Selasa, 10 Januari 2017


Inspirasi bisa datang dari mana saja. Mungkin kalimat itu yang bisa menggambarkan kisah Paskalista Kristiana Sari menjadi seorang wirausaha. Bahkan, dari hanya menonton sebuah acara televisi pun, inspirasi untuk membangun usaha bisa datang. Perempuan yang akrab disapa Kristi ini bercerita, sejak kuliah, ia memang sudah hobi mencoba menjajakan produk-produk buatannya sendiri, seperti cokelat dan cookies kepada teman-teman dan warga di kampusnya. Hingga kemudian, berawal dari kegemarannya menonton "Superman Returns", variety show asal Korea Selatan, yang mengisahkan kehidupan para ayah mengasuh putra-putrinya, memberikannya sebuah ide untuk membuat produk minuman kemasan.

Dalam variety show yang tak hanya digandrungi di Korea Selatan, tapi juga di dunia itu, salah satu tokoh utamanya gemar mengonsumsi sebuah minuman kemasan warna-warni. Dari sanalah, Kristi mendapatkan ide untuk membuat minuman kemasan serupa, tapi tetap dengan cita rasa Indonesia. Tak menunggu lama, Kristi pun segera melakukan uji coba formulasi sampai menemukan rasa yang terbaik. Sampai akhrinya, pada 27 November 2015 lalu, ia sudah bisa memperkenalkan produk minuman kemasan ciptaannya dengan label Slurups. Setelah diperkenalkan, minuman ini seketika menjadi produk minuman kemasan baru yang cukup digemari di wilayah Banyumas, tempat tinggal keluarganya.

Modal yang ia gunakan untuk membangun bisnis Slurups berasal dari uang patungan pribadi, kakak, dan kakak ipar lelakinya, juga suntikan dana dari sang ayah yang mencapai total Rp 15 juta. Belum setahun berdiri, Slurups telah memiliki tiga cabang pribadi dan delapan cabang kemitraan yang seluruhnya berada di luar kota Purwokerto. Cabang kemitraan tersebut, saat ini tersebar di Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Gombong, Majenang, Cirebon, Jakarta, dan Bogor. Menurut Kristi, diberi nama Slurups sebagai merek dagang, karena divokalkan seperti orang yang sedang meminum es, terdengar unik, dan mudah diingat.


Hingga saat ini, Slurups telah memiliki 25 varian rasa dan terus bertambah sesuai dengan permintaan konsumen. Varian rasa tersebut merupakan hasil inovasi dari Kristi yang sebelumnya telah melakukan trial and error untuk menemukan formulasi produk yang diharapkan. Di dalam Slurups terdapat bust garnish yang menyerupai buah. Minuman tersebut Kristi kemas dalam kemasan standing pouch untuk memudahkan konsumen membawanya ke mana pun. Kemasan berwarna silver itu juga dinilai unik dengan dilengkapi ziplock dan sisi bening yang memperlihatkan warna Slurups. Bungsu dari tiga bersaudara ini memutuskan melengkapi kemasan dengan ziplock untuk menjaga minuman agar tidak mudah tumpah, dan membuat konsumen bisa dengan mudah menyimpan minuman jika tidak segera dihabiskan.

Guna memastikan kualitas produknya, Kristi memilih menggunakan gula asli untuk Slurups, dan tanpa tambahan pemanis buatan apa pun. Ia pun menjalin relasi dengan perusahaan perisa dalam mengembangkan rasa minuman sesuai dengan standar yang ia gunakan. Harga yang ditawarkan untuk mendapat satu pouch Slurups dinilai cukup terjangkau untuk kantong mahasiswa, yakni sekitar Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu, tergantung dari isi dalam minuman tersebut. Slurups dijual melalui gerai yang didominasi kayu. Minuman jenis sirup asal Korea itu pun kini berhasil mendapatkan omzet harian Rp 1 juta per outletnya, dengan total penjualan 100 pouch per hari.

Bagi Kristi, menjadi wiraswasta baru sangatlah bermanfaat, karena selain menambah variasi di pasar, juga membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk. Salah satu gerai Slurups di Purwokerto berada dekat dengan kawasan kampus Unsoed, yang juga mempekerjakan mahasiswa sekitar secara paruh waktu. Untuk mempromosikan produknya, media sosial menjadi akses yang tidak luput dari bidikan Kristi. Pada pembukaan awal gerai produknya ini, ia memberikan promo bagi konsumen yang mengunggah foto dan mention dalam akun Instagram Slurups. Bonus produk akan menjadi hadiah bagi konsumen tersebut. Cara itu diakuinya ampuh untuk mengenalkan keberadaan Slurups di dunia maya. Selain itu, untuk lebih mengenalkan produk Slurups di masyarakat, Kristi juga rajin ikut serta dalam berbagai pameran yang diselenggarakan, meski sejauh ini masih di sekitar Kabupaten Banyumas.


Seperti pengusaha lainnya, Kristi pun tidak ingin usahanya hanya sampai di tahap ini saja. Ia ingin bisa memiliki lebih banyak cabang kemitraan, baik di pulau Jawa maupun di luar Jawa. Saat ini, Kristi tengah fokus mempersiapkan dan mematangkan produk minuman sirupnya agar dapat didaftarkan sebagai produk home industry. Nantinya, ia ingin bisa membangun sebuah pabrik pengolahan sirup dengan nama Slurups.

0 komentar:

Posting Komentar