saung yang sekaligus workshop karang taruna kreatif ini di RT 03/RW 06, Kelurahan Sempur, tepat diseberang Lapangan Sempur.



  

0 komentar:

Posting Komentar