Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil laut, terutama ikan. Binatang ini memiliki banyak sekali kegunaan. Selain dagingnya yang enak dimakan, kulit dan tulang ikan juga sering dikonsumsi sebagai bahan camilan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi membuat lebih banyak manfaat dari sumber daya alam negeri ini dapat diungkap. Belakangan, limbah sisik ikan dikenal sebagai bahan dasar berbagai produk kerajinan.
Di tangan Ningsih, bahan ini bahkan dapat disulap menjadi produk mode (fashion) yang cukup diminati. Meningkatnya permintaan sepatu saat musim liburan, ditambah kecintaan akan industri mode membuat Ningsih terinspirasi membuat citra (brand) sepatu lokal. Pada 2003, lahirlah Pineappleshoes yang fokus memproduksi sepatu, tas, dan aksesori berbahan dasar sisik ikan. Menurut Ningsih, Pineappleshoes adalah bisnis yang telah dipersempit.
Awalnya, ia membuka butik di wilayah Tangerang. Kini, gerai Pineappleshoes dapat dikunjungi di daerah Lengkong, Banten. Sisik ikan yang digunakan berasal dari ikan kakap, nila, dan tuna yang telah di-fillet. Bahan ini didapat dari kerja sama dengan para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Dari hasil riset yang dilakukan, kulit ikan dianggap lebih lembut dan memiliki struktur yang unik dibandingkan kulit ular, buaya, biawak, ataupun sapi.
Bagi Ningsih, awalnya sangat sulit memasarkan sepatu berbahan dasar kulit ikan. Produk ini masih asing di pasaran. Namun, ia tetap percaya barang tersebut kelak akan diminati. Ningsih menjual sepatu-sepatunya seharga Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu. Berbagai pameran internasional pun diikuti Ningsih. Keunikan bahan baku yang digunakan berhasil menyihir pencinta mode di Singapura, Malaysia, Prancis, bahkan Meksiko. Memasuki era digital, Ningsih melihat internet sebagai tempat yang pas untuk mengenalkan produk-produk baru. Melalui lama Pineappleshoes.net, karya sepatu dari kulit ikan ini mampu menjangkau siapa saja tanpa terkendala batasan geografi.
0 komentar:
Posting Komentar